Lihat lebih banyak

Total Pendapatan Coinbase pada Kuartal III/2022 Lebih Rendah dari Perkiraan Analis

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Total pendapatan Coinbase pada kuartal III/2022 lebih rendah dari perkiraan para analis senilai US$641 juta, menurut survei FactSet.
  • Coinbase mengatakan bahwa pendapatan transaksi mereka dipengaruhi secara signifikan oleh hambatan ekonomi makro dan pasar kripto yang lebih kuat, serta volume perdagangan yang bergerak ke luar negeri.
  • Perusahaan mengaku sedang mempersiapkan dengan bias konservatif dan dengan asumsi bahwa hambatan ekonomi makro saat ini akan bertahan dan mungkin meningkat pada tahun 2023.
  • promo

Coinbase telah merilis kinerja keuangan pada kuartal III/2022. Mereka memaparkan faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan transaksi perusahaan. Selain itu, CEO Coinbase memuji kinerja stablecoin USD Coin (USDC) dan menyebutnya akan menjadi central bank digital currency (CBDC) de-facto di Amerika Serikat (AS).

Total pendapatan Coinbase sepanjang 3 bulan pada kuartal III/2022 mencapai US$590,3 juta atau lebih rendah 55% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 senilai US$1,3 miliar. Sebagai informasi, total pendapatan Coinbase sepanjang 3 bulan pada kuartal II/2022 berada di level US$808,3 juta.

Bila dirinci lebih jauh, pendapatan bersih Coinbase pada kuartal III/2022 senilai US$576,4 juta. Detailnya, pendapatan transaksi mencapai US$365,9 juta, sedangkan pendapatan langganan dan layanan menyentuh US$210,5 juta. Adapun investor ritel menyumbang 94,5% dari total pendapatan transaksi pada kuartal III/2022.

Melihat data di atas, sebenarnya, total pendapatan Coinbase pada kuartal III/2022 lebih rendah dari perkiraan para analis senilai US$641 juta, menurut survei FactSet.

Sementara itu, total pendapatan Coinbase sepanjang 9 bulan dari Januari hingga September 2022 mencapai US$2,5 miliar atau turun 51,9% dibandingkan periode yang sama pada 2021 senilai US$5,3 miliar.

Menariknya, kerugian bersih Coinbase pada kuartal III/2022 susut 50,2% menjadi US$544,6 juta bila dibandingkan dengan kuartal II/2022 senilai US$1 miliar. Namun, bila diakumulasi sepanjang 9 bulan dari Januari hingga September 2022, kerugian bersih Coinbase mencapai US$2 miliar, naik 174,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 yang mencatatkan laba bersih US$2,7 miliar.

Adapun total volume perdagangan pada kuartal III/2022 mencapai US$159 miliar, turun 26,7% dibanding kuartal II/2022 senilai US$217 miliar. Investor ritel menghasilkan volume perdagangan US$26 miliar sementara investor institusional menyumbang US$133 miliar. Bila dirinci, persentase volume perdagangan Bitcoin mencapai 31%, Ethereum 33%, dan aset kripto lainnya sebanyak 36% pada kuartal III/2022. 

Meski total volume perdagangan mengalami penurunan, aset di platform Coinbase naik 5,2% menjadi US$101 miliar pada kuartal III/2022 dibandingkan kuartal II/2022 senilai US$96 miliar.

Faktor yang Pengaruhi Kinerja Coinbase

Coinbase mengatakan bahwa pendapatan transaksi mereka dipengaruhi secara signifikan oleh hambatan ekonomi makro dan market kripto yang lebih kuat, serta volume perdagangan yang bergerak ke luar negeri.

Mereka mengaku melihat pertumbuhan yang kuat dalam pendapatan langganan dan layanan mereka, didorong oleh partisipasi dalam ekosistem USD Coin (USDC) dan aktivitas staking yang lebih tinggi.

Mengesampingkan kondisi makro yang di luar kendali mereka, Coinbase terus fokus pada faktor-faktor yang bisa mereka kendalikan seperti mempersempit fokus produk mereka untuk memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa dan mengurangi biaya operasional.

Perusahaan mengaku sangat antusias dengan kemitraan dengan pelaku terkemuka, seperti jalinan kolaborasi bersama BlackRock dan Google.

Coinbase memperkirakan bahwa tahun depan akan sulit. Mereka sedang mempersiapkan dengan bias konservatif dan dengan asumsi bahwa hambatan ekonomi makro saat ini akan bertahan dan mungkin meningkat pada tahun 2023.

Brian Armstrong Berikan Pujian kepada USDC

Co-founder & CEO Coinbase, Brian Armstrong, dalam momen paparan kinerja kuartal III/2022, memuji USDC dengan mengatakan bahwa ketika berbagai negara mengejar inisiasi CBDC, USDC akan menjadi CBDC de facto di AS.

“Para pembuat kebijakan di AS akan menetapkan kerangka kerja yang perlu diikuti sehingga market swasta benar-benar akan menciptakan solusi, dan USDC telah meningkat sangat pesat,” jelas Brian Armstrong.

Dia memperkirakan bahwa USDC akan menjadi stablecoin terbesar di dunia di depan Tether USD (USDT) yang saat ini memiliki market cap atau kapitalisasi paling tinggi.

Menurut data CoinGecko, market cap USDT mencapai US$69 miliar, USDC berada di level US$42 miliar, dan Binance USD (BUSD) menyentuh US$22 miliar.

Sebagai informasi, Tether dimiliki oleh iFinex, yaitu perusahaan induk crypto exchange Bitfinex yang berbasis di Hong Kong. Sementara itu, Circle bersama Coinbase pada 2018 mendirikan CENTRE Consortium yang merupakan entitas di balik USDC.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori