Penggunaan stablecoin di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Chief Executive Officer (CEO )Triv, Gabriel Rey menjelaskan, hal itu sejalan dengan besarnya manfaat yang bisa didapatkan melalui penggunaan salah satu jenis dari mata uang kripto itu. Yakni kecepatan dan juga efisiensi.
Dalam gelaran CrypTalk With Triv Harnessing Cryptocurrency, Gabriel menjelaskan bahwa dengan menggunakan stablecoin, proses pengiriman dana menjadi jauh lebih cepat dan hemat.
“Saya rasa itu menguntungkan pemilik usaha. Karena (penggunaan USDT) bukan hanya soal cost efficiency, tetapi juga kecepatan waktu,” jelasnya.
Karena jika menggunakan layanan bank konvensional, lanjut Gabriel, proses pengiriman uang ke luar negeri, bisa menghabiskan waktu 2 hingga 3 hari. Sedangkan jika menggunakan USDT, bisa sampai saat itu juga dan hanya menghabiskan biaya yang relatif rendah. Kemungkinan hanya US$1.
Hal itu menjadi menarik, karena berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), USDT memang menjadi salah satu aset kripto yang sering diperdagangkan oleh investor tanah air beberapa bulan ke belakang.
Selain itu, beberapa pihak lainnya juga percaya bahwa dengan hadirnya mata uang kripto, bisa membantu proses remitansi menjadi lebih murah dan mudah.
Stablecoin Tawarkan Biaya Rendah
Berdasarkan data Remmitance Prices Worldwide (RPW) World Bank, untuk pengiriman 750 SAR dari Arab Saudi ke Indonesia, membutuhkan biaya transfer sekitar 3,18% hingga 14,53%. Tergantung dari layanan keuangan yang ada.
Sementara untuk transfer uang dari Amerika Serikat (AS) ke tanah air, biayanya menjadi lebih tinggi lagi. Sebagai contoh, dengan nilai transfer US$200, biaya transfernya mencapai US$6,68 hingga US$35. Tergantung dari entitas yang digunakan.
Hal itu menunjukkan bahwa layanan keuangan konvensional memiliki biaya pengiriman yang tidak sedikit.

Chris Dixon dari a16zcrypto mengungkap stablecoin saat ini memangkas biaya pengiriman uang. Ia mencontohkan, untuk pengiriman uang US$200 dari AS ke Kolombia menggunakan metode tradisonal, akan mendapat biaya sekitar US$12,13.
Sementara dengan stablecoin, biayanya sekitar US$0,01. Kondisi itu bisa tercipta lantaran stablecoin bersifat global secara default. Selain itu, aset tersebut berada di blockchain, yang tidak memerlukan negosiasi dengan puluhan bank lintas batas.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
