S&P Global Ratings pada hari Selasa (20/2) menilai persetujuan produk investasi exchange-traded fund (ETF) Ethereum spot yang bermaksud menggabungkan dengan layanan staking di Amerika Serikat (AS) dapat meningkatkan risiko konsentrasi Ethereum.
Sebagai informasi, selain menawarkan ETF Ethereum spot, beberapa calon penerbit berniat menyediakan hasil tambahan dengan melakukan staking pada aset Ether (ETH) yang mereka kelola.
Andrew O’Neill dan Alexandre Birry, analis di S&P, menyebut ETF Ethereum spot yang turut memungkinkan layanan staking bisa menjadi cukup besar untuk mengubah konsentrasi validator di jaringan Ethereum, entah itu bermakna baik atau buruk.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana pilihan para penerbit ETF akan mendorong risiko konsentrasi.
Sentralisasi Memicu Hadirnya Risiko
Lido, protokol liquid staking terdesentralisasi, saat ini merupakan validator Ethereum terbesar, diikuti oleh crypto exchange Coinbase.
Menurut analisis S&P, para penerbit ETF yang melakukan staking ETH yang mereka kelola tidak mungkin memiliki Lido. Sebaliknya, mereka cenderung memilih institusi kustodian kripto.
Dari sana, dampak terhadap konsentrasi akan bervariasi berdasarkan apakah penerbit ETF Ethereum spot mendiversifikasi kepemilikannya di beberapa kustodian.
Analis S&P mencatat, “Coinbase bertindak sebagai kustodian di 8 dari 11 ETF Bitcoin spot yang telah disetujui Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), dan disebut sebagai lembaga staking bagi 3 dari 4 ETF Ethereum staking terbesar di luar AS. Munculnya kustodian aset digital baru mmeungkinkan para penerbit ETF untuk menyebarkan kepemilikan aset mereka ke berbagai entitas dan memitigasi risiko,” jelas analis S&P.
Adapun analis JPMorgan pada 12 Januari lalu turut memperingatkan risiko konsentrasi Ethereum, dengan Lido yang menjadi validator terbesar.
“Tidak perlu dikatakan lagi bahwa sentralisasi oleh entitas atau protokol apa pun menciptakan risiko terhadap jaringan Ethereum. Karena, sejumlah penyedia likuiditas atau operator node yang terkonsentrasi dapat bertindak sebagai satu titik kegagalan atau menciptakan oligopoli yang akan mempromosikan kepentingan mereka, misalnya dengan menyensor transaksi tertentu,” kata analisis JPMorgan.
Mei Jadi Bulan Krusial Potensi Persetujuan ETF Ethereum Spot
Mundur pada 24 Januari lalu, SEC menunda garis waktu pengambilan keputusan atas berkas ETF Ethereum spot yang diajukan BlackRock hingga bulan Maret mendatang untuk menyetujui, menolak, atau melembagakan proses tambahan pada berkas yang diusulkan.
Pihak SEC mengatakan bahwa mereka merasa tepat untuk menetapkan jangka waktu yang lebih lama dalam mengambil tindakan terhadap berkas ETF Ethereum spot.
Langkah ini diambil agar SEC mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan usulan menghadirkan produk investasi ETF Ethereum spot di Negeri Paman Sam.
James Seyffart, analis ETF di Bloomberg Intelligence, waktu itu mengatakan bahwa penundaan keputusan ETF Ethereum spot kemungkinan akan terus berlanjut.
“Penundaan ETF Ethereum spot akan terus terjadi secara sporadis selama beberapa bulan ke depan. Tanggal berikutnya yang penting adalah 23 Mei mendatang,” jelas James Seyffart.
Tenggat waktu itu adalah bulan ketika SEC harus membuat keputusan akhir untuk beberapa berkas ETF Ethereum spot yang diajukan VanEck, ARK 21Shares, dan Hashdex. Setidaknya hingga saat ini, sudah ada 8 calon penerbit ETF Ethereum spot. Mereka termasuk Grayscale, Invesco Galaxy, BlackRock, Fidelity, dan Franklin Templeton.
Adapun Standard Chartered juga membuat prediksi pada 30 Januari lalu bahwa SEC akan menyetujui ETF Ethereum spot pada bulan Mei mendatang. Para analis S&P pun memperkirakan bahwa SEC akan menyetujui ETF Ethereum spot pada bulan Mei mendatang.
Dalam kesempatan berbeda yang masih terkait dengan ETF Ethereum spot, Coinbase pada hari Rabu (21/2) mendesak SEC untuk menyetujui konversi Grayscale Ethereum Trust (ETHE) menjadi ETF Ethereum spot.
Paul Grewal, Chief Legal Officer (CLO) Coinbase, mengaku bahwa pihaknya telah menanggapi permintaan komentar SEC dengan memberikan alasan hukum, teknis, dan ekonomi, yang diperlukan untuk persetujuan.
Pihak Coinbase menegaskan bahwa ETH bukanlah produk sekuritas (efek). SEC, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS, dan market, disebut telah memperlakukan ETH bukan sebagai sebuah sekuritas, tetapi sebagai komoditas.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.