Trusted

Dari Visa hingga Tim Balap F1, Ini Deretan Perusahaan yang Hentikan Kemitraan dengan FTX

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Visa, F1, dan berbagai perusahaan lain menyudahi kemitraannya dengan FTX, usai crypto exchange tersebut mengalami krisis likuiditas hingga berujung kebangkrutan.
  • Di antara kemitraan tersebut, yang menjadi sorotan adalah dibongkarnya logo FTX di stadion FTX Arena, Miami, Amerika Serikat.
  • Selain itu, FTX dilaporkan memiliki kewajiban bayar sebesar US$16,5 juta kepada Miami-Dade County, karena mengalami kebangkrutan dalam periode kontrak berdurasi 19 tahun yang terjalin antara keduanya.
  • promo

Usai FTX mengalami krisis likuiditas parah hingga akhirnya mengajukan kebangkrutan, sejumlah perusahaan akhirnya mengakhiri kemitraan dengan crypto exchange yang dipimpin oleh Sam Bankman-Fried (SBF) itu.

Terbaru, raksasa pembayaran Visa pada hari Senin (14/11) mengumumkan memberhentikan perjanjian kemitraan global dengan FTX.

“Kami telah mengakhiri perjanjian global dengan FTX dan program kartu debit mereka dihentikan penerbitannya,” jelas pihak Visa.

Visa menerangkan bahwa situasi dengan FTX sangat disayangkan dan mengaku terus memantau perkembangannya dengan cermat.

“Dalam semua usaha kami, dalam kripto dan seterusnya, fokus kami pada keamanan dan kepercayaan tetap yang terpenting,” tegas pihak Visa.

Sebelumnya pada 7 Oktober lalu, FTX mengumumkan bahwa mereka meluncurkan kartu debit Visa di lebih dari 40 negara, dengan permulaan peluncuran di Amerika Latin dan diikuti kemudian di Eropa dan Asia.

Plaid Tangguhkan Akses FTX

Mundur pada hari Minggu (13/11), penyedia teknologi keuangan Plaid yang memungkinkan pengguna FTX US untuk menautkan rekening bank mereka ke aplikasi FTX turut menangguhkan akses perusahaan itu ke produk mereka.

Sebagai informasi, Plaid adalah perusahaan fintech yang memfasilitasi komunikasi antara aplikasi layanan keuangan dan bank pengguna serta penyedia kartu kredit.

“Saat ini kami tidak memiliki indikasi bahwa Plaid telah digunakan sebagai vektor untuk aktivitas penipuan. Keamanan adalah prioritas utama; kami akan terus memantau situasi dengan cermat,” terang pihak Plaid.

Pernyataan ini datang setelah sejumlah netizen di Twitter mengklaim bahwa FTX US telah mencoba mengakses akun mereka melalui Plaid.

GameStop Akhiri Kemitraan Pemasaran Gift Card FTX

Selain itu, GameStop, perusahaan pengecer produk yang berkaitan dengan video game, pada hari Sabtu (12/11) turut menyatakan mengakhiri hubungan dan kemitraan percontohan terkait pemasaran gift card dengan FTX US dan akan memberikan pengembalian dana penuh kepada pelanggan yang terkena dampak.

Keduanya pada 7 September lalu menjalin kolaborasi untuk memperkenalkan lebih banyak pelanggan GameStop ke komunitas dan marketplace aset digital FTX.

Selain berkolaborasi dengan FTX dalam inisiatif e-commerce dan marketing online, GameStop waktu itu disebut akan mulai menawarkan FTX gift cards di toko-toko tertentu mereka. Selama jangka waktu kemitraan ini, GameStop akan menjadi mitra ritel pilihan FTX di Amerika Serikat (AS).

Logo FTX Sudah Hilang dari Tim F1 Mercedes-AMG Petronas

Tim balap Formula One (F1) Mercedes-AMG Petronas pun telah menangguhkan kemitraannya dengan FTX pada hari Jumat (11/11). Juru bicara Mercedes-AMG Petronas mengonfirmasi bahwa mereka menghentikan kesepakatan tersebut.

“Sebagai langkah awal, kami telah menangguhkan perjanjian kemitraan kami dengan FTX,” terangnya.

Tim Mercedes-AMG Petronas menghapus brand FTX untuk Grand Prix São Paulo di Brasil pada hari Minggu (13/11). Artinya, logo FTX tidak akan muncul lagi di tim balap F1 itu.

Sebagai informasi, FTX pada pada September 2021 mengumumkan menjalin kesepakatan sponsor selama beberapa musim balap dengan salah satu tim balap F1 papan atas.

Punya Utang US$16,5 Juta pada Miami-Dade County

Kabar penghentian kemitraan dengan FTX yang paling heboh datang ketika tim bola basket Miami Heat dan Miami-Dade County pada hari Sabtu (12/11) mengeluarkan pernyataan bersama bahwa mereka memutuskan hubungan dengan FTX.

Foto-foto yang beredar di sosial media telah menunjukkan logo FTX dibongkar dari atas arena yang sebelumnya bernama FTX Arena itu.

Pada Maret 2021, FTX memperoleh hak atas nama arena tersebut. Pihak NBA menyetujui kesepakatan tersebut pada bulan April dan kemudian arena itu diubah namanya menjadi FTX Arena pada Juni 2021.

Sebagai informasi, kontrak 19 tahun dengan pihak Miami menelan biaya sebesar US$135 juta yang harus ditanggung FTX. Menariknya, FTX dilaporkan berutang senilai US$16,5 juta kepada Miami-Dade County, yang merupakan pemilik fasilitas arena itu.

Dalam kontrak tertulis bahwa jika FTX mengalami default atau gagal bayar yang mencakup peristiwa kebangkrutan, perusahaan SBF ini bertanggung jawab untuk membayar 3 tahun biaya kontrak dalam waktu 60 hari.

Setelah membayar US$14 juta dalam penandatangan kontrak untuk melabeli arena ini sebagai FTX Arena pada tahun pertama, kini FTX punya tanggungan membayar US$16,5 juta untuk 3 tahun berikutnya.

Jika pembayaran tidak dibayarkan dalam waktu sepuluh hari kerja, pihak Miami-Dade County berhak membebankan bunga 12% per tahun sampai pembayaran itu dilakukan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori