The Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat, akhirnya meningkatkan suku bunga. Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar dari sejak 1994. Di tengah skenario ini, harga Bitcoin pun memberikan reaksi negatif.
Dalam rangka mengatasi peningkatan inflasi di Negeri Paman Sam, The Federal Reserve pun menaikkan suku bunga sebesar 0,75%.
“Komite akan siap untuk menyesuaikan sikap kebijakan keuangan sebagaimana mestinya, jika muncul risiko yang dapat menghambat tujuan Komite,” demikian bunyi pernyataan resmi.
Salah satu elemen yang perlu diperhatikan dari pengumuman hari ini adalah langkah The Fed tersebut merupakan tingkat suku bunga tertinggi sejak tahun 1994 silam.
Upaya The Federal Reserve untuk Perangi Inflasi
Ekspektasi sebelum pengumuman telah menyebabkan pasar saham mengawali minggu ini dengan penurunan yang tajam. Sebagai contoh, S&P500, salah satu indeks acuan Bursa Efek New York, kehilangan 20% dari level tertingginya di awal tahun.
“Komite berusaha untuk mencapai lapangan kerja maksimal dan inflasi pada tingkat 2% dalam jangka panjang. Demi mendukung tujuan-tujuan ini, Komite memutuskan untuk menaikkan kisaran target bagi suku bunga dana federal dari 1-1/2 menjadi 1-3/4 persen dan mengantisipasi bahwa kenaikan lanjutan dalam kisaran target akan sesuai,” katanya.
Faktor lainnya yang ditekankan oleh The Fed adalah peperangan antara Rusia dan Ukraina saat ini, yang “menyebabkan kendala kemanusiaan dan ekonomi luar biasa”.
Di sisi lain, mereka menyoroti pula bahwa lockdown akibat Covid-19 yang saat ini berlangsung di Cina dapat memperparah “gangguan rantai pasokan”.
Terlepas dari upaya Amerika Serikat untuk mengendalikan inflasi dan kenaikan suku bunga yang masih berlanjut, investor dan masyarakat menakutkan jika kenaikan harga akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan.
Reaksi Harga Bitcoin setelah The Fed Naikkan Suku Bunga
Pasar kripto sendiri memang diketahui sedang mengalami masa sulit. Pengumuman dari The Federal Reserve ini pun rupanya semakin memberikan sentimen negatif bagi cryptocurrency.
Menyusul pengumuman tersebut, harga Bitcoin (BTC) terpantau anjlok ke level US$20.317. Kendati demikian, aset kripto terbesar ini berhasil bangkit kembali beberapa menit setelahnya. Kini, BTC diperdagangkan di angka US$21.721 pada saat penulisan, menurut data dari CoinGecko.
Ketakutan atas resesi dini di Amerika Serikat bertumbuh setiap harinya. Pasalnya korelasi Bitcoin dengan saham-saham utama menjadi semakin kuat dari hari ke hari. Kondisi ini pun membuat kita perlu mengevaluasi ulang konsep Bitcoin sebagai alat lindung nilai inflasi, sebagaimana yang baru-baru ini disampaikan oleh Bank of America (BoA).
Dalam beberapa waktu ke depan, tidak menutup kemungkinan jika akan muncul pengumuman baru dari The Fed ataupun peristiwa global lainnya yang dapat memengaruhi arah pergerakan harga Bitcoin dan pasar cryptocurrency secara umum.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.