Lihat lebih banyak

Startup Indonesia Blocknom Akan Stop Layanan Crypto-Earning Mereka per 1 Juli 2022

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Blocknom mengumumkan akan menghentikan layanan crypto-earning platform mereka per 1 Juli 2022.
  • Blocknom tidak merinci alasan penghentian operasi bisnisnya, tetapi menyebut telah mempertimbangkan situasi market dan peraturan pemerintah Indonesia.
  • Fransiskus Raymond, CEO Blocknom, mengaku tidak memiliki eksposur terhadap 3AC.
  • promo

Blocknom, startup kripto asal Indonesia, mengumumkan akan menghentikan layanan crypto-earning platform mereka mulai 1 Juli 2022. Startup jebolan akselerator Y Combinator (YC) ini tidak merinci alasan penghentian operasi bisnis mereka, tetapi menyebut telah mempertimbangkan situasi market dan peraturan pemerintah Indonesia.

Kepada Be[In]Crypto, CEO Blocknom, Fransiskus Raymond, hanya mengatakan kata “tidak” ketika ditanya apakah perusahannya memiliki eksposur terhadap hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC) yang baru-baru ini mengalami krisis.

Seperti yang diketahui, Blocknom belum memiliki izin operasional atau lisensi terkait kripto di Indonesia yang ditangani oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Mereka sebelumnya mengaku sedang mengajukan permohonan izin operasi secara legal di Indonesia kepada BAPPEBTI.

Pengguna Diminta Segera Menarik Aset Kripto Mereka

Dalam publikasi yang disampaikan pada 22 Juni 2022, manajemen Blocknom mengatakan akan menghentikan dukungan untuk layanan decentralized finance (DeFi) mereka. Dengan begitu, bunga harian yang sebelumnya ditawarkan terhadap stablecoin seperti Tether USD (USDT), USD Coin (USDC), dan StraitsX Indonesian Rupiah (XIDR) akan berhenti bertambah di platform Blocknom.

“Saat ini, kami menyarankan Anda untuk menarik aset Anda dari platform [Blocknom] sesegera mungkin. Anda tidak perlu khawatir karena aset Anda aman. Harap tarik semua aset Anda sebelum 31 Juli 2022,” jelas pernyataan resmi mereka.

Adapun Blocknom mengaku telah menutup penerimaan pengguna baru dan setoran baru sejak 20 Juni 2022. Demi mempermudah proses penarikan aset, mereka mengimbau para pengguna untuk segera menarik kriptonya. Setelah itu, kemungkinan besar penarikan hanya dilayani melalui call center (CS) offline.

Selama beberapa minggu mendatang, Blocknom akan secara teratur menjangkau para pengguna yang terus memegang aset kripto di platform miliknya untuk mengingatkan mereka tentang batas waktu yang telah ditentukan. Layanan Blocknom tidak dapat diakses oleh publik mulai 31 Juli 2022.

“Harap dicatat, ini adalah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Detail dan timeline dapat berubah berdasarkan perkembangan lebih lanjut,” papar pihak Blocknom.

Blocknom Punya Koneksi dengan Fazz Financial Group

Sebelumnya, Blocknom pada 4 Maret 2022 mengumumkan bahwa mereka telah mengantongi pendanaan tahap paling awal (pre-seed funding) senilai US$500 ribu (sekitar Rp7,19 miliar) dari 3 investor, yaitu Y Combinator (YC), Number Capital, dan Magic Fund, pada 4 Maret 2022.

Crypto startup yang menurut penjelasan Y Combinator hadir sejak 2021 ini didirikan oleh Fransiskus Raymond jebolan Gojek dan Shopee (Sea Ltd.) selaku CEO Blocknom, serta Ghuniyu Fattah Rozaq yang merupakan developer bagi sejumlah perusahaan dan kini berperan sebagai CTO Blocknom.

Mereka bermitra dengan Xfers, yang merupakan payment institution yang memiliki lisensi dari Monetary Authority of Singapore (MAS) untuk penerbitan uang elektronik. Adapun StraitsX merupakan produk dari Xfers yang bernaung di bawah layanan keuangan digital Fazz Financial Group (FFG) yang bermarkas di Singapura dan Indonesia.

Blocknom diketahui mengikuti program akselerator YC Winter 2022 yang berlangsung sejak Januari hingga Maret 2022. Dua investornya, yaitu Number Capital dan MAGIC Fund, terafiliasi dengan Hendra Kwik yang merupakan co-founder PayFazz dan CEO Fazz Financial Group.

Pendanaan ini sekaligus menjadikan Hendra Kwik sebagai advisor di Blocknom bersama Tianwei Liu co-founder dan CEO Xfers serta Thomas Chen yang merupakan General Partner dari MAGIC Fund.

Sekilas Model Bisnis Blocknom

Berbeda dari crypto-earning platform lainnya, Blocknom menawarkan yield (keuntungan berupa bunga yang didapatkan dari sebuah instrumen investasi) pada kripto berbasis stablecoin seperti USDT, USDC, dan XIDR. Alasannya, karena mereka menilai stablecoin paling sebanding dengan mata uang fiat dan mudah dipahami bagi para pengguna yang baru terjun ke dunia kripto.

Startup yang bercita-cita menjadi ‘Coinbase Earn for Southeast Asia‘ ini mengaku bahwa produk mereka tidak memiliki periode lockup, sehingga membuat investor dapat melakukan withdraw atau menarik dana kapan pun mereka mau. Fasilitas ini berlaku tanpa biaya tersembunyi (hidden fee).

Produk mereka yaitu Blocknom Earn menawarkan investor cara yang mudah untuk mendapatkan bunga yang stabil. Hasilnya pun cukup kompetitif hingga 12,5% per tahun. Mereka mengklaim produk ini aman dari volatilitas harga kripto. Dengan begitu, apa yang mereka tawarkan berbeda dengan staking yang memiliki lockup period dan memiliki risiko volatilitas pada kripto yang bukan stablecoin.

Adapun kripto milik para investor di platform Blocknom akan disetorkan ke berbagai protokol DeFi seperti AAVE, Balancer, Celsius, Curve, Compound, Terra, Cake, dan lain sebagainya yang telah ditentukan sebelumnya oleh komunitas Blocknom. 

Blocknom juga menjelaskan bahwa investasi kripto dari para investor di platform mereka disebarkan ke sejumlah institutional borrower yang melakukan kegiatan di industri DeFi untuk menghasilkan yield, seperti crypto lending, yield farming, dan lain sebagainya. 

Kripto milik investor di platform Blocknom diinvestasikan ke sejumlah ‘peminjam institusional’ yang dana kelolaannya sudah mencapai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) atau setara triliunan rupiah.

Bisnis utama dari institusi semacam ini pinjaman dengan jaminan aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan lain sebagainya. Hal ini memungkinkan peminjam membayar bunga premium sebab mereka percaya nilai aset kripto tersebut akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang mereka bayar.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori