Jelang Idul Fitri, pergerakan pasar kripto tumbuh dengan positif. Hal itu terlihat dengan kinerja Bitcoin (BTC) yang terus mencetak level tertinggi sepanjang masa yang pada akhirnya membuat kapitalisasi pasar kripto ikut menggeliat. Meski demikian, investor tetap diminta waspada terhadap volatilitas harga kripto untuk bisa memaksimalkan portofolio investasinya.
Resna Raniadi, selaku Chief Operation Officer (COO) dari crypto exchange Upbit Indonesia, mengamini hal tersebut. Menurutnya, pada Ramadan tahun ini terdapat perubahan dalam tren investasi kripto.
Optimisme pasar terhadap harga kripto yang bakal terus terkerek dengan adanya Bitcoin halving membuat pasar bergerak riuh. Hal itu ditambah kuat dengan diluncurkannya produk ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS) yang memberikan paparan langsung investor konvensional terhadap BTC.
“Mengingat dalam beberapa waktu terakhir terjadi momen all time high (ATH) dan halving, investor diimbau untuk tetap memantau pergerakan pasar dan tidak mengambil keputusan secara impulsif,” Jelas COO Upbit Indonesia itu.
Ditambah lagi, jika melihat fakta empiris pada Ramadan 2 tahun lalu, harga BTC justru bergerak dinamis setelah Idul Fitri. Data CoinGecko mengungkapkan bahwa pada 3 April 2022, harga Bitcoin saat itu masih berada di level US$46.312 dengan volume perdagangan sebesar US$24,8 miliar.
Namun, satu bulan setelah 3 Mei 2022, pergerakan BTC malah turun ke level US$38.631 dengan volume perdagangan yang meningkat, yakni sebanyak US$30,6 miliar.
Menariknya, kondisi tersebut tidak terjadi pada tahun 2023. Pasalnya, meskipun harga Bitcoin naik, tetapi terjadi penurunan dalam hal volume perdagangan.
Idul Fitri Bisa Picu Volatilitas
Oleh karena itu, dalam pandangan COO Upbit Indonesia, periode liburan seperti Idul Fitri bisa membuat pasar bergerak liar. Untuk itu, para investor diminta tetap waspada terhadap perubahan harga yang cepat demi meminimalisir risiko.
Investor diminta untuk tidak terpengaruh atas perubahan harga jangka pendek dan fokus pada strategi investasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Resna Raniadi mengimbau agar investor tidak mengambil keputusan secara impulsif sembari melakukan diversifikasi investasi yang tepat.
Secara terpisah, Oscar Darmawan, selaku CEO crypto exchange Indodax, mengatakan hal yang serupa. Menurutnya, meskipun pasar bergerak positif, investor tetap harus mengedepankan pengelolaan uang dan riset yang baik.
Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah dengan menggunakan teknik DCA (Dollar Cost Averaging) untuk memastikan keberlanjutan portofolio investasi mereka.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.