Trusted

Survei Deutsche Bank: 1 dari 3 Investor Prediksi Bitcoin (BTC) Bakal Anjlok ke Bawah US$20.000

3 mins
Oleh Harsh Notariya
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lebih dari sepertiga investor yang disurvei oleh Deutsche Bank Research memprediksi harga Bitcoin bakal turun ke bawah US$20.000 pada Januari 2025.
  • Survei ini melibatkan 2.000 orang, di mana 15% di antaranya memperkirakan harga Bitcoin bakal naik menuju kisaran harga US$40.000 - US$75.000 pada akhir tahun.
  • Para analis menyoroti peran ETF Bitcoin spot baru dalam memperluas institusionalisasi, namun sebagian besar arus masuk berasal dari investor ritel.
  • promo

Laporan Deutsche Bank Research menunjukkan sentimen investor yang suram. Lebih dari sepertiga responden survei percaya bahwa Bitcoin bakal turun ke bawah level US$20.000 pada Januari 2025.

Tren terkini di pasar kripto menunjukkan pergeseran yang dramatis. Harga Bitcoin, sebagai mata uang digital terkemuka, telah tergelincir di bawah angka US$39.000 pada 23 Januari 2024. Artinya, fenomena ini mewakili penurunan sekitar 20% dari puncak lokalnya.

Akankah Bitcoin Turun ke US$20.000?

Survei ini melibatkan 2.000 orang dari Amerika Serikat, Inggris, dan Zona Euro. Survei ini dilaksanakan mulai dari tanggal 15 hingga 19 Januari. Meskipun terdapat pandangan pesimistis, 15% partisipan melihat adanya potensi rebound. Mereka memperkirakan harga Bitcoin akan naik menuju kisaran harga antara US$40.000 sampai US$75.000 pada akhir tahun.

Result of Survey on Bitcoin's Price at the Year End
Hasil Survei tentang Harga Bitcoin di Akhir Tahun | Sumber: Bloomberg

Sebagaimana diketahui, lonjakan harga Bitcoin ke angka US$49.000 terwujud pada tanggal 11 Januari lalu. Lonjakan ini terjadi berkat antusiasme yang menyelimuti exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot yang baru saja disetujui. Tak ayal, capaian ini pun menandai rekor tertingginya sejak bulan Maret 2022.

Namun, aksi jual gila-gilaan yang terjadi setelahnya telah mengakibatkan penurunan harga yang tajam. Saat publikasi artikel ini, harga Bitcoin sedang bertengger di kisaran US$40.000.

Di sisi lain, dua analis bernama Marion Laboure dan Cassidy Ainsworth-Grace dari Deutsche Bank menyoroti ekspektasi dari ETF Bitcoin spot yang baru dalam memperluas pelembagaan aset digital veteran ini. Kendati demikian, sebagian besar arus masuk ETF sebenarnya berasal dari investor ritel, sebagaimana yang diungkap oleh laporan tersebut.

Faktanya, lanskap investasi telah mengalami pergeseran. Hampir US$4 miliar dana telah mengalir ke sejumlah ETF Bitcoin spot yang baru, terutama yang dikelola oleh BlackRock dan Fidelity. Namun, arus masuk ini kemudian diimbangi oleh aksi penarikan sebesar US$2,8 miliar dari Grayscale, yang melakukan transisi dari format dana investasi konvensional menjadi ETF (exchange-traded fund).

“Meskipun baru ~1 minggu sejak peluncuran, arus masuk bersih awal ke ETF Bitcoin nampaknya jauh lebih sedikit daripada yang digembar-gemborkan oleh komunitas kripto di media keuangan, dan lebih rendah daripada yang kami saksikan di minggu pertama arus masuk ke ETF Emas saat diluncurkan pada tahun 2004. Kami pikir banyak industri kripto telah menetapkan standar yang tinggi untuk peluncuran ETF, dan meskipun bermakna, kami pikir ekspektasi itu terlalu tinggi dan tidak realistis.”

Analis JPMorgan

Koreksi Pra-Halving?

Namun, ada sebuah pola historis yang memberikan secercah harapan. Pasar Bitcoin terkenal dengan sifat siklisnya, yang seringkali mengulangi tren masa lalu. Sebuah studi tentang 189 hari menjelang Bitcoin halving 2016 mengungkapkan retracement alias koreksi harga sebesar 25% pada Bitcoin. Hal ini menandai fase akumulasi ulang pra-halving yang bertahan sampai dua bulan sebelum tayangnya acara tersebut.

2015 Bitcoin Halving Cycle Comparison.
Perbandingan Siklus Bitcoin Halving 2015 | Sumber: X/@rektcapital

Sementara itu, dalam setiap siklus sebelumnya, puncak bull market Bitcoin terjadi pada tahun setelah tayangnya halving. Dengan demikian, fenomena ini mengindikasikan potensi puncak harga pada tahun 2025. Terlebih, lintasan pasar saat ini juga sangat menyerupai fraktal 2019, di mana tren naik yang kokoh disusul oleh koreksi tajam beberapa bulan sebelum halving.

Jadi, jika pola ini tetap berlaku, kuartal pertama 2024 mungkin akan menjadi saksi penurunan pasar kripto. Apalagi, skenario ini semakin nampak realistis di tengah hype pra-halving dan juga euforia atas persetujuan ETF Bitcoin spot.

Kesimpulannya, walaupun masa depan Bitcoin terlihat penuh dengan ketidakpastian, riwayat pola siklisnya memberikan petunjuk untuk tren masa depan yang mungkin terjadi.

Bagaimana pendapat Anda tentang survei oleh Deutsche Bank mengenai ramalan harga Bitcoin (BTC)? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori