Trusted

Pasar Masih Kacau, Vacuum Pacu Ekspansi Metaverse ke Korea dan Amerika

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Vacuum berniat dirikan kantor di wilayah Korea Selatan dan Amerika Utara demi mempercepat adopsi kripto melalui Metaverse Union (MU).
  • Platform berbasis blockchain ini tetap tancap gas melebarkan sayap bisnisnya di tengah kondisi pasar yang masih sangat bergejolak.
  • Beberapa proyek seperti launchpad, game P2E, dan NFT dikebut untuk bisa berikan pengalaman dan memuaskan kebutuhan pengguna kripto.
  • promo

Vacuum, platform berbasis blockchain, tetap tancap gas melebarkan sayap bisnisnya di tengah kondisi pasar yang masih sangat bergejolak. Mereka berniat mendirikan kantor cabang di wilayah Korea Selatan dan Amerika Utara demi mempercepat adopsi kripto melalui Metaverse Union (MU).

Beberapa proyek pun tengah dikebut untuk bisa memberikan pengalaman dan memuaskan kebutuhan pengguna kripto. Hal itu mulai dari launchpad TINA, game berbasis play-to-earn (P2E) Crazy Rich Rabbit, dan generasi kedua non-fungible token (NFT) Crazy RIch Rabbit.

Dipilihnya dua wilayah tersebut untuk destinasi baru pengembangan usaha Vacuum bukanlah tanpa alasan. Wilayah Amerika Utara diketahui memiliki minat yang besar dalam penggunaan kripto.

Terbukti, jumlah aliran dana dalam bentuk kripto yang masuk ke Amerika Utara sepanjang periode Juli 2021 hingga Juni 2022 tetap deras, yakni mencapai US$1,15 triliun. Jumlah tersebut berada di posisi kedua setelah Eropa yang menerima US$1,3 triliun dalam bentuk kripto. Dari total transaksi yang ada, 37% berlangsung di keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Fakta ini sesuai dengan rencana bisnis Vacuum yang berniat menjadi penghubung antar dunia web3 melalui Metaverse Union (MU). MU sendiri merupakan platform media sosial berbasis web3 yang digadang-gadang bakal menjadi metaverse sentral bagi proyek metaverse lainnya.

Dalam peta pengembangannya, Vacuum turut berniat untuk merilis token RVT yang bisa digunakan untuk mengubah suara menjadi teks.

“Target pasar untuk pengguna token ini adalah perusahaan, lembaga pemerintah, dan badan amal. Dengan teknologi tersebut, pesan bisa langsung ditampilkan untuk kemudian diubah menjadi text to speech,” jelas pihak Vacuum.

Untuk melengkapi pengalaman pengguna, Vacuum sudah memiliki beberapa fitur andalan lainnya seperti bubble yang dimaksudkan untuk menjadi wadah bagi komunitas terhubung dengan anggota lain di metaverse. Kemudian, ada pula fitur avatar yang memungkinkan pengguna mengubahnya menjadi NFT dengan menggunakan Vacuum Coin.

Metaverse Buka Peluang Kejahatan Baru di Dunia Maya

Terlepas dari potensi pengembangan dan monetisasi, metaverse ternyata juga ikut membuka peluang kejahatan baru di dunia maya. Padahal, definisi tentang metaverse sendiri masih belum menemukan kata baku yang bisa disepakati.

Terkait hal ini, Direktur Eksekutif Interpol, Madan Oberoi, mengataka aktivitas phishing dan penipuan dapat beroperasi secara berbeda ketika berada dalam ruang augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Teknik kejahatan yang selama ini bisa dibaca dan terlacak dalam dunia tradisional, bermetamorfosa menjadi kejahatan baru seiring dengan adaptasi di ruang maya.

“Jika kelompok teror ingin menyerang ruang fisik, maka kelompok kejahatan tersebut bisa menggunakan ruang maya untuk merencanakan dan melakukan simulasi sebelum melakukan penyerangan,” jelas Madan Oberoi.

Beberapa pihak mengatakan bahwa metaverse akan menjadi ladang subur bagi kejahatan rekayasa sosial. Pasalnya, identitas setiap pengguna di metaverse akan ditampilkan sebagai avatar. Ketika avatar itu dicuri, sulit bagi koleganya yang turut berada di metaverse bisa melakukan verifikasi kebenaran dari avatar tersebut.

Jangan lupa, dalam metaverse transaksi dapat dilakukan dengan menggunakan kripto. Selain itu, data yang tersimpan di dalam metaverse pun sangat kompleks. Oleh karena itu, ketika penjahat berhasil menyusup masuk, maka oknum itu akan dengan mudah melakukan berbagai jenis kejahatan lainnya seperti pencucian uang, pembobolan data, dan lain sebagainya.

Pengguna Metaverse Makin Banyak pada Tahun 2026

Namun, perkembangan metaverse sepertinya tidak bisa dibendung. Pasalnya, pengembang dunia virtual seperti Decentraland, WIR Group, Meta Platform, dan masih banyak lagi, terus bereksperiman untuk memperluas cakupan wilayah maya mereka.

Terkait hal ini, VP Analyst Gartner, Marty Resnick, menuturkan pada tahun 2026 ada sekitar 25% orang akan menghabiskan waktu di metaverse selama 1 jam setiap harinya. Kebanyakan orang akan menggunakannya untuk berbelanja, belajar, bekerja, hingga berselancar di media sosial yang ada di sana.

Metaverse akan mengubah dunia fisik dan memperluasnya ke dunia virtual,” ucap Marty Resnick, sambil menjabarkan bahwa metaverse merupakan ekonomi virtual independen yang diaktifkan oleh mata uang digital dan NFT.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori