Lihat lebih banyak

Eksklusif RRQ Guild dan Ambisinya ‘Jadi Jembatan’ Para Gamers Hijrah ke e-Sports 3.0

6 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Redaksi BeInCrypto berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Danny Limanto, CEO sekaligus co-founder RRQ Guild. Sepanjang diskusi, Danny menceritakan perjalanannya membangun RRQ Guild, pandangannya tentang industri GameFi, harapan besarnya terhadap web3, serta visi jangka panjangnya untuk menjembatani para gamers masuk ke dunia e-sports 3.0.

Bagi para penggemar game, khususnya Mobile Legend, Free Fire, dan Valorant; tentunya sudah tak asing lagi dengan nama RRQ. Rex Regum Qeon, atau yang lebih dikenal sebagai RRQ, merupakan salah satu klub e-sports terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Hingga saat ini, RRQ memiliki setidaknya 50 pemain game profesional (pro player) dan lebih dari 90 juta pengikut di berbagai kanal media sosialnya. Partisipasi RRQ sendiri sudah mencapai kancah global dan sukses memenangkan beberapa turnamen e-sports kelas dunia.

Di akhir kuartal pertama tahun ini, RRQ mulai mengembangkan sayap bisnisnya ke dunia web3. Bersama dengan perusahaan fintech Alterra, mereka pun melahirkan RRQ Guild. Sejauh ini, RRQ Guild sudah memfasilitasi ribuan pemain untuk bermain game berbasis blockchain. Mereka pun telah menyediakan fitur trending game, sentra turnamen, misi berhadiah, dan scholarship. Di samping itu, RRQ Guild juga ingin mengedukasi para gamers terkait web3 gaming melalui platform mereka. 

Perjalanan dari TradFi ke DeFi

Saat awal wawancara, BeInCrypto bertanya pada Danny tentang bagaimana ia bisa mulai masuk ke industri GameFi. Pasalnya, Danny sendiri merupakan sosok yang cukup lekat dengan sektor TradFi. Sebagai informasi, sebelum di RRQ Guild, Danny sempat bertahun-tahun bekerja di beberapa perusahaan big four, serta ikut mendirikan startup estetika dan kosmetika gigi bernama Rata.

“Saat di Rata, saya ketemu dengan banyak klien yang membahas soal NFT BAYC [Bored Ape Yacht Club]. Kebetulan, tahun lalu sedang bull market. NFT juga lagi hype. Saya penasaran dan akhirnya saya gali lebih dalam tentang NFT. Dari sana, saya akhirnya menemukan tentang NFT gaming dan P2E,” tuturnya.

Sebagai seorang gamer, Danny pun sontak merasa tertarik dengan konsep NFT gaming. Ia kemudian berkilas balik ke masa ketika dirinya getol menghabiskan waktu untuk bermain game online.

“Saya ingat saat zaman sekolah dulu bermain game Ragnarok,” kenang Danny, “waktu itu, memang kita sudah bisa jual beli item game antar pemain. Tapi, kita hanya bisa jual beli in-game items di level lokal dan itu prosesnya berlangsung di luar game, karena developer tidak memfasilitasi. Nah, bandingkan dengan sekarang. Di game berbasis blockchain, untuk jual beli item game, sudah ada tempatnya sendiri. Developer game sudah menyediakan marketplace yang resmi untuk transaksi jual beli item game. Selain itu, kita bisa melakukan transaksinya menggunakan cryptocurrency dan ini skala jual belinya sudah ke seluruh dunia. Tidak peduli nilai transaksinya besar ataupun kecil. Buat saya, ini adalah salah satu hal yang sangat revolusioner.”

Web3 Sangat Relevan dengan Industri Gaming

Dari NFT gaming, Danny pun memperdalam pencariannya dan mulai mengenal keberadaan web3. Semakin dalam ia mempelajari tentang konsep web3, Danny kian meyakini bahwa web3 merupakan teknologi yang sangat cocok untuk diimplementasikan dalam dunia gaming.

Menurut pandangannya, web3; terutama metaverse, cryptocurrency, dan NFT, dapat meningkatkan pengalaman dalam bermain game secara keseluruhan. Danny bahkan tak segan menyebut bahwa interoperabilitas antara metaverse dan NFT akan mengubah lanskap struktural tentang game.

“Dalam web3, pemain bisa membuat konten untuk game. Mereka mendapat insentif dari konten buatannya. Lalu, di web3 juga ada decentralized ID dan ada sistem ownership yang jelas atas item game miliknya. Ini yang tidak kita jumpai dalam game konvensional,” jelasnya.

Pandangan bullish Danny terhadap sektor web3 tidak hanya sebatas pada industri game. Ia juga mengaku menaruh kepercayaan yang sangat besar terhadap potensi metaverse kelak. Danny menilai bahwa implementasi metaverse bisa hadir dalam aspek kehidupan lainnya.

“Saya yakin metaverse menyimpan potensi yang sangat besar. Bisa jadi nanti saat anak saya tumbuh besar, tidak menutup kemungkinan dia bisa merasakan perkembangan metaverse yang lebih luar biasa. Mungkin sudah bukan dalam game saja. Barangkali saat anak saya sekolah nanti, dia bisa merasakan kegiatan belajar via metaverse. Misalnya, bisa belajar bareng tentang budaya Jepang bersama sekolah-sekolah dari seluruh dunia di metaverse SHIBUYA109 yang ada di The Sandbox. Who knows?”

RRQ Guild sebagai Jalan untuk Gamers Merasakan e-Sports 3.0

Melihat web3 yang begitu luas dan segala potensinya, Danny menyadari adanya peluang untuk terlibat dalam perkembangan dunia baru ini lewat game guild.

Baginya, guild tak hanya sekadar tempat untuk para pemain berkumpul dan bermain game bersama-sama. Game guild juga bisa menjembatani antara game developer dan gamers, serta membantu para pemain yang membutuhkan ‘sesuatu yang lebih’ dalam perjalanan bermain game blockchain.

Namun, alih-alih mendirikan game guild dari nol, Danny memilih untuk menggarap pangsa pasar e-sports yang sudah ada melalui RRQ. Ia menilai bahwa para gamer, terutama pro-player, perlu difasilitasi lebih lanjut agar bisa membangun karier dalam industri web3 gaming.

“RRQ sudah punya fondasi yang baik di dunia e-sports. Sudah punya wawasan terhadap lanskap dunia gaming. Misalnya, bisa membedakan game mana yang bagus, bisa menilai potensi pemain, dan lain sebagainya. Dengan potensi di dunia web3, kita ingin empowering the gamers. Kita mau memperkenalkan kepada mereka bahwa sekarang ada era e-sports baru, yaitu e-sports 3.0.”

Kemudian, Danny menjelaskan bahwa saat ini, RRQ Guild tengah fokus membangun fitur gamer ID dan tournament center di platform miliknya. Lewat kedua fitur tersebut, harapannya RRQ Guild bisa memberdayakan para pemain, sekaligus membantu pemain merasakan use case nyata web3 dalam dunia gaming. Dengan demikian, RRQ Guild pun bisa semakin dekat dengan impian mereka untuk memperkenalkan era e-sports 3.0 kepada para pemain.

Gamer ID itu analoginya seperti ‘KTP digital’ yang menyimpan data performa para gamers di acara kompetisi. Misalnya, ada pemain yang menang turnamen game A, lalu dia akan dapat NFT sebagai sertifikat. Setelah itu, dia menang turnamen game B, C, D, dan seterusnya. Nah, bukti-bukti kemenangannya itu bisa dikumpulkan terus menerus. Walaupun suatu saat nanti game-nya sudah ‘mati’, sertifikat dalam bentuk NFT itu akan tetap ada di wallet para gamers. Tentunya ini akan berguna sekali bagi gamers yang ingin membangun karier di dunia gaming. Kumpulan sertifikat NFT itu bisa mereka pakai sebagai bukti performa permainan, entah mereka mau daftar menjadi pro player atau ingin masuk ke liga yang lebih besar,” papar Danny.

Crypto Winter adalah Pelajaran bagi Investor, Gamer, dan Developer

Terlepas dari optimismenya terhadap dunia web3, Danny tidak menafikan kenyataan bahwa dinginnya crypto winter turut membuat industri GameFi membeku. Namun, menariknya, Danny menyikapi crypto winter kali ini sebagai sebuah momen refleksi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam sektor GameFi; baik para investor, developer game, dan gamer sendiri.

Pertama, menurut Danny, banyak aspek yang bisa pengembang dan investor game benahi, terutama pada bagian intrinsik dari game.

Crypto winter ini adalah pelajaran untuk membuat sesuatu yang lebih long lasting. Sekarang ini bisa jadi momen untuk developer mengembangkan gameplay yang lebih menarik. Contohnya, mereka bisa eksplorasi cara membangun gameplay yang unik dan engaging, free-to-play, elemen sosial, serta kompetisi. Tak kalah penting juga, tokenomics perlu diperhatikan. Mekanisme ekonomi di dalam game harus dibentuk agar stabil dan bertahan dalam jangka panjang,” terangnya.

Apabila aspek-aspek tersebut mampu diperbaiki, Danny percaya bahwa para gamers akan tetap memainkan game P2E, meski pendapatannya berkurang. 

Kedua, crypto winter ini memberi kesempatan kepada para gamers, khususnya yang baru mendalami dunia blockchain, agar bisa mempelajari lebih dalam mengenai web3, berikut dengan NFT dan cryptocurrency.

“Penting bagi para generasi Z dan millennials, termasuk para gamers, untuk mengetahui seluk beluk web3. Sehingga, mereka tidak FOMO (fear of missing out) dalam mengambil keputusan. Apalagi keputusan yang terkait finansial, seperti beli aset digital atau kapan harus jual,” ujar Danny.

Danny meyakini, jika para pelaku industri GameFi mampu memanfaatkan momen crypto winter ini dengan sebaik mungkin, maka mereka akan memanen buah yang manis di jangka panjang, termasuk saat bull market nanti.

Sebagai penutup obrolan kami, Danny menegaskan asanya terhadap industri web3 gaming, secara khusus di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

“Ada 144 juta gamers di Indonesia. Jumlah itu setara dengan 50% populasi gamers di kawasan Asia Tenggara. Makanya, saya optimis web3 gaming di Indonesia bisa menjadi major drive di Asia Tenggara,” pungkas Danny dengan penuh semangat.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Lynn-Wang.png
Lynn Wang
Lynn Wang adalah seorang penulis, penerjemah, dan editor profesional dengan pengalaman luas selama lebih dari 8 tahun di industri pemasaran digital. Lynn juga memiliki rangkaian pengalaman bekerja bersama sejumlah perusahaan multinasional, macro & micro influencer, dan komunitas kripto lokal maupun global. Topik yang menjadi fokus utamanya adalah seputar keuangan, investasi, blockchain, cryptocurrency, NFT, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori