Silvergate Capital, bank yang terkenal ramah terhadap kripto, tengah menghadapi krisis kepercayaan dari nasabahnya, lantaran dituduh terlibat dalam kebangkrutan FTX. Namun, menariknya, dalam kondisi tersebut, beberapa perusahaan keuangan global justru terus mengoleksi saham Silvergate.
Menurut laporan terbaru, Susquehanna Advisor Group diketahui membeli 7,5% saham Silvergate atau sekitar 2.36 juta lembar saham dengan harga nominal US$0,01 per saham. Masuknya Susquehanna Group menambah panjang deret perusahaan keuangan global yang sudah membeli saham Silvergate. Sepertinya, mereka ingin memanfaatkan momentum pasar saat saham Silvergate sedang ambruk.
Sepanjang 2022 kemarin, saham Silvergate ambruk 88,46%. Dari US$150,88 per saham di awal tahun 2022 ditutup menjadi US$17,40 per saham pada akhir Desember tahun lalu. Uniknya, transaksi yang dilakukan oleh Susquehanna rupanya dilakukan pada akhir tahun lalu.
Sebelumnya, Citadel Securities, market maker yang dimiliki oleh Ken Griffin, juga melaporkan bahwa mereka memiliki 5,5% saham di Silvergate Capital per 31 Desember kemarin. Jumlah tersebut setara dengan 1,72 juta lembar saham Silvergate Capital.
Tidak mau kalah, raksasa investasi global BlackRock pun ikut menambah koleksi saham Silvergate. Pada akhir Januari kemarin, perusahaan investasi yang terus memperluas eksposurnya ke kripto itu menambah jumlah kepemilikan sahamnya di Silvergate menjadi 7,2%. Angka tersebut meningkat dari laporan sebelumnya yang menyebutkan bahwa BlackRock mengempit saham Silvergate sebanyak 5,9%.
Aksi korporasi yang dilakukan oleh para whale di industri keuangan itu membawa optimisme tersendiri bagi kelangsungan dan prospek bisnis Silvergate.
Saham Silvergate Capital Meroket 29,24% di 2023
Di tengah krisis kepercayaan, saham Silvergate Capital ternyata berhasil menanjak di awal tahun ini. Pergerakan harga saham perusahaan berangsur naik dari US$17.27 per saham di awal Januari menjadi US$22,32 per saham pada perdagangan kemarin (15/2). Dengan kata lain, dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan, kinerja saham perusahaan sudah terapresiasi sebanyak 29,24%.
Meskipun kenaikannya masih jauh untuk bisa mengompensasi penurunan saham yang terjadi di 2022 kemarin, tetapi beberapa pihak menganggap bahwa hal itu merupakan indikator positif bahwa kepercayaan perusahaan keuangan masih tetap tinggi terhadap Silvergate.
Sampai saat ini, pemegang saham terbesar Silvergate masih dikuasai oleh SSgA Funds Management. Perusahaan tersebut menguasai 9,32% saham Silvergate. Kemudian, posisi berikutnya ditempati oleh The Vanguard Group, yang menyimpan 9,17% saham Silvergate Capital.
Pada akhir tahun lalu, perusahaan melaporkan kerugian hingga US$1 miliar. Hal tersebut langsung mengubah citra perusahaan yang selama ini dikenal sebagai lembaga keuangan yang mengedepankan kehati-hatian (prudentiality) dalam menjalankan bisnisnya.
Selain itu, perusahaan juga mengalami penarikan dana besar-besaran di kuartal akhir tahun lalu. Jumlah simpanan pelanggan di Silvergate menguap dengan cepat, dari US$11,86 miliar di September 2022 menjadi US$3,83 miliar di akhir tahun. Artinya, terjadi penarikan dana hingga US$8 miliar dalam kurun waktu 3 bulan. Tidak tinggal diam, perusahaan berupaya untuk memperkuat likuiditasnya dengan mengajukan pinjaman ke Federal Home Loan Banks (FHLB) sebesar US$3,6 miliar.
- Baca Juga: Senator AS Desak Silvergate untuk Bongkar Detail Hubungannya dengan FTX dan Alameda Research
Hadapi Investigasi terkait FTX dan Alameda Research
Problem lainnya yang masih Silvergate hadapi saat ini adalah dugaan penipuan yang berhubungan dengan FTX dan Alameda Research. Meskipun belum terdapat tuduhan, namun jaksa yang berasal dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) diketahui sedang menyelidiki hosting akun Silvergate.
Di samping itu, beberapa pejabat di AS juga mempertanyakan hubungan antara Silvergate dan FTX. Salah satu hal yang menjadi bahan pertanyaan adalah terkait informasi apa saja yang Silvergate ketahui dari FTX.
Kendati demikian, pihak Silvergate mengungkapkan bahwa perusahaannya memiliki program kepatuhan dan manajemen risiko yang komprehensif. Mereka pun mengaku telah melakukan due dilligence pada FTX maupun Alameda Research.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.