Trusted

Tether Ternyata Kembali Beli BTC Sebanyak US$380 Juta, Ingin Jadi The New MicroStrategy?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, dikabarkan kembali membeli Bitcoin (BTC) sekitar US$380 juta pada akhir kuartal IV/2024.
  • Pembelian terbaru sebesar 8.888 BTC tertanggal 1 Januari 2024. Transaksi itu membuat total kepemilikan Tether menjadi 66.465 Bitcoin atau sekitar US$2,8 miliar.
  • Sejauh ini, Tether tercatat sebagai pemegang Bitcoin terbesar ke-11 di dunia.
  • promo

Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, dikabarkan kembali membeli Bitcoin (BTC) sekitar US$380 juta pada akhir kuartal IV/2024. Transaksi itu membuat total kepemilikan Tether menjadi 66.465 bitcoin atau sekitar US$2,8 miliar.

Pembelian terbaru sebesar 8.888 BTC tertanggal 1 Januari 2024. Ini merupakan pembelian Tether terbesar ketiga mereka hingga saat ini.

Tether mulai membeli Bitcoin pada September 2022 dengan pembelian awal sebesar 33.980 BTC. Sejak itu, mereka secara konsisten mengakuisisi Bitcoin setiap kuartal. Pembelian terbesar kedua terjadi pada Maret 2023 saat membeli 15.915 BTC.

Tether mendeklarasikan asetnya mencapai sekitar US$86 miliar pada September 2023 untuk mendukung stablecoin Tether USD (USDT) bernilai sekitar US$83 miliar. Saat ini, market cap atau kapitalisasi pasar USDT mencapai sekitar US$95 miliar.

Jadi Pemegang Bitcoin Terbesar ke-11

Adapun Tether pertama kali mengungkapkan kepemilikan Bitcoin mereka ke publik pada Mei 2023, sebagai bagian dari laporan pengesahan pada kuartal I/2023.

Meski Tether belum secara resmi mengungkapkan alamat Bitcoin wallet mereka, Tom Wan, selaku Research Analyst di 21.co, mengidentifikasi sebuah alamat yang diperkirakan milik Tether pada Agustus 2023.

Sejak itu, terungkap bahwa Tether menjadi pemegang Bitcoin terbesar ke-11. Posisi itu terus dipertahankan Tether dengan pembelian Bitcoin terbarunya.

Sebelumnya, Tether mengatakan bahwa mereka akan secara teratur menginvestasikan sebagian dari keuntungan perusahaan dalam Bitcoin.

CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan kembali pengumuman pada tahun lalu bahwa mereka berminat membeli Bitcoin hingga 15% dari ‘keuntungan perusahaan’ yang diperoleh dari ‘kelebihan cadangan stablecoin Tether’.

Tether Bisa Gunakan Bitcoin Miliknya sebagai Ancaman?

Sebelumnya, Tether yang memiliki cukup banyak Bitcoin memicu spekulasi liar tentang kemampuan mereka untuk memengaruhi market kripto secara luas.

Akun Twitter Napgenus ursus (@napgener), yang mencuri popularitas karena rangkaian cuitan kontroversial terkait insiden di Curve Finance, menyoroti sisi negatif dari Tether yang menjadi pemegang Bitcoin terbesar ke-11 di dunia.

“Tether sangat siap untuk menjual Bitcoin yang mereka miliki untuk mempertahankan setiap serangan [negatif atau FUD yang bermakna Ketakutan, Ketidakpastian, dan Keraguan] terhadap depeg USDT. Begitulah cara saya membaca situasi,” catat Napgenus.

Terlepas dari itu, kepemilikan BTC oleh Tether adalah sinyal bahwa mereka yakin pada kegunaan Bitcoin sebagai store of value. Bahkan, ada yang mengibaratkan Tether seperti MicroStrategy yang baru.

Selain itu, antara bulan Mei, Juni, dan September 2023, Tether turut mendukung operasi Bitcoin mining di Uruguay dan El Salvador, hingga terlibat dalam fasilitas kredit ke perusahaan Bitcoin mining. Ini adalah komitmen Tether untuk menjadi bagian dari ekosistem Bitcoin mining.

CEO Cantor Fitzgerald: Tether Punya Dana Cadangan sesuai Klaimnya

Munculnya temuan terbaru tentang bertambahnya jumlah Bitcoin milik Tether, datang setelah CEO Cantor Fitzgerald berusaha meyakinkan publik bahwa Tether memiliki dana cadangan sesuai dengan yang diklaimnya.

“Saya mengelola banyak sekali aset mereka. Dari apa yang kami lihat, dan kami melakukan banyak pekerjaan, mereka punya uangnya,” kata Howard Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald, pada hari Selasa (16/1) kemarin.

Cantor Fitzgerald telah menjadi kustodian aset Tether sejak akhir tahun 2021. Konon, Cantor menyimpan sebagian besar cadangan Tether. Selain itu, entitas lain, seperti Capital Union dan Deltec Bank & Trust yang berbasis di Bahama, turut menjaga cadangan kas Tether.

Cantor membantu mengelola portofolio obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dimiliki Tether. Perusahaan ini adalah salah satu dari sedikit perusahaan pialang yang dapat memperdagangkan obligasi AS, bersama dengan Charles Schwab, Fidelity, dan Vanguard.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori