Lihat lebih banyak

Telegram Berniat Luncurkan Marketplace untuk Jual Link Username, Grup, & Channel yang Dijamin Blockchain

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Co-founder & CEO Telegram, Pavel Durov, mengatakan bahwa Telegram dapat meluncurkan marketplace yang memungkinkan para pengguna menjual username hingga link grup dan channel yang mereka kelola dengan kepemilikan yang dijamin di blockchain melalui smart contract.
  • Elemen lain dari ekosistem Telegram, termasuk channel, sticker, atau emoji, nantinya juga dapat menjadi bagian dari marketplace ini.
  • promo

Co-founder & CEO Telegram, Pavel Durov, pada hari Senin (22/8) mengatakan bahwa Telegram dapat meluncurkan marketplace yang memungkinkan para pengguna menjual username hingga link grup dan channel yang mereka kelola dengan kepemilikan yang dijamin di blockchain melalui smart contract seperti NFT.

“Saya sangat terkesan dengan keberhasilan lelang yang dilakukan TON baru-baru ini untuk nama domain atau dompet mereka. Wallet.ton berhasil dijual seharga 215.250 Toncoin (TON) [sekitar US$260.000 atau Rp3,88 miliar] sementara casino.ton terjual seharga sekitar US$244.000 [Rp3,64 miliar].”

Jika TON dapat mencapai hasil ini, Pavel Durov mendorong orang-orang untuk membayangkan betapa suksesnya Telegram dengan 700 juta penggunanya apabila mereka menempatkan @ username atau nama pengguna, hingga link grup dan channel Telegram untuk dilelang.

Selain jutaan alamat t.me yang menarik seperti @storm atau @royal, semua nama pengguna 4 huruf dapat tersedia untuk dijual seperti @bank, @club, @game, @gift, dan lain sebagainya.

Menambahkan Unsur Web3 ke Telegram

Durov mengatakan bahwa pihaknya akan menciptakan platform baru ketika pemegang username dapat mentransfernya ke pihak yang berkepentingan dalam kesepakatan yang dilindungi. Maksud dari kesepakatan yang dilindungi ini adalah dengan kepemilikan yang dijamin di blockchain melalui smart contract seperti NFT. 

Elemen lain dari ekosistem Telegram, termasuk channel, sticker, atau emoji, nantinya juga dapat menjadi bagian dari marketplace ini.

Dalam hal skalabilitas dan kecepatan, Pavel Durov mengklaim bahwa TON mungkin memiliki teknologi terbaik untuk menampung penjualan terdesentralisasi tersebut.

“Tim kami dapat menulis smart contract anti ‘anti-peluru’ untuk TON (karena kamilah yang menemukan bahasa smart contract-nya). Jadi, kami cenderung mencoba TON sebagai blockchain yang mendasari untuk market masa depan kami,” ungkapnya.

Kemudian, Durov menutup pernyataannya dengan mengatakan, “Mari kita lihat apakah kita dapat menambahkan sedikit web3 ke Telegram dalam beberapa minggu mendatang.”

Relasi Telegram & TON

Sebagai informasi, The Open Network (TON) adalah blockchain layer-1 yang sepenuhnya terdesentralisasi dan konon menawarkan transaksi ultra-cepat, biaya kecil, aplikasi yang mudah digunakan, dan ramah lingkungan. Toincoin adalah native token dari blockchain TON.

Menariknya, TON semula merupakan singkatan dari Telegram Open Network yang lantas bertransformasi menjadi The Open Network sejak Agustus 2021. Whitepaper TON pertama kali dirilis pada Desember 2017, lalu muncul versi terbaru pada Januari 2018

Adapun proyek kripto blockchain TON dengan native token yang sebelumnya disebut Grams, awalnya dirintis oleh Telegram tapi kemudian ditinggalkan pada Agustus 2020 menyusul gugatan dari Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS). 

Setelah itu, proyek kripto ini terus dikembangkan oleh komunitas yang ada. Penerus utama proyek ini adalah The Open Network. TON Foundation pada 21 April lalu mengumumkan bahwa mereka berhasil mengumpulkan dana senilai US$1 miliar dari para penggunannya untuk memajukan ekosistem tersebut.

Pengguna Dapat Kirim & Terima Toncoin di Telegram

Sebelumnya pada 26 April lalu, pengguna Telegram diumumkan dapat mengirim dan menerima Toncoin (TON) secara langsung layaknya attachment atau lampiran dari lawan bicara mereka.

Akun Twitter TON Blockchain menjelaskan bahwa hal ini merupakan cara baru untuk mengirim Toncoin tanpa biaya transaksi ke pengguna Telegram lainnya. Untuk mengakses fitur ini, pengguna harus terlebih dahulu mengaktivasi bot Wallet resmi di Telegram.

Dengan layanan ini, para pengguna tidak perlu lagi memasukkan alamat crypto wallet yang panjang dalam platform yang dikembangkan oleh Pavel Durov tersebut.

Hal ini memungkinkan para pengguna Telegram dapat mengirim dan menerima Toncoin dalam aplikasi perpesanan yang tidak hanya populer di Rusia dan negara-negara pecahan Uni Soviet, tetapi juga di seluruh dunia.

Meskipun hanya Toncoin (TON) yang dapat dikirim dan diterima dalam aplikasi, pengguna Telegram juga dapat membeli Bitcoin (BTC) dan Toncoin melalui bot Wallet yang konon sudah digunakan oleh 800.000 akun Telegram.

TON Blockchain menjelaskan bahwa fungsi ini akan meluas ke pembayaran bagi konsumen ke berbagai bisnis, sehingga para pengguna dapat dengan mudah memperoleh barang atau jasa dengan mengirim Toncoin lewat Telegram.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik rencana peluncuran marketplace Telegram ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori