Ryan Salame, mantan co-CEO FTX Digital Markets (FDM), diperkirakan akan menjadi eksekutif FTX Group ke-4 yang mengaku bersalah.
Dia dilaporkan sedang bernegosiasi dengan jaksa federal Amerika Serikat (AS) untuk mengaku bersalah atas tuntutan pidana setelah kehancuran kerajaan kripto yang dipimpin Sam Bankman-Fried (SBF) pada November 2022.
Informasi ini dibagikan Bloomberg pada hari Selasa (8/8) mengutip sumber yang mengetahui persoalan tersebut.
Sosok yang menjadi salah satu mega donor bagi Partai Republik ini dapat mengajukan pembelaan paling cepat bulan depan, termasuk untuk pelanggaran undang-undang (UU) dana kampanye. Sejauh ini, dia belum didakwa dalam kasus FTX.
Ryan Salame telah berada di bawah pengawasan ketat dalam penyelidikan kriminal dan peraturan di AS. Pada akhir April lalu, agen FBI melakukan penggeledahan di rumahnya.
Menurut laporan WSJ pada 11 Juli lalu, dia diperiksa atas kemungkinan pelanggaran dana kampanye karena mendukung pacarnya Michelle Bond, yang pernah menjadi CEO firma advokasi kripto Association for Digital Asset Markets (ADAM).
Dapat Pinjaman US$87 Juta dari Alameda
Dia adalah sosok yang membantu SBF mendorong mesin donasi politik di FTX. Setidaknya, dia membayar sekitar US$23,6 juta untuk mendukung kandidat dari Partai Republik, termasuk pacarnya, selama di FTX.
Selain itu, dia adalah salah satu dari beberapa eksekutif FTX Group yang menerima pinjaman sekitar US$87 juta, terutama melalui Alameda.
Ryan Salame dilaporkan membeli jet pribadi saat bekerja di FTX. Setelah bergabung dengan Alameda Research, market maker afiliasi FTX, pada November 2019, Ryan Salame membayar lebih dari US$6 juta untuk membuka 5 restoran di Lenox, Massachusetts, AS.
Bila aset-aset itu dapat dibuktikan sebagai bagian dari praktik penipuan, hal tersebut diperkirakan dapat diambil kembali oleh FTX Group untuk memulihkan kerugian para kreditur.
Bisa Jadi Tekanan bagi SBF
Masih tidak jelas apakah Ryan Salame akan membuat perjanjian kerja sama dengan jaksa, dan bersaksi melawan SBF yang saat ini masih belum mau mengakui semua kesalahannya.
Selain Ryan Salame, sejumlah pentolan FTX Group telah mengaku bersalah karena ikut memainkan peran dalam dugaan penipuan bernilai miliaran dolar AS (USD).
Mereka yang sudah mengaku bersalah adalah Gary Wang selaku co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) FTX; Nishad Singh, co-lead engineer FTX; serta Caroline Ellison, co-CEO Alameda. Mereka diperkirakan akan menjadi saksi kunci dalam kasus pemerintah AS melawan SBF.
Pengakuan bersalah Ryan Salame, jika benar dilakukan, diprediksi turut akan meningkatkan tekanan pada SBF menjelang persidangan yang rencananya akan digelar pada bulan Oktober mendatang.
Mengacu pada kasus yang dinilai sebagai salah satu penipuan keuangan terbesar dalam sejarah Negeri Paman Sam, jaksa menuduh SBF mendalangi penipuan selama bertahun-tahun di FTX dan menyalahgunakan miliaran AS dana pelanggan. Kasus yang menjerat SBF dapat didukung oleh kesaksian dari banyak teman dan kolega lamanya.
Pada 26 Juli lalu, Departemen Kehakiman (DOJ) AS ingin agar SBF menghabiskan sisa waktunya dalam kurungan penjara sebelum persidangan pidana. Dorongan ini diajukan karena SBF dituduh telah mencoba berkali-kali untuk mengganggu saksi dalam kasusnya.
Tuduhan itu terkait dengan SBF yang diduga berbagi dokumen dengan The New York Times untuk mencoba dan mendiskreditkan Caroline Ellison, sosok yang pernah menjalin hubungan dengan SBF.
Tidak hanya itu, pada 15 Januari lalu, SBF dinilai telah mengganggu saksi lain yaitu mantan Penasihat Umum FTX.US, Ryne Miller, dengan tujuan untuk memengaruhi kesaksiannya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.