Lihat lebih banyak

Virtuzone Gandeng Binance Buka Jalur Pembayaran lewat Kripto di Dubai

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Virtuzone baru saja mengikat kerja sama dengan Binance, sebagai salah satu upaya untuk menggenjot penggunaan aset kripto dan pemanfaatan teknologi blockchain di Uni Emirat Arab (UEA).
  • Co-founder Virtuzone, Neit Petch, mengatakan lewat kerja sama dengan Binance Pay, transfer dan pembayaran aset kripto bisa terjadi tanpa kontak, tanpa batas, dan aman.
  • Sementara itu, bagi Binance, kerja sama ini semakin memantapkan langkah perusahaan untuk memperluas cakupan bisnisnya di Dubai.
  • promo

Virtuzone, platform penyedia bisnis asal Dubai, baru saja mengikat kerja sama dengan salah satu bursa kripto terbesar di dunia, yaitu Binance. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menggenjot penggunaan aset kripto dan pemanfaatan teknologi blockchain di Uni Emirat Arab (UEA).

Dengan masuknya Binance ke dalam sistem pembayaran perusahaan, maka perusahaan rintisan ataupun pelaku usaha lainnya yang ingin mendirikan bisnis di Dubai lewat jasa Virtuzone sudah bisa membayarnya dengan kripto.

Tingginya jumlah pelaku usaha yang sudah mengadopsi kripto menjadi salah satu alasan perusahaan untuk menyediakan opsi pembayaran di luar sistem keuangan tradisional. Dubai sendiri selama ini memang berambisi untuk menjadi hub bagi perusahaan kripto global. Sehingga, langkah yang dilakukan Virtuzone akan menyelaraskan niatan Dubai untuk bisa menjadi pusat kripto yang mumpuni.

Co-founder Virtuzone, Neit Petch, mengatakan lewat kerja sama dengan Binance Pay, transfer dan pembayaran aset kripto bisa terjadi tanpa kontak, tanpa batas, dan aman.

“Kemitraan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus mengejar solusi inovatif yang akan berdampak positif pada komunitas startup UEA, sembari memperluas kemungkinan dan peluang masa depan untuk Virtuzone dan klien,” katanya.

Direktur Utama Virtuzone, George Hojeige, menambahkan aliansi yang terjalin antara perusahaan dengan Binance tidak hanya mencakup bisnis, melainkan sinergi untuk bisa membangun lingkungan bisnis kripto yang nyaman dan berfokus pada teknologi.

Oleh karena itu, harapannya, lewat kolaborasi yang terjalin, perusahaan bisa membantu membuka jalan bagi perusahaan berbasis keuangan terdesentralisasi ataupun perusahaan lain yang mengandalkan teknologi blockchain untuk menjadikan UEA destinasi baru dalam pengembangan bisnisnya.

Semakin Mantap Melakukan Penetrasi Pasar di Dubai

Bagi Binance, kerja sama ini semakin memantapkan langkah perusahaan untuk memperluas cakupan bisnisnya di Dubai. Pasca dikantonginya izin dari Virtual Asset Regulatory Authority (VARA) di Maret, Binance terus memperluas bisnis kriptonya di wilayah tersebut.

Terbukti, kurang dari satu bulan setelah mendapatkan restu dari regulator, Binance langsung melakukan perekrutan sumber daya manusia secara masif. Perusahaan menambah lebih dari 100 posisi untuk memperkuat usahanya di Uni Emirat Arab.

Selain itu, kiprah Binance di Dubai bukan hanya sebagai pelaku usaha yang melakukan ekspansi, perusahaan juga ikut membantu membentuk peraturan terkait aset virtual disana. Kepala MENA Binance, Richard Teng mengungkapkan Dubai berupaya untuk bisa menjad pusat bagi aset digital di seluruh dunia.

“Ini adalah kerangka kerja yang progresif. Diharapkan ada lebih banyak regulator global yang mengadopsi pendekatan yang sama seperti yang Dubai lakukan, yakni menggandeng perusahaan swasta untuk merumuskan kebijakan,” jelasnya.

Transaksi Kripto secara OTC Menjamur di Dubai

Saat pecah konflik antara Rusia dan Ukraina, banyak perusahaan Rusia yang akhirnya melakukan migrasi ke Dubai. Hal itu ikut mendorong hadirnya transaksi secara offline dengan menggunakan struktur OTC alias over the counter.

Dengan skema seperti itu, setiap investor bisa melakukan pembelian aset kripto di rumah menggunakan mata uang lokal untuk kemudian menjualnya dengan uang tunai di Dubai. Salah satu platform OTC kripto yang populer adalah Coinsfera.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa platform tersebut menjadi primadona bagi warga negara Rusia maupun Iran untuk melakukan transfer uang. Adanya sanksi yang diberikan Barat terhadap negara-negara tersebut ternyata membawa berkah tersendiri bagi platform kripto OTC.

Dubai sendiri juga tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Dengan begitu, baik Coinsfera ataupun platform OTC lainnya bisa berjalan dengan normal di sana. Minat investor untuk bertransaksi menggunakan platform berbasis OTC disandarkan pada alasan bahwa struktur tersebut tidak dilaporkan ke publik karena berbasis uang tunai, selain itu, proses pencatatan dilakukan secara offline karena menggunakan cold wallet.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Dubai yang ingin menjadikan wilayahnya sebagai magnet industri kripto. Untuk itu, UEA mengaku tengah berupaya menyelesaikan aturan terkait bisnis aset virtual.

“Nantinya setiap perusahaan atau individu yang tidak mematuhi aturan bakal dituntut, didenda atau dicabut lisensinya,” ungkap juru bicara Kantor Eksekutif UEA.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori