Trusted

Regulator Bahama Ribut dengan Debitur FTX

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Komisi Sekuritas Bahama (SCB) tidak terima dengan pernyataan dari pihak John J. Ray III, yang merupakan perwakilan dari debitur FTX di AS.
  • Sebelumnya, CEO FTX yang baru, John J. Ray III, membuat pernyataan publik yang menyatakan bahwa SCB memberikan instruksi untuk mencetak sejumlah besar token FTT baru.
  • SCB membantah bahwa mereka menyuruh eksekutif FTX untuk mencetak FTT baru senilai US$300 juta.
  • promo

Komisi Sekuritas Bahama (SCB) pada hari Senin (2/1) tidak terima dengan pernyataan yang disampaikan oleh pihak John J. Ray III, yang merupakan perwakilan dari debitur FTX di Amerika Serikat (AS).

Lembaga tersebut menuduh bahwa pernyataan pihak debitur FTX pada 30 Desember 2022 tentang perhitungan aset digital FTX yang ditransfer ke crypto wallet yang dikendalikan SCB ‘tidak lengkap’.

Sebagai informasi, SCB mengaku punya alasan mentransfer kripto FTX untuk disimpan dalam pelaksanaan kekuasaannya sebagai regulator yang bertindak berdasarkan wewenang perintah yang dibuat oleh Mahkamah Agung Bahama.

Kemudian, SCB mengklaim bahwa debitur FTX tidak menggunakan kemampuan mereka untuk meminta informasi dari Joint Provisional Liquidators atau Gabungan Likuidator Sementara berdasarkan perintah pengadilan dari Mahkamah Agung Bahama yang diperoleh SCB dalam upaya untuk memungkinkan debitur FTX memperoleh informasi ini.

Regulator sekuritas di Bahama itu mengatakan bahwa kurangnya ketekunan dari debitur FTX ketika membuat pernyataan publik tentang SCB mengecewakan serta mencerminkan sikap angkuh terhadap kebenaran dan terhadap Bahama.

Komisi Sekuritas Bahama Bantah Suruh FTX Cetak Token FTT Baru

Ilustrasi native token FTX (FTT) | BeInCrypto
FTX Token (FTT) adalah native token milik crypto exchange FTX

SCB membantah bahwa mereka menyuruh eksekutif FTX untuk mencetak FTX Token (FTT) baru senilai US$300 juta.

Sebelumnya, CEO FTX yang baru, John J. Ray III, membuat pernyataan publik yang menyatakan bahwa SCB memberikan instruksi untuk mencetak sejumlah besar token FTT baru.

Pernyataan tersebut dibuat CEO FTX yang baru dalam dokumen pengadilan pada 12 Desember 2022, yang disebut oleh pihak SCB tanpa bukti, dan kemudian pernyataan itu muncul kembali di bawah sumpah pada 13 Desember 2022 di hadapan Komite Layanan Keuangan DPR AS.

“Pernyataan tidak berdasar tersebut berdampak pada meningkatnya ketidakpercayaan terhadap institusi publik di Bahama,” jelas pihak SCB.

Selain itu, debitur FTX juga menuduh bahwa aset digital FTX yang dikendalikan oleh SCB telah dicuri. Pihak Bahama kembali menyoroti bahwa pernyataan ini dibuat tanpa dasar yang kuat.

SCB mengaku bahwa mereka belum pernah dihubungi oleh pihak debitur FTX sebelum pihak CEO FTX yang baru akhirnya memaparkan tuduhan mereka kepada regulator Bahama. SCB pun belum menerima tanggapan dari surat yang mereka kirim pada 7 Desember 2022 yang menawarkan kerja sama.

SCB menyayangkan bahwa penyelidikan mereka, khususnya dalam pengumpulan bukti pendukung kritis, terhambat oleh debitur FTX yang tidak mengizinkan Gabungan Likuidator Sementara Pengawasan Pengadilan Bahama untuk mengakses sistem AWF FTX.

