Lihat lebih banyak

Meme Coin Lebih Mudah Lolos Regulasi SEC ketimbang Proyek Kripto yang Serius

3 mins
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Meme coin lolos regulasi kripto AS, tidak seperti aset kripto yang lebih serius.
  • Chris Dixon mengkritik praktik regulasi yang lebih menguntungkan meme coin.
  • SEC dianggap menerapkan Howey Test terlalu luas, sehingga menghambat inovasi kripto.
  • promo

Dalam ekosistem kripto yang dinamis, meme coin nampaknya berhasil menghindari rintangan regulasi yang kerap menghambat kripto yang lebih serius. Sementara token seperti Dogecoin yang lahir dari humor mampu berkembang pesat, para pengusaha yang ingin meluncurkan aset kripto yang bermanfaat justru menghadapi tantangan berat.

Ketimpangan ini lantas menimbulkan pertanyaan serius soal regulasi kripto AS dan dampaknya terhadap inovasi.

Mitra Umum a16z Kritik Regulasi AS

Chris Dixon, mitra umum di Andreessen Horowitz (a16z) yang memimpin dana kripto mereka, mengkritik praktik regulasi yang berlaku. Menurutnya, regulasi-regulasi ini memfasilitasi proliferasi (perkembangbiakan) meme coin dengan mengorbankan solusi berbasis blockchain yang lebih inovatif.

Dixon menjelaskan, regulasi kripto AS tanpa sengaja justru mendorong peluncuran meme coin karena koin-koin ini tidak memiliki utilitas/kegunaan praktis. Sehingga, mereka bisa lolos dari pengawasan ketat yang biasanya diterapkan pada teknologi dengan potensi transformatif.

“Sebenarnya, saat ini lebih aman untuk merilis meme coin tanpa use case ketimbang meluncurkan token yang berguna. Bayangkan ini: Kita akan menganggapnya sebagai kegagalan kebijakan jika kita memiliki pasar sekuritas yang hanya memberi insentif pada saham meme GameStop tetapi menolak perusahaan seperti Apple, Microsoft, dan NVIDIA — semua perusahaan dengan produk yang digunakan orang setiap hari.”

Chris Dixon, Mitra Umum Andreessen Horowitz

Terlebih lagi, paradoks regulasi ini terlihat jelas dalam kemudahan relatif untuk membuat dan meluncurkan meme coin. Ini karena meme coin kerap tidak memerlukan tim pengembang atau rencana bisnis yang sah. Koin-koin ini berkembang melalui keterlibatan komunitas dan budaya internet, dan seringkali mendapatkan nilai dari spekulasi semata daripada utilitas yang mendasarinya.

Sebaliknya, pengembang yang ingin memperkenalkan token blockchain dengan aplikasi praktis akan menghadapi tantangan kepatuhan yang kompleks. Token-token ini memiliki potensi untuk merevolusi sistem pembayaran, keaslian digital, dan tata kelola yang terdesentralisasi. Ironisnya, mereka seringkali terperangkap dalam apa yang Dixon sebut sebagai “siksaan regulasi”.

Di samping itu, inisiatif terbaru dari Andreessen Horowitz, seperti penggalangan dana besar-besaran senilai US$7,2 miliar yang ditujukan untuk sektor-sektor seperti infrastruktur dan gaming, menunjukkan komitmen kuat mereka pada potensi teknologi ini untuk mendorong pertumbuhan di masa depan. Hal ini didukung oleh peran aktif mereka dalam mendorong reformasi regulasi yang bisa menyamakan kedudukan antara proyek kripto yang serius dengan meme coin.

Pendekatan SEC Hambat Inovasi

Tantangan utama berasal dari penerapan Howey Test oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). Uji atau tes yang dibentuk pada tahun 1946 silam ini menentukan apakah sebuah aset kripto memenuhi syarat sebagai sekuritas. Adapun interpretasinya yang terlalu luas dalam konteks aset digital modern telah menjadi sumber kontroversi.

Terlepas dari sifatnya yang terdesentralisasi, hanya beberapa proyek seperti Bitcoin dan Ethereum yang telah diakui oleh SEC karena tidak melibatkan upaya manajerial. Sehingga, mereka dibebaskan dari persyaratan regulasi tertentu. Kurangnya pedoman yang jelas telah menyebabkan apa yang digambarkan oleh banyak orang di sektor kripto sebagai “regulasi dengan penegakan hukum”.

Faktanya, desakan untuk regulasi yang lebih jelas tidak hanya berasal dari pengamatan Dixon. Pasalnya, para pemimpin di seluruh sektor kripto juga menyuarakan keprihatinan serupa.

Sebut saja CEO Coinbase Brian Armstrong dan CEO Haun Ventures Kathryn Haun yang secara terbuka mengkritik pendekatan SEC. Ini terutama menyangkut tindakan terbaru sang regulator terhadap platform seperti Uniswap. Mereka berpendapat bahwa “regulasi dengan penegakan hukum” SEC menciptakan ketidakpastian yang menghambat inovasi dan kesetaraan dalam industri ini.

Dengan belajar dari kekeliruan regulasi di masa lalu dan menyesuaikan pendekatan terhadap aset kripto, AS dapat menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi sekaligus melindungi investor.

Bagaimana pendapat Anda tentang mudahnya luncurkan meme coin ketimbang aset kripto serius ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori