Lihat lebih banyak

Dorong Adopsi, PBB Gandeng Algorand Rilis Blockchain Academy 2024

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Melalui UNDP, PBB bekerja sama dengan entitas blockchain Algorand Foundation untuk merilis Blockchain Academy di 2024 mendatang.
  • Aksi itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mendalam pada pekerja UNDP terkait jaringan blockchain.
  • Kerja sama ini sekaligus menunjukkan bahwa lembaga dunia sudah menaruh fokusnya pada pengembangan blockchain, yang notabene adalah teknologi dasar dari aset kripto.
  • promo

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus menaruh perhatian khusus terhadap industri blockchain. Melalui United Nation Development Program (UNDP), PBB bekerja sama dengan entitas blockchain Algorand Foundation untuk merilis Blockchain Academy di 2024 mendatang.

Aksi itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mendalam pada pekerja UNDP terkait jaringan blockchain.

Dalam sebuah pernyataan, pakar UNDP untuk Keuangan Alternatif dan Pembangunan Rendah Karbon, Robert Pasicko, mengatakan proyek tersebut dirancang untuk meningkatkan kapasitas staf UNDP melalui pendidikan dan pelatihan teknologi blockchain.

Tidak hanya itu, setiap peserta juga akan mendapatkan pelatihan untuk bisa mengaplikasikannya secara praktis dalam pembangunan berkelanjutan.

Proyek bernama “Algorand Blockchain Academy 2024” itu akan memiliki kurikulum khusus yang terdiri dari rekaman, pidato, dan lokakarya yang bersifat interaktif, serta penugasan langsung.

“Inisiatif ini tersedia bagi lebih dari 22 ribu karyawan UNDP yang tersebar di lebih dari 170 negara dan wilayah,” jelas Pasicko.

Menurut Pasicko, program ini akan menjadi solusi inovatif bagi pekerja di UNDP untuk mengatasi tantangan global yang kompleks dan sarat akan teknologi blockchain.

Kerja sama ini sekaligus menunjukkan bahwa lembaga dunia sudah menaruh fokusnya pada pengembangan blockchain, yang notabene adalah teknologi dasar dari aset kripto.

Bukan Proyek Blockchain Pertama UNDP

Dalam program terbarunya, UNDP dan Algorand bakal berfokus pada program inklusi keuangan dan transparansi rantai pasokan (supply chain). Selain itu, tokenisasi aset di dunia nyata yang memungkinkan kepemilikan fraksional untuk meningkatkan akses bagi lebih banyak investor juga masuk menjadi tujuan utama program.

Menariknya, kedua belah pihak bermaksud pula untuk mengembangkan identitas digital. Area yang belum banyak disentuh oleh banyak regulator dunia itu akan memungkinkan terciptanya inklusi sosial dan keuangan.

Kepala Pendidikan dan Inklusi Algorand Foundation, Doro Unger-Lee, memandang inisatif di bidang pendidikan merupakan awal penting menuju identifikasi dan penyampaian contoh penggunaan blockchain.

“Dengan begitu, setiap kasus dalam penggunaan blockchain bisa ditindaklanjuti untuk membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di berbagai bidang.”

Doro Unger-Lee, Kepala Pendidikan dan Inklusi Algorand Foundation

Ini bukanlah pengembangan blockchain pertama yang digarap oleh UNDP. Sebelumnya, pada 2018 lalu, organisasi dunia yang bertugas membantu negara lain untuk memberantas kemiskinan itu juga sudah menjalin sinergitas dengan Blockchain Charity Foundation (BCF), sebuah yayasan amal yang diprakarsai oleh Binance.

Kala itu, kedua belah pihak sepakat untuk mendukung penerapan teknologi blockchain untuk kebaikan sosial. Dalam kolaborasi tersebut BCF bakal menyumbangkan US$1 juta ke UNDP.

Dari inisiatif itu, UNDP sudah memandang bahwa blockchain merupakan teknologi yang bisa memberikan dampak besar di negara berkembang, khususnya untuk menjadi solusi dalam mengatasi tantangan pembangunan tersulit di wilayah Asia Pasifik.

PBB Ramah terhadap Blockchain

Selain UNDP, beberapa organisasi internasional lain yang ada di bawah naungan PBB juga sudah menunjukkan keberpihakannya terhadap teknologi blockchain. Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), dan UNICEF terus menjajaki berbagai peluang untuk membawa aplikasi blockchain pada berbagai bidang.

UNICEF, melalui UNICEF Venture Fund, pada 2021 lalu telah berhasil merekrut 8 startup yang mengembangkan solusi open source berbasis blockchain.

Seluruh perusahaan rintisan tersebut akan mendapatkan pendanaan awal hingga US$100 ribu untuk membangun solusi keuangan inklusif.

Salah satu alumni program yang berhasil lolos adalah Leaf Global Fintech. Entitas keuangan yang berasal dari Rwanda itu berhasil mengembangkan bank virtual yang ditujukan untuk pengungsi dan populasi rentan.

Proyek yang dikembangkannya memungkinkan penyimpanan dana dan transfer aset secara lintas batas tanpa memerlukan ponsel pintar.

Bagaimana pendapat Anda tentang kerja sama antara UNDP dan Algorand Foundation? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori