Di tengah meningkatnya kesadaran publik terkait kripto, salah satu entitas crypto exchange asal Indonesia Tokocrypto justru menyoroti rendahya pemahaman tentang aset kripto itu sendiri. Karena berangkat dari hasil riset Consensys bersama YouGov, terungkap bahwa sekitar 63% responden ternyata masuk belum bisa memahami konsep dasar kripto dan teknologi yang mendasarinya, blockchain.
VP PR & Marketing Tokocrypto, Rieka Handayani melalui keterangan resminya mengatakan, temuan itu menunjukkan bahwa di tengah besarnya potensi dalam perdagangan aset digital, negeri ini masih dihadapkan pada tantangan edukasi.
Menurutnya, meskipun banyak pihak yang tertarik terhadap kripto, rendahnya tingkat pemahaman tetap menjadi hambatan utama dalam adopsi. Pasalnya, saat ini generasi muda, yakni mereka yang berada pada rentang usia 18 tahun hingga 35 tahun menjadi kelompok yang paling aktif dalam transaksi kripto tanah air.
“Pendidikan memang menjadi fondasi yang kokoh dalan investasi kripto. Sifat pasar yang volatil dan kompleks menuntut pemahaman mendalam tentang teknologi blockchain, analisis pasar dan berbagai aspek teknis lainnya. Edukasi semata tidaklah cukup,” jelas Rieka.
Belajar Dari Pengalaman
Lebih jauh menurut Rieka, pengalaman, baik yang memiliki output berupa keberhasilan maupun kegagalan, berperan penting dalam membentuk kecerdasan investor. Dalam kacamatanya, pengalaman mengajarkan seseorang untuk bisa mengambil keputusan yang lebih baik dan mengidentifikasi peluang serta risiko tersembunyi.
“Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kripto memang membuka peluang besar bagi pertumbuhan industri, namun tantangan dalam hal edukasi harus teratasi secara serius,” tambah Rieka.
Oleh karena itu, Ia mengajak pelaku industri, regulator dan pemangku kepentingan lainnya untuk bekerja sama menciptakan ekosistem kripto yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai catatan, berdasarkan riset Consensys dan YouGov, hanya 22% responden Indonesia yang mengenal konsep Web3. Namun menariknya, di sisi lain tingkat kepercayaan terhadap institusi keuangan tradisional juga memudar.
Laporan itu juga menyebut bahwa hanya 66% responden menganggap bahwa sistem itu penting. Menandakan adanya indikasi pergeseran kepercayaan dari sistem tersentralisasi yang selama ini berjalan. Membuka peluang bagi alternatif desentralisasi untuk mendapatkan perhatian pasar, sepanjang mampu mengatasi kekhawatiran tentang keamanan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.