Sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa untuk non-pengguna kripto atau mereka yang belum terjun ke dunia kripto, crypto exchange dianggap sebagai layanan keuangan dengan tingkat kepercayaan paling rendah. Namun ironisnya, minat terhadap aset kripto justru terus meningkat baik dari kalangan pengguna kripto maupun non-pengguna kripto.
Laporan dari CoinCover, yang berjudul “Securing the Future of Cryptocurrencies”, telah mengadakan survei terhadap lebih dari 16.000 orang di sembilan negara. Laporan ini menemukan tingkat ketidakpercayaan yang tinggi terhadap crypto exchange jika dibandingkan dengan lembaga keuangan tradisional.
Kepercayaan pada Crypto Exchange Lebih Rendah daripada Layanan Paylater
Di antara kalangan non-pengguna kripto, hanya 10% yang mengatakan bahwa mereka sepenuhnya memercayai crypto exchange. Angka ini berbeda jauh dengan 24% yang sepenuhnya memercayai bank komersial.
Mereka bahkan menunjukkan ketidakpercayaan yang lebih besar terhadap crypto exchange dibandingkan dengan layanan buy now pay later, seperti Klarna, yang sempat menuai kritik karena diduga memicu generasi muda berutang karena pembelian barang yang tidak perlu. Lebih mengherankan lagi, crypto exchange ternama seperti Binance dan Coinbase malah dinilai kurang tepercaya ketimbang perusahaan kartu kredit, yang notabene tidak memiliki catatan reputasi yang baik.
Rasa ketidakpercayaan ini sebagian besar muncul akibat ketidakstabilan dan tindakan kriminal yang muncul di ekosistem kripto belakangan ini. Pencucian uang dan penipuan kerap dikaitkan dengan aset kripto. Dalam survei ini, 31% responden lebih banyak mengasosiasikan kripto dengan penipuan keuangan daripada inovasi.
Faktanya, lebih banyak responden survei yang mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kripto (40%) daripada artificial intelligence (30%). Hal ini kemungkinan besar dipicu oleh insiden peretasan dan penipuan besar-besaran yang telah mengikis kepercayaan mereka.
Kendati demikian, laporan ini juga menunjukkan adanya permintaan potensial untuk adopsi kripto. Sebanyak 30% dari mereka yang belum memiliki kripto berencana untuk berinvestasi kripto dalam waktu 12 bulan ke depan. Hal ini menandakan minat yang kuat. Namun, tidak sedikit yang masih ragu-ragu karena risiko sistemik yang ada.
Volatilitas Harga adalah Hambatan Utama bagi Pengguna dan Non-Pengguna
Volatilitas (47%), peretasan (43%), dan risiko kehilangan akses (36%) menjadi hambatan utama bagi pengguna kripto untuk berinvestasi kripto. Namun, nyatanya kompleksitas juga menjadi penghalang besar, dengan 30% dari non-pemilik mengakui bahwa kripto terlalu sulit untuk dipahami. Selain itu, non-pengguna juga menyebut masalah volatilitas (42%) dan peretasan (39%) sebagai alasan untuk tidak terlibat dalam sektor ini.
Namun, masih ada harapan. Menurut survei tersebut, 40% responden dari kelompok usia 18 hingga 34 tahun kemungkinan besar akan berinvestasi di kripto dalam waktu dekat.
Dengan fokus yang tepat pada pembangunan kepercayaan diri, laporan ini menunjukkan harapan untuk masa depan kripto. Hampir setengah (48%) dari semua responden menyatakan keyakinannya bahwa kripto akan berhasil mengatasi tantangan yang ada dan mendapat penerimaan.
Anda dapat membaca laporan lengkap dari CoinCover di sini.
Bagaimana pendapat Anda tentang hasil survei terbaru ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.