Native token LBR dari protokol decentralized finance (DeFi) Lybra Finance diterpa volatilitas harga yang tinggi selama seminggu terakhir. Hal ini lantaran para pendukung utamanya melakukan aksi jual (dump) aset mereka.
Lybra Finance, perusahaan di balik stablecoin eUSD penghasil yield (imbal hasil), berkomitmen untuk mempertahankan pasak atau peg yang stabil di angka US$1. Selain itu, stablecoin ini juga dapat menghasilkan pendapatan dari token liquid staking yang dikolateralisasi. Tak hanya itu, pada Januari 2023, protokol DeFi ini berhasil mencatat puncak TVL nyaris US$400 juta.
Harga LBR Amblas 50%
SpotOnChain, sebuah firma analitik blockchain yang terkemuka, melaporkan bahwa para key opinion leader (KOL) serta alamat-alamat anonim yang memegang token LBR dalam jumlah signifikan kini menguasai sebagian besar dari total value locked (TVL) jaringan ini.
Adapun tren penurunan harga LBR ini bermula ketika para holder raksasa ini mulai melepaskan aset mereka. Pada tanggal 15 Januari, salah satu staker teratas dari protokol bersangkutan, yakni blurr.eth, telah menarik semua 34.000 ETH (US$70 juta) miliknya. Sementara kemarin (4/2), staker besar lainnya—sifuvision.eth dan czsamsunsb.eth—masing-masing juga telah melepaskan 6.000 ETH (US$13 juta) dan 4.000 ETH (US$8 juta).
Alhasil, aksi dump tersebut telah mengakibatkan terjunnya nilai LBR sekitar 14% selama satu hari terakhir menjadi US$0,4263 pada saat publikasi. Sementara itu, selama seminggu terakhir, LBR telah mengalami penurunan substansial sekitar 50%.
“Para key opinion leader (KOL) yang berpengaruh telah menjual token mereka. Masih belum jelas apakah LBR bisa naik lagi,” demikian yang ditulis oleh perusahaan analitik blockchain SpotOnChain.
Sementara itu, intensnya tekanan jual yang terjadi telah berdampak negatif pada stablecoin eUSD, yang dalam waktu singkat sempat terlepas dari pasaknya, turun hingga serendah US$0,97. Menurut data CoinMarketCap, eUSD telah berhasil pulih ke level US$1,01 pada saat publikasi berita ini. Kendati demikian, perlu dicatat bahwa volume perdagangannya masih berkisar di bawah US$4.000 dalam 24 jam terakhir.
TVL DeFi Terjun 70%
Sebagai imbas dari perkembangan ini, total value locked (TVL) aset pada protokol DeFi ini seketika merosot sekitar 70% hanya dalam satu hari terakhir. Spesifiknya, TVL protokol ini turun dari US$245,85 juta ke angka US$79 juta, menurut data dari DeFiLlama.
Segenap pakar industri berpendapat bahwa penurunan tajam ini terjadi karena para whale menarik kepemilikan ETH mereka dan hijrah ke protokol lain yang menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi.
“Simpelnya, orang-orang menemukan alternatif yang lebih baik untuk menggunakan ETH mereka — itu saja… tiada alasan bagi mereka untuk menahan ETH di Lybra ketika mereka bisa restaking, meraup LRT, menikmati EL berlimpah + keuntungan lainnya, serta meminjam stablecoin untuk posisi tersebut,” ujar analis kripto bernama Yoki.
Di sisi lain, Lybra Finance mengaitkan fenomena penurunan TVL ini dengan perilaku pengguna. Lebih lanjut, mereka menegaskan bahwa protokol serta dana pengguna masih dalam kondisi aman.
“Kami memahami terjadinya penurunan TVL dadakan, yang disebabkan oleh perilaku pengguna. [Dapat kami pastikan bahwa] Protokol ini aman, dan aset pengguna tidak terdampak. Mohon jangan panik,” demikian bunyi pernyataan dari tim Lybra.
Bagaimana pendapat Anda tentang anjloknya TVL protokol Lybra Finance ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.