SCB Dituduh Meminta SBF untuk Transfer Kripto FTX

Crypto exchange FTX FTT SBF Alameda Research

Pernyataan tersebut muncul setelah pada 30 Desember 2022, pihak FTX memberikan informasi tentang kripto milik debitur FTX yang berada dalam kendali SCB.

Pihak FTX, di bawah kendali John Ray, mengatakan bahwa pada 12 November 2022 setelah dimulainya kasus kebangkrutan FTX, kripto milik debitur FTX ditransfer tanpa izin, termasuk sekitar 195 juta FTT, 1.938 ether (ETH), dan sejumlah token kripto lainnya. Berdasarkan informasi blockchain, kripto-kripto tersebut saat ini berada dalam satu crypto wallet di Fireblocks.

Berdasarkan bukti yang dimiliki debitur FTX, SCB menginstruksikan Sam Bankman-Fried (SBF) dan Gary Wang, yang merupakan co-founder serta mantan CEO dan CTO FTX, untuk mentransfer aset digital ke crypto wallet Fireblocks itu.

Adapun pihak FTX menyebut bahwa SCB telah mengakui mereka mengatur transfer ini, dan menyimpan aset digital dalam satu crypto wallet di Fireblocks. Pihak debitur FTX mengatakan hal ini konsisten dengan apa yang ditampilkan di blockchain.

Namun, pihak debitur FTX mengatakan bahwa nilai kripto tersebut dengan harga spot pada saat transfer adalah sekitar US$296 juta. Kini, aset kripto itu bernilai sekitar US$167 juta. Pernyataan ini berbeda dengan SCB yang mengatakan bahwa mereka mengelola kripto bernilai lebih dari US$3,5 miliar pada saat mentransfer aset tersebut.

Debitur FTX menilai SCB tidak mengidentifikasi jenis kripto yang disita dan metodologi dalam penilaian mereka. Selain itu, debitur FTX pun mengaku bahwa pihak Bahama belum memberikan informasi lebih lanjut kepada mereka untuk menyelesaikan perbedaan penilaian itu.

Dengan hal ini, debitur FTX mendesak pihak Bahama untuk menjernihkan kebingungan ini dan memberikan informasi yang akurat kepada publik mengenai kripto yang mereka sita dan bagaimana nilainya.

Sengketa Aset Kripto FTX Akan Terus Berlanjut?

SBF Crypto exchange FTX

Debitur FTX pun menegaskan bahwa tidak ada pihak baik itu SBF, Gary Wang, hingga SCB, yang memiliki hak untuk mengambil kripto dari debitur FTX. Adapun debitur FTX akan meminta pengembalian kripto yang disita itu sesegera mungkin.

Mereka mengingatkan bahwa regulator Bahama hanya mengatur FTX Digital Markets (FDM) yang merupakan anak perusahaan dari FTX Group yang berbasis di Bahama. Ditegaskan bahwa FDM bukanlah pemilik atau operator FTX.com atau pemilik atau kustodian dari kripto yang disita.

Menariknya, muncul indikasi bahwa pihak SCB tidak akan mudah untuk ditaklukan debitur FTX terkait sengketa aset kripto ini. Pasalnya, pihak Bahama menyoroti tentang klaim atas kepemilikan aset digital yang disengketakan itu.

“Mengutip pengajuan dokumen pengadilan dari debitur FTX sendiri, mereka tampaknya mengaku bahwa ada klaim yang disengketakan atas aset tersebut,” ungkap pihak SCB.

SCB mengutip pernyataan Penasihat Umum FTX, Ryne Miller, yang berbunyi, “Selama disimpan di tempat yang aman, kami dapat menyelesaikannya seiring berjalannya waktu.”

Mengutip hal tersebut, SCB mengatakan, “Ryne Miller dengar benar mengakui apa yang diakui SCB pada saat itu, bahwa aset harus disimpan di tempat yang aman untuk mengamankan aset tersebut, dan membiarkan setiap klaim yang disengketakan atas aset tersebut diselesaikan di kemudian hari.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori