Lihat lebih banyak

Studi Goldman Sachs: 32% Kantor Keluarga Berinvestasi dalam Aset Kripto dan Digital

3 mins
Oleh Shraddha Sharma
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Laporan terbaru Goldman Sachs mengungkapkan bahwa 32% kantor keluarga berinvestasi di aset digital pada tahun 2023.
  • Studi ini menemukan bahwa kantor keluarga terutama tertarik pada potensi masa depan teknologi blockchain.
  • Namun, laporan ini juga menemukan bahwa mereka yang berpotensi tertarik untuk berinvestasi di aset kripto di masa depan telah turun dari 45% menjadi 12%.
  • promo

Laporan terbaru dari Goldman Sachs tentang “Wawasan Investasi Kantor Keluarga” mengungkapkan bahwa 32% kantor keluarga saat ini berinvestasi dalam aset digital.

Laporan tersebut menyatakan bahwa kantor keluarga tidak hanya berinvestasi dalam aset kripto, tetapi juga dalam teknologi blockchain. Hal ini mencakup minat mereka pada stablecoin, non-fungible token (NFT), decentralized finance (DeFi), dan dana yang berfokus pada blockchain.

Selain itu, laporan Goldman Sachs itu menunjukkan bahwa kantor keluarga menjadi lebih percaya diri dalam berinvestasi di aset kripto. Dalam hal ini, proporsi investor kripto telah meningkat dari 16% pada tahun 2021 menjadi 26%. Namun, jumlah kantor keluarga yang belum berinvestasi di kripto dan tidak menunjukkan minat di masa depan telah meningkat dari 39% menjadi 62%.

Minat Investasi Kripto Turun secara YoY

Sementara itu, mereka yang berpotensi tertarik untuk berinvestasi di masa depan telah turun dari 45% menjadi 12%. Walaupun demikian, dengan semakin besarnya proporsi yang sekarang diinvestasikan dalam kelas aset ini, kantor-kantor keluarga telah memantapkan pandangan mereka tentang aset kripto. Namun, tampaknya ada pergeseran ke arah pandangan yang lebih terpolarisasi. Pasalnya, semakin banyak kantor keluarga yang tidak lagi tertarik untuk berinvestasi dalam aset kripto di masa depan. Tren ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian investor semakin percaya diri tentang kripto, tapi sebagian yang lain masih ragu-ragu.

Persentase Responden yang Investasi dalam Segala Bentuk Aset Kripto | Sumber: Goldman Sachs
Persentase Responden yang Berinvestasi dalam Segala Bentuk Aset Kripto | Sumber: Goldman Sachs

Karena beberapa negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan India telah memberlakukan batasan hukum tertentu, banyak yang masih skeptis terhadap investasi pada aset digital seperti kripto karena masih belum ada undang-undang yang jelas di sektor ini.

Studi tersebut menekankan bahwa aset digital di AS tidak diasuransikan oleh FDIC. Artinya, tidak ada jaminan atau dukungan dari pemerintah maupun bank sentral manapun untuk kelas aset ini.

Di sisi lain, India telah merekomendasikan kerangka kerja yang seragam bagi negara-negara G20 untuk menangani aset kripto. Pimpinan bank sentral mereka sendiri sudah sejak lama menunjukkan sikap penolakan terhadap kelas aset ini.

Inovasi Blockchain Dongkrak Minat Kripto

Berdasarkan data investasi global yang tersaji dalam riset tersebut, hanya 4-5% investor yang memasukkan aset kripto dalam investasi “lainnya.” Sebagai perbandingan, lebih dari 30% investor memilih ekuitas pasar publik sebagai pilihan investasi utama mereka. Untuk 2021 dan 2023, alokasi aset rata-rata responden dari seluruh dunia terdiri dari investasi dalam bentuk cash dan cash equivalent, serta pendapatan tetap.

Hal menarik yang perlu kita catat yakni 35% responden mengatakan bahwa mereka akan memotong alokasi cash dan cash equivalent mereka selama tahun mendatang. Selain menyoroti teknologi disruptif baru seperti artificial intelligence, machine learning, dan aset digital, studi ini juga menekankan minat yang semakin meningkat dalam konsumsi digital sebagai akibat dari perubahan perilaku konsumen. Pola ini menunjukkan bahwa investor lebih tertarik pada peluang investasi kreatif untuk diversifikasi portofolio dan meningkatkan return (untung).

Motivasi Utama untuk Berinvestasi dalam Aset Digital | Sumber: Goldman Sachs
Motivasi Utama untuk Berinvestasi dalam Aset Digital | Sumber: Goldman Sachs

Di samping itu, temuan laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kantor keluarga sangat memperhatikan perkembangan di sektor aset digital. Dalam temuan tersebut, terungkap bahwa sebagian besar kantor keluarga (19%) merasa optimis dengan masa depan teknologi blockchain. Dari kantor keluarga yang berinvestasi dalam aset digital, 9% memandang investasi kripto sebagai sarana diversifikasi portofolio investasi mereka, sedangkan 8% lainnya melihatnya sebagai alat penyimpan nilai.

Bagaimana pendapat Anda tentang hasil studi Goldman Sachs ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori