Lihat lebih banyak

Poly Network Alami Peretasan, 99 Juta BNB dan 10 Miliar BUSD Dicetak di Blockchain Metis

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Poly Network mengalami peretasan. Hal ini membuat peretas dapat menerbitkan berbagai aset kripto senilai lebih dari US$42 miliar.
  • Namun, kurangnya likuiditas mencegah peretas untuk mencairkan sebagian besar aset kripto tersebut.
  • Terkait insiden ini, Poly Network telah menangguhkan layanan mereka untuk sementara.
  • promo

Poly Network, protokol cross-chain yang menghubungkan sekitar 35 blockchain berbeda, mengalami peretasan pada hari Minggu (2/7).

Hal itu membuat peretas dapat menerbitkan sejumlah aset kripto bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (USD) setelah mengeksploitasi fungsi smart contract dalam alat bridge pada protokol cross-chain di Poly Network.

Adapun bridge yang ada di PolyChain memungkinkan pengguna untuk menukar aset kripto di antara berbagai blockchain menggunakan smart contract, dengan mengunci nilai aset kripto di satu jaringan, dan melepaskan aset kripto yang sama di blockchain lain.

Peretas kemungkinan besar dapat memanipulasi cara kerja bridge tersebut, dan menipunya untuk menerbitkan aset kripto pada satu jaringan yang pada kenyataannya tidak ada.

Terkait insiden ini, Poly Network telah menangguhkan layanan mereka untuk sementara.

“Kami secara aktif terlibat dengan pihak-pihak terkait dan dengan cepat menilai sejauh mana sejumlah aset kripto yang terpengaruh,” jelas pihak Poly Network.

Ada 99 Juta BNB dan 10 Miliar BUSD Dicetak di Metis

PeckShield, perusahaan keamanan blockchain, mengetahui bahwa alamat crypto wallet peretas menyimpan aset kripto (di atas kertas) senilai lebih dari US$42 miliar segera setelah aksi penyerangan di Poly Network. Namun, kurangnya likuiditas mencegah peretas untuk mencairkan sejumlah aset kripto tersebut.

Menurut catatan jurnalis kripto Colin Wu (Wu Blockchain), peretas Poly Network mencetak berbagai jenis aset kripto di jaringan Metis, Ethereum, Heco, Polygon, dan BNB Chain.

Berdasarkan daftar yang dibuat Colin Wu, terdapat sebanyak 99,99 juta native token ekosistem Binance, yaitu BNB, atau bernilai US$24,49 miliar yang dicetak oleh peretas Poly Network di Metis, jaringan penskalaan layer-2 (L2) Ethereum. Selain itu, peretas juga mencetak 10 miliar stablecoin BUSD, yang diterbitkan Paxos bersama Binance, di Metis.

Terkait hal ini, pihak Metis mengatakan bahwa, “Sehubungan dengan BNB dan BUSD yang baru dicetak di Metis, tidak ada likuiditas penjualan yang tersedia. Semua dana di Metis Andromeda aman.”

Pihak Metis mengatakan bahwa mereka mengetahui situasi PolyBridge yang sedang berlangsung, dan saat ini sedang menghubungi tim Poly Network untuk meminimalkan dampak serangan dan menilai situasi lebih lanjut.

Colin Wu turut mencatat bahwa pendiri perusahaan keamanan blockchain SlowMist, Yu Xian, mengatakan komunitas kripto tidak perlu khawatir. Sebab, sejumlah aset kripto yang dicuri oleh peretas sebagian besar bukan aset kripto yang dapat menjadi nyata.

Sedangkan Changpeng ‘CZ’ Zhao, selaku pendiri dan CEO Binance, merespon dengan mengklaim, “Hal ini tidak memengaruhi pengguna Binance. Kami tidak mendukung deposit dari jaringan ini. Tim keamanan kami membantu mereka dalam penyelidikannya.”

Menurut SlowMist, peretas Poly Network telah berhasil menukar aset kripto lebih dari US$4,39 juta di KuCoin, FixedFloat, ChangeNOW, dan Tornado Cash.

Beberapa token yang dicuri, termasuk sUSD, RFuel, COOK, dan lain sebagainya, ditukar menjadi aset kripto arus utama sekitar US$1,22 juta melalui Uniswap dan PancakeSwap.

Ada 57 Aset Kripto Terpengaruh di 10 Blockchain

Dalam perkembangannya pada Senin (3/7) dini hari, Poly Network mengumumkan bahwa mereka meminta bantuan para profesional dan individu keamanan siber dengan pengetahuan yang relevan.

“Jika Anda memiliki informasi yang dapat membantu kami dalam upaya ini, kami mendorong Anda untuk secara aktif menghubungi kami,” ungkap mereka.

Poly Network juga memberi pemberitahuan bahwa aksi peretasan yang mereka alami membuat ada 57 aset kripto yang terpengaruh di 10 blockchain. Deretan blockchain yang dimaksud adalah Ethereum, BNB Chain, Polygon, Avalanche, Fantom, Optimis, Arbitrum, Gnosis, Heco, dan OKX.

Menariknya, dalam daftar yang dibuat Poly Network tidak ada nama aset kripto BNB dan BUSD. Hal ini dapat terjadi karena mereka tidak memasukkan nama jaringan Metis.

Pihak Poly Network pun telah memulai komunikasi dengan sejumlah centralized exchange (CEX) dan lembaga penegak hukum untuk meminta bantuan.

“Kami berharap peretas akan bekerja sama dan mengembalikan aset pengguna untuk menghindari potensi konsekuensi hukum,” terang pihak Poly Network.

Untuk meminimalkan risiko lebih lanjut, mereka juga telah menjangkau sebagian besar tim proyek kripto dan mendesak untuk segera menarik likuiditas dari decentralized exchange (DEX).

Selain itu, Poly Network turut menyarankan para pengguna yang memegang aset kripto yang terpengaruh dari aksi peretasan ini untuk mempercepat proses penarikan likuiditas dan membuka kunci token liquidity pool (LP) mereka.

Sebelum insiden ini, Poly Network telah mengalami peretasan yang membuat sekitar US$610 juta raib pada Agustus 2021. Namun, hampir semua aset kripto itu telah dikembalikan oleh peretas beberapa hari berikutnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori