Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) masih menunda mengambil keputusan untuk meloloskan atau tidak sejumlah berkas exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot agar dapat diperdagangkan di Negeri Paman Sam.
Dalam keputusan terbaru yang dibuat pada hari Kamis (31/8), SEC menunda hingga bulan Oktober mendatang untuk mengambil keputusan atas 7 berkas ETF Bitcoin spot yang diajukan oleh para pemohon termasuk BlackRock, WisdomTree, Invesco Galaxy, Wise Origin (Fidelity), VanEck, Bitwise, dan Valkyrie.
“Kami merasa tepat untuk menetapkan jangka waktu yang lebih lama untuk mengambil tindakan terhadap usulan perubahan peraturan, sehingga SEC memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan usulan perubahan peraturan dan masalah yang diangkat di dalamnya,” kata pihak SEC.
Sempat naik di sekitar level US$28.000, kabar terbaru ini membuat harga Bitcoin kembali turun ke level semula di sekitar US$26.000. Sebelumnya pada hari Selasa (29/8), sentimen yang mendorong kenaikan harga Bitcoin adalah kemenangan Grayscale terkait gugatan hukum mereka terhadap SEC.
SEC Akan Mengulur Waktu
Sikap terbaru dari SEC yang masih menunda keputusan tegas apa pun, memperpanjang periode komentar dan memungkinkan masukan publik yang lebih besar terhadap permohonan sejumlah bekas ETF Bitcoin spot.
Batas waktu terbaru bagi SEC untuk memutuskan kembali apakah mereka akan menyetujui, menolak, atau menunda kehadiran ETF Bitcoin spot di AS akan berlangsung paling cepat pada 7, 16, dan 17 Oktober mendatang.
SEC memiliki total waktu 240 hari sejak pertama kali memulai peninjauan terhadap berkas yang diajukan pemohon hingga membuat keputusan akhir untuk memberikan persetujuan atau menolak.
Pihak SEC secara umum menggunakan setiap kemungkinan periode komentar dan peninjauan untuk menunda pengambil keputusan hingga periode 240 hari itu mencapai batas akhir. Sehingga, penundaan terbaru yang dilakukan SEC pada hari Kamis ini sudah diprediksi oleh sejumlah analis.
Sebelumnya pada 11 Agustus lalu, SEC juga memutuskan untuk memperpanjang durasi peninjauang berkas ETF Bitcoin spot yang diajukan oleh ARK Invest bersama 21Shares. SEC mengutip alasan ingin meminta ‘komentar tertulis baru’.
Sejak pertama kali diajukan pada Juli 2013 oleh pendiri crypto exchange Gemini, SEC belum mau merestui hadirnya produk ETF Bitcoin spot di AS. Sementara itu, mereka sudah merestui kehadiran produk ETF Bitcoin futures pada Oktober 2021.
Perjalanan Kemenangan Hukum Grayscale terhadap SEC
Pada Juni 2022, Grayscale yang dimiliki Digital Currency Group (DCG) menggugat SEC karena menolak permohonan mereka untuk mengonversi Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) yang bernilai sekitar US$18 miliar menjadi ETF Bitcoin spot.
Memasuki 7 Maret 2023, dalam sidang banding pertama terkait gugatan Grayscale ke SEC, hakim mempertanyakan logika SEC yang menolak konversi GBTC menjadi ETF Bitcoin spot.
Grayscale menuduh SEC bertindak sewenang-wenang dan memberikan perlakukan tidak adil terkait persetujuan ETF Bitcoin spot. Sebaliknya, SEC berdiri teguh pada pendiriannya, bahwa keputusan mereka didasarkan pada kebutuhan untuk melindungi investor dari potensi manipulasi market.
Namun, Grayscale menyerang SEC karena instansi itu telah menyetujui beberapa produk ETF Bitcoin futures, tetapi secara tidak konsisten menolak untuk meloloskan ETF Bitcoin spot.
Grayscale menilai, baik ETF Bitcoin futures dan ETF Bitcoin spot memperoleh harganya berdasarkan indeks yang tumpang tindih, serta tunduk pada risiko dan perlindungan yang sama. Singkatnya, tidak ada bedanya antara ETF Bitcoin futures dan ETF Bitcoin spot, karena keduanya berasal dari harga Bitcoin yang sama.
Sebagai informasi, kontrak berjangka (futures) Bitcoin yang menjadi basis sejumlah ETF Bitcoin futures didasarkan pada indeks harga dari beberapa crypto exchange seperti Bitstamp, Coinbase, Gemini, ItBit, Kraken, dan LMAX Digital. Adapun indeks serupa juga dipakai dalam berkas ETF Bitcoin spot yang diajukan oleh BlackRock dan sejumlah pihak lainnya.
Memasuki 29 Agustus kemarin, hakim di pengadilan akhirnya resmi memenangkan Grayscale dalam gugatan hukum terhadap SEC. Hal ini terjadi usai Pengadilan Banding AS Sirkuit Distrik Columbia (DC) membatalkan penolakan SEC atas konversi GBTC menjadi ETF Bitcoin spot.
Hakim dalam pengadilan mengatakan bahwa penolakan SEC pada proposal Grayscale untuk mengonversi GBTC menjadi ETF Bitcoin spot adalah sewenang-wenang dan berubah-ubah. Sebab, SEC gagal menjelaskan perlakuan berbeda terhadap produk serupa seperti ETF Bitcoin futures.
Pendapat hakim menyatakan bahwa Grayscale memberikan bukti yang tidak dapat disangkal bahwa terdapat 99,9% korelasi antara spot market Bitcoin dan harga kontrak berjangka Bitcoin di CME.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Perintah hakim di pengadilan memang tidak mengarahkan SEC secara lansung untuk segera menyetujui konversi GBTC menjadi ETF Bitcoin spot. Namun, kemenangan gugatan Grayscale atas SEC merupakan sebuah pertanda bahwa produk ETF Bitcoin spot ‘bisa jadi’ selangkah lebih dekat untuk secara resmi ditawarkan di Negeri Paman Sam.
Menurut Nate Geraci, presiden The ETF Store, SEC memiliki 2 kemungkinan opsi. Pertama, mereka dapat menyetujui konversi GBTC menjadi ETF Bitcoin spot. Kedua, SEC dapat menolaknya karena alasan lain.
“Ada skenario ketiga ketika SEC dapat memaksa penutupan sejumlah produk ETF Bitcoin futures yang ada. Namun, hal itu tampaknya tidak mungkin terjadi mengingat mereka baru-baru ini mengizinkannya,” kata Nate Geraci.
Terlepas dari itu semua, keputusan final SEC apakah merestui atau menolak kehadiran ETF Bitcoin spot, akan berlangsung pada Maret 2024 atau sebulan sebelum Bitcoin halving pada sekitar April 2024.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.