Trusted

Dampak Kasus JPEX, SFC Hong Kong Bentuk Satgas Khusus untuk Pengawasan Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • SFC Hong Kong membentuk satgas khusus guna memitigasi risiko yang muncul atas tindakan ilegal platform perdagangan kripto.
  • Unit tugas anyar itu merupakan hasil kolaborasi antara Komisi Sekuritas dan Berjangka (SFC) Hong Kong dengan lembaga kepolisan setempat (HKPF).
  • Aksi tersebut merupakan buntut dari terkuaknya dugaan penipuan oleh crypto exchange JPEX, yang disebut menimbulkan kerugian hingga HK$1,5 miliar.
  • promo

Perjalanan Hong Kong untuk menjadi crypto hub global tampaknya bakal panjang dan berliku. Sejak regulator Hong Kong secara resmi membuka jalan bagi investor ritel melakukan perdagangan kripto secara mandiri, muncul beberapa kasus dugaan penipuan yang malah merugikan nasabah individu. Melihat hal itu, otoritas terkait di Hong Kong bergegas untuk membentuk satuan tugas (satgas) khusus guna memitigasi risiko yang muncul atas tindakan ilegal platform perdagangan aset virtual (VATP).

Unit tugas anyar itu merupakan hasil kolaborasi antara Komisi Sekuritas dan Berjangka (SFC) Hong Kong dengan lembaga kepolisan setempat (HKPF). Adapun tujuan dari satgas ini adalah untuk melakukan pemantauan dan penyelidikan atas aktivitas gelap yang dilakukan VATP.

Direktur Esekutif Penegakan SFC, Christopher Wilson, menambahkan kelompok kerja tersebut dibentuk setelah digelar pertemuan tingkat tinggi pada 28 September kemarin.

Kala itu, kedua instansi sepakat untuk mengintegrasikan pewakilan Biro Kejahatan Komersial HKPF, Biro Kejahatan Keamanan Siber dan Teknologi, Biro Intelijen dan Investigasi Keuangan, serta Divisi Penegakan dan Divisi Perantara SFC untuk melakukan fungsi bersama guna penegakan aturan di industri aset digital.

“Kolaborasi ini dilakukan untuk mengerahkan keahlian dan sumber daya masing-masing lembaga untuk memerangi VATP yang bermasalah demi melindungi kepentingan investor,” jelas Wilson.

Penilaian Berbasis Risiko Bakal Diterapkan

Asisten Komisaris Polisi, Eve Chung, menambahkan adanya wadah baru yang bisa digunakan oleh Kepolisian dan SFC sangat penting untuk mempercepat pertukaran informasi intelijen di antara keduanya. Dengan begitu, pemerintah bisa lebih tanggap untuk menghadapi tantangan yang timbul dari para VATP.

Satgas itu nantinya bakal memiliki fungsi untuk memfasilitasi pembagian informasi terkait aktivitas pelanggaran dan tindakan mencurigakan yang dilakukan crypto exchange. Selain itu, mekanisme penilaian berbasis risiko juga akan diterapkan pada exchange yang mencurigakan.

Chung juga berharap satgas yang baru terbentuk itu mampu mendorong koordinasi dan kolaborasi dalam melakukan penyelidikan terkait kripto di Hong Kong.

Di sisi lain, Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee, juga sudah mengatakan bahwa pemerintah bakal memperketat pengawasan di industri kripto dan meningkatkan upaya untuk mendidik investor.

Langkah tersebut merupakan buntut dari terkuaknya dugaan penipuan yang dilakukan oleh JPEX, salah satu crypto exchange asal Uni Emirat Arab (UEA). Lewat aksinya itu, JPEX digadang-gadang menimbulkan kerugian hingga HK$1,5 miliar.

Hong Kong Jadi Roket Pendorong Industri Kripto Asia

Kiprah Hong Kong yang secara terang-terangan membuka diri terhadap industri aset digital sudah dinanti oleh banyak pihak. Pasalnya, sebagai wilayah administrasi khusus Cina, keikutsertaan Hong Kong dalam mengembangkan ekosistem kripto dipercaya bakal ikut merubah pandangan pemerintah Cina terhadap kripto itu sendiri.

Terlebih lagi, dalam laporan Chainalysis, terungkap bahwa sikap Hong Kong yang ramah terhadap kripto mampu mendorong negara lain di wilayah Asia Timur untuk melakukan hal serupa.

Hong Kong menjadi salah satu pemegang market share transaksi kripto terbesar | Sumber: Chainalysis

“Semakin eratnya hubungan antara Cina dan Hong Kong membuat muncul spekulasi bahwa pemerintah Cina bakal berbalik arah dalam menyikapi aset digital, atau setidaknya menjadi lebih terbuka terhadap inisiatif kripto,” tulis Chainalysis.

Selain itu, Hong Kong merupakan salah satu pasar kripto teraktif berdasarkan volume transaksi mentah. Penerimaan kripto di sana ditaksir mencapai US$64 miliar dalam periode Juli 2022 hingga Juni tahun ini. Jumlah tersebut tidak berada jauh dengan penerimaan kripto Cina di periode yang sama dengan nilai US$86,4 miliar.

Di samping itu, Hong Kong juga memiliki porsi volume transaksi US$10 juta lebih besar dibanding negara lain yang ada di kawasan Asia Timur.

Bagaimana pendapat Anda tentang pembentukan satgas khusus pengawasan kripto di Hong Kong? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori