Lihat lebih banyak

Terkendala Peraturan, Silvergate Tunda Peluncuran Proyek Stablecoin Mereka

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Silvergate Capital menunda niatannya untuk meluncurkan proyek stablecoin yang dipatok terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada tahun ini.
  • Mereka mengatakan ambisi tersebut harus terhenti lantaran terkendala oleh regulasi, bukan karena disebabkan oleh teknologi yang mengikutinya.
  • Perlu diingat, proyek stablecoin ini berlandaskan teknologi & aset jaringan pembayaran mata uang digital Diem yang dulunya dikelola oleh Facebook.
  • promo

Silvergate Capital menunda niatannya untuk meluncurkan proyek stablecoin yang dipatok terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada tahun ini. Mereka mengatakan ambisi tersebut harus terhenti lantaran terkendala oleh regulasi.

Chief Executive Officer (CEO) Silvergate, Alan Lane, mengatakan bahwa molornya rencana tersebut sama sekali tidak disebabkan oleh teknologi yang mengikutinya. Bahkan, mereka mengklam teknologi pembayaran berbasis blockchain yang baru saja mereka akuisisi pada awal tahun ini sudah mampu memuluskan rencana Silvergate menerbitkan stablecoin.

Pada Januari 2022, Silvergate menuntaskan akuisisi atas teknologi dan aset jaringan pembayaran mata uang digital milik Facebook (sekarang bernama Meta Platforms) yang juga gagal meluncur bernama Diem. Mereka mengambil alih pengembangan, penyebaran, dan infrastruktur operasi untuk bisa menjalankan proyek stablecoin miliknya sendiri.

“Peluncuran proyek ini berhubungan dengan regulator dan pembuat kebijakan. Kami hanya memastikan bahwa perusahaan telah melakukannya dengan benar dan kami masih berada di posisi terbaik dari bank lain untuk meluncurkan stablecoin yang dipatok terhadap dolar AS sesuai dengan peraturan,” jelas Alan Lane.

Meskipun tidak memberikan timeline yang jelas dalam rencana lanjutannya, tetapi CEO Silvergate menuturkan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk menghadirkan sistem pembayaran berbasis blockchain pada pelanggan dengan cara yang sesuai dengan peraturan. Selain itu, Silvergate juga akan melakukan beberapa inisiatif dan peluang untuk bisa melayani pelanggan pada kuartal mendatang.

Chief Strategy Officer Silvergate, Ben Reynolds, menambahkan bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan mengenai pendalaman soal penggunaan stablecoin oleh regulator. Misalnya, bagaimana perlindungan konsumen yang akan diterapkan dan akan seperti apa transaksi pembayaran yang menggunakan stablecoin dalam skala yang lebih besar.

Berdasarkan data CoinMarketCap, kapitalisasi pasar stablecoin mencapai sekitar US$148,06 miliar. Dengan beragam kebijakan terkait penggunaan stablecoin sebagai alat pembayaran, hal ini diprediksi akan mendorong kapitalisasi pasar stablecoin bertambah besar.

Pembahasan RUU Stablecoin Masih Alot

Sementara itu, pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait stablecoin di AS juga masih berjalan alot. Beberapa pihak terus mendorong disahkannya aturan tersebut, tetapi di sisi lain banyak pihak yang merasa kerangka aturan baru itu masih harus terus didalami dan dilakukan perubahan.

Dewan Pengawas Stabilitas Keuangan (FSOC), yang terdiri dari beberapa regulator keuangan AS, diketahui sudah memberikan rekomendasi agar kongres AS mengesahkan UU yang menangani risiko aset digital terhadap sistem keuangan.

Dalam aturan tersebut turut memuat tentang peningkatan pengawasan spot market kripto dan stablecoin. Selain itu, FSOC juga sudah mendesak kongres AS untuk segera mengatur lembaga penerbit stablecoin. Sampai saat ini belum ada kejelasan kapan RUU tersebut akan disahkan. Pasalnya, klasifikasi aset terkait kripto masih belum menemukan titik terang.

Namun, salah seorang sumber menyebutkan bahwa RUU tersebut juga akan mencakup kerangka kerja yang melarang penerbitan algorithmic stablecoin seperti TerraUSD. Kuat dugaan, aturan yang dimaksud oleh Silvergate adalah terkait RUU stablecoin ini yang masih belum menemukan formula yang tepat.

Deposit Aset Digital Silvergate Alami Penurunan

Menyoal kinerja penggunaan stablecoin, Silvergate mengakui bahwa pada kuartal III/2022 rata-rata deposit aset digital pelanggan turun menadi US$12 miliar. Padahal pada kuartal II/2022, jumlah rata-rata deposit masih berada di level US$13,8 miliar.

Meski begitu, mereka berhasil meningkatkan jumlah pelanggan. Dari 1.305 menjadi 1.677 pelanggan aset digital. CEO Silvergate menambahkan bahwa laba bersih perusahaan pada kuartal III/2022 berhasil naik menjadi US$43,3 juta dar periode yang sama pada tahun lalu (kuartal III/2021) sebesar US$23,5 juta.

“Capaian tersebut menunjukkan kinerja yang kuat dari Silvergate. Namun, harus diakui bahwa volume transaksi di Silvergate Exchange Network (SEN) lebih rendah dari industri secara keseluruhan. Total nilai transfer yang ditangani oleh SEN pada kuartal III/2022 mencapai US$112,6 miliar, atau turun 41% dari kuartal II/2022 yang sebesar US$191,3 miiliar,” pungkas Alan Lane.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori