Lihat lebih banyak

Kurangi Eksposur Kripto, Signature Bank Bakal Lepas Deposito Senilai US$10 Miliar

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Melihat kondisi pasar yang masih belum jelas, Signature Bank akan mengurangi eksposur pada aset kripto.
  • Tidak tanggung-tanggung, bank Wall Street ramah kripto ini akan lepas deposito terkait kripto sebesar US$10 miliar.
  • Hal ini dilakukan di tengah gejolak pasar yang masih menggelayut lantaran krisis yang dipicu oleh FTX.
  • promo

Melihat kondisi pasar yang masih belum jelas, Signature Bank, salah satu bank Wall Street ramah kripto, mengatakan bahwa mereka akan mengurangi eksposur pada aset kripto. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan berniat melepas deposito yang terkait dengan kripto sebesar US$10 miliar.

Hal itu dilakukan di tengah gejolak pasar yang masih menggelayut lantaran kebangkrutan FTX. Sebagai informasi, crypto exchange yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried (SBF) merupakan salah satu klien Signature Bank. Mereka sudah mengakui bahwa eksposurnya di FTX hanya mencapai 0,1% dari seluruh dana simpanan yang dikelola perusahaan.

Meskipun begitu, fakta itu sudah cukup mampu membuat kinerja saham Signature Bank melorot. Tercatat selama 1 bulan ke belakang, saham perusahaan ambruk 19,89%, dari US$148,38 pada 7 November lalu, menjadi US$118,86 pada penutupan perdagangan hari Selasa (6/12).

Chief Operating Officer (COO) Signature Bank, Eric Howell, mengungkapkan bahwa per November lalu, sekitar 23% dari total simpanan pelanggan atau kurang lebih US$103 miliar berasal dari industri kripto. Perusahaan mengaku tengah berupaya terus mengurangi jumlahnya menjadi di bawah 20% dan 16% dari total simpanan yang ada.

“Kami bukan hanya bank kripto, dan kami ingin semua menganggapnya seperti itu. Setelah mengurangi paparan, kami bisa dengan mudah menutupnya melalui uang tunai dan pinjaman,” jelas Eric Howell.

Namun, memang harus diakui bahwa sejak Signature Bank mulai menerima simpanan dari perusahaan kripto, dana yag berhasil dikelolanya melonjak 3 kali lipat mencapai US$33,4 miliar sejak tahun 2017.

Signature Bank sendiri mulai mendekat dengan bisnis kripto sekitar 4 tahun lalu. Kala itu, mereka membuka diri terhadap perusahaan penerbit stablecoin dan perusahaan penambang Bitcoin sebagai salah satu konsumen.

Penerbit USDC Termasuk Klien Signature Bank

Circle, perusahaan penerbit stablecoin USD Coin (USDC) merupakan salah satu klien Signature Bank. Kerja sama di antara keduanya terjalin sejak April 2021. Saat itu, Circle memutuskan menggunakan layanan Signature Bank untuk menjadi lembaga penyimpanan cadangan perusahaan dan dolar digital untuk mendukung cadangan USDC.

Tidak hanya itu, kedua perusahaan juga sudah sepakat untuk memulai integrasi Circle ke Signet, platform pembayaran digital berbasis blockchain yang dimiliki oleh Signature Bank. Tujuannya adalah untuk mendukung pembayaran secara real time.

Saat pengumuman kerja sama di antara dilakukan, Circle mengaku memiliki cadangan lebih dari US$13 miliar dalam bentuk deposito di SIgnature Bank. Dana itu digunakan sebagai cadangan untuk penerbitan stablecoin USDC.

Selain itu, sirkulasi dana yang berjalan cukup masif, mencapai US$300 juta untuk setiap minggunya. Namun, beredar kabar bahwa Signature Bank akan mengeluarkan bisnis stablecoin dari portofolio simpanan dananya. Meskipun tidak merujuk pada satu entitas mana pun, tetapi kabar tersebut tetap menjadi sentimen negatif bagi perusahaan kripto.

Silvergate Capital Turut Berjuang Hindari Sentimen Negatif

Bank ramah kripto lainnya, Silvergate Capital turut mengalami nasib yang serupa. Mereka menghadapi sentimen negatif atas eksposurnya terhadap FTX. Padahal, perusahaan sudah menjelaskan bahwa total deposit di FTX dibatasi kurang dari US$20 juta.

Jika dibandingkan dengan total portofolio Silvergate yang mencapai US$12 miliar, jumlah dana yang terperangkap di FTX sangatlah minim. Ditambah lagi, Silvergate secara fundamental masih sangat kuat. Rasio leverage perusahaan berada di Tier 1, yang mencapai 10,10% per Juni lalu. Fakta ini menjadikan Silvergate berada di jajaran bank teratas AS.

Perlu diketahui, rasio leverage Tier 1 sendiri merupakan indikator yang digunakan lembaga keuangan untuk menilai stabilitas keuangan suatu perusahaan. Rasio leverage Tier 1 yang lebih tinggi menunjukkan bahwa suatu bank memiliki kemampuan lebih dalam menyerap kerugian tanpa membahayakan sisi solvabilitas mereka.

Namun, hal itu tetap tidak menolong kinerja saham Silvergate. Pada perdagangan hari Selasa (6/12), saham perusahaan itu masih turun 4,70%, dari US$23,29 pada pembukaan perdagangan, menjadi US$23,10 ketika penutupan pasar.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori