Gary Wang, co-founder dan mantan Chief Technology Officer (CTO) FTX, mengatakan bahwa dia menulis kode di crypto exchange FTX yang memberikan hak istimewa kepada Alameda Research.
Pernyataan itu disampaikan dalam sidang lanjutan sejak 3 Oktober lalu terkait kasus kejahatan keuangan yang dilakukan oleh Sam Bankman-Fried (SBF), pendiri dan mantan CEO FTX.
Pada hari Kamis (5/10), para juri dalam sidang tersebut mendengarkan kesaksian dari 3 orang. Para saksi itu adalah Gary Wang, Adam Yedidia (mantan developer FTX), dan Matt Huang (co-founder perusahaan investasi kripto Paradigm).
Alameda Research Punya Akses hingga US$65 Miliar sebagai Market Maker FTX
Gary Wang mengatakan bahwa SBF mengarahkannya untuk memberikan keuntungan bagi Alameda. Padahal, hal itu tidak tersedia bagi pelanggan FTX, seperti kemampuan untuk melakukan order sedikit lebih cepat dibandingkan market maker lainnya.
Dia menjelaskan bahwa hak istimewa itu juga berarti Alameda dapat melakukan penarikan tanpa batas dari rekeningnya, meskipun saldo di akun FTX mereka negatif atau di bawah nol. Perlu dicatat, seorang trader normal akan memerlukan dana yang cukup atau jaminan yang cukup untuk menarik dana di FTX.
Tidak satu pun hak istimewa Alameda di FTX diketahui publik.
Keistimewaan khusus Alameda, mencapai puncaknya pada lubang neraca sekitar US$8 miliar saat FTX bangkrut pada November 2022. Itu adalah kewajiban yang harus dibayar kepada pelanggan FTX.
Setidaknya, Alameda memiliki akses ke jalur kredit mencapai US$65 miliar sebagai market maker di FTX.
Pengungkapan ini sebagai bagian dari pengakuan Gary Wang atas kejahatan keuangan yang dia lakukan dan setuju untuk bekerja sama dengan jaksa Amerika Serikat (AS).
Dalam pernyataannya, Gary Wang mengaku melakukan penipuan sekuritas (efek), wire fraud, dan penipuan komoditas.
Dia menuduh orang dalam FTX lainnya, termasuk SBF, Caroline Ellison (mantan CEO Alameda), dan Nishad Singh (co-lead engineer FTX), juga melakukan kejahatan serupa.
Dalam momen ini, jaksa penuntut berusaha menunjukkan bahwa kedudukan SBF dan Gary Wang tidak setara dalam struktur kekuasaan di FTX Group. Khususnya, bahwa SBF memimpin karena dia diduga mencuri dana dari pelanggan FTX.
Untuk mendukung argumen itu, jaksa menunjukkan dokumen yang ditandatangani, yang menyatakan SBF memiliki 90% saham Alameda, sedangkan Gary Wang memiliki sisanya 10%. Selain itu, SBF memiliki 65% saham di FTX, dan Gary Wang memiliki 17%.
“Jika terjadi perbedaan pendapat, pada akhirnya keputusan diambil oleh SBF,” kaa Gary Wang.
- Baca Juga: Sebelum Kerajaan Kripto SBF Hancur, Karyawan FTX sudah Tahu Alameda Punya Backdoor Rahasia
Kesaksian dari Developer FTX
Kemudian, dalam sidang kasus FTX ini, Adam Yedidia, yang merupakan teman kuliah SBF, turut menjadi saksi. Secara blak-blakan, Yeddia mengatakan bahwa FTX menipu semua pelanggannya. Namun, pernyataan itu kemudian dihapus dari catatan pengadilan, sebuah tindakan yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Pada November 2022, Adam Yedidia mengaku menerima telepon di tengah pergolakan keruntuhan FTX. Lewat panggilan itu, ia diberi tahu bahwa Alameda melunasi para krediturnya dengan uang pelanggan FTX.
Adam Yedidia terlibat dalam penulisan kode untuk mengotomatiskan penyetoran dan penarikan dana pelanggan di FTX.
Dia awalnya mengira simpanan pelanggan akan masuk ke rekening bank FTX. Namun, dia mengetahui bahwa FTX mengalami kesulitan membuka rekening bank, dan simpanan masuk ke rekening atas nama North Dimension Inc., yang dikendalikan oleh Alameda. Pengguna FTX tidak tahu rekening itu dikendalikan Alameda.
Meski sekitar akhir tahun 2021 FTX berhasil membuka rekening bank dan pelanggan memiliki opsi untuk mengirim dana ke FTX Digital Markets (FDM) yang berbasis di Bahama, Adam Yedidia mengatakan bahwa dia tahu beberapa simpanan nasabah terus masuk ke rekening yang dikendalikan Alameda.
Paradigm Sempat Khawatirkan Afiliasi FTX dan Alameda Research
Kemudian, kesaksian dari perwakilan Paradigm memberi pandangan yang lebih luas, khususnya bagaimana keruntuhan FTX Group berdampak pada perusahaan venture capital (VC).
Matt Huang bersaksi bahwa dia memiliki kekhawatiran tentang keterkaitan antara FTX dan Alameda, ketika mempertimbangkan untuk berinvestasi di FTX. Namun, Paradigm pada akhirnya tetap melanjutkan investasinya, karena terpikat peluang yang dirasakan terlalu menarik untuk dilewatkan.
Secara total, Paradigm menginvestasikan sekitar US$278 juta ke FTX internasional yang bermarkas di Bahama dan FTX.US yang menggarap market AS. Namun, saat ini, Paradigm telah menghapus nilai investasinya di FTX Group.
Menariknya, Matt Huang menuduh SBF sangat menolak para investor bergabung dengan dewan direksi di FTX. Sebab, SBF yakin memiliki para investor di dewan direksi FTX tidak akan memberikan banyak manfaat.
Co-founder Paradigm itu menyesal karena tidak melakukan due diligence atau uji tuntas yang cukup, dan terlalu mengandalkan informasi yang diberikan oleh SBF.
Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan para saksi dalam sidang SBF terkait kasus FTX ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.