Lihat lebih banyak

Usai Peluncurannya yang Tuai Kritik, Kini Akun Twitter Crypto Exchange OPNX Ditangguhkan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Berselang dua hari setelah operasi perdananya, akun Twitter resmi milik crypto exchange OPNX rupanya telah ditangguhkan.
  • Beberapa pegiat kripto di Twitter mengungkapkan kritikannya terhadap OPNX yang didirikan oleh co-founder 3AC dan CEO Coinflex.
  • Berdasarkan pantauan sejumlah pihak, OPNX membukukan volume perdagangan minimal sejak ditayangkan pada hari Selasa (4/4) kemarin.
  • promo

Usai Open Exchange (OPNX) mendapat banyak kritik tajam setelah mulai beroperasi perdana sejak hari Selasa (4/4), kini akun Twitter crypto exchange itu ternyata justru telah ditangguhkan sejak Kamis (6/4) dini hari.

Crypto exchange yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan klaim mereka atas sejumlah perusahaan kripto yang bangkrut tersebut ditangguhkan karena melanggaran aturan Twitter.

Akun Twitter Autism Capital, yang sering kali membahas tentang crypto exchange FTX dan Sam Bankman-Fried (SBF), menyoroti OPNX sebagai, “Gagasan tentang scam marketplace, yang dimulai oleh para scammer, untuk memperdagangkan klaim dari sejumlah scam lain yang mungkin juga kemungkinan scam.”

Sementara itu, detektif on-chain ZachXBT sempat mengomentari sebuah cuitan OPNX sebelum akun Twitter itu menghilang.

“Jangan mengira ada orang yang percaya Anda ada di sini untuk membantu komunitas saat platform Anda didirikan oleh para penipu,” tulis ZachXBT.

Didirikan oleh Co-founder 3AC dan CEO Coinflex

Sebagai pengingat, OPNX didirikan oleh co-founder dari hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC), Su Zhu dan Kyle Davies, yang saat ini telah bangkrut.

Adapun co-founder 3AC sampai saat ini masih berurusan dengan pengadilan British Virgin Islands (BVI) sebagai bagian dari proses likuidasi hedge fund itu.

Keduanya menggarap OPNX bersama co-founder dan CEO CoinFlex yaitu Mark Lamb. Istri Mark Lamb, Leslie Lamb, diketahui menjabat sebagai CEO OPNX.

Pada 7 Maret lalu, pengadilan di Seychelles, tempat Coinflex berbasis, akhirnya menyetujui rencana restrukturisasi perusahaan itu. Singkat cerita, Coinflex berevolusi menjadi OPNX. OPNX mengaku akan terus didukung oleh native token CoinFLEX, yaitu FLEX.

Volume Perdagangan OPNX Sangat Rendah

Berdasarkan pantauan sejumlah pihak, OPNX membukukan volume perdagangan minimal sejak ditayangkan pada hari Selasa kemarin.

Su Zhu mengakui bahwa hari pertama OPNX ditutup dengan volume perdagangan senilai US$1,26 atau kurang lebih Rp18.813,19 saja.

Co-founder Bankless, David Hoffman, juga ikut menyoroti volume perdagangan OPNX dalam 24 jam yang mencapai kurang dari US$2.

“Iman pada kemanusiaan dipulihkan. Mari rayakan ini dengan terus tidak membicarakannya,” ejek David Hoffman.

Akun Twitter OPNX sempat memberi klarifikasi bahwa volume perdagangan di bawah US$2 hanya di perpetual market. Adapun volume perdagangan kumulatif OPNX di spot dan perpetual market dalam 24 jam terakhir mencapai US$13,64 atau 982% lebih tinggi dari yang ramai diperbincangkan komunitas kripto.

Sementara itu, akun Twitter FatManTerra, yang sebelumnya secara keras mengkritik Do Kwon dan proyek Terra, mengaku tertawa terbahak-bahak mendengar aksi terbaru dari OPNX.

“Setelah memberikan kredit tanpa jaminan kepada Roger Ver menggunakan dana pelanggan [yang membuat Coinflex masuk dalam restrukturisasi], Mark Lamb sekarang meminta uangnya kembali [termasuk kepada pihak Blockchain.com] di Twitter. Dia berencana untuk menjual utang Roger Ver sebagai token kripto, dan menawarkan sosok yang dijuluki Bitcoin Jesus itu free trading di crypto exchange-nya yang tidak likuid,” tulis FatManTerra.

Likuiditas Rendah karena Tidak Ada Market Maker Internal

CEO OPNX, Leslie Lamb, mengatakan bahwa kurangnya likuiditas karena tidak ada market maker internal dan mereka tidak memberikan preferensi kepada market maker eksternal.

Perempuan itu menambahkan bahwa public marketing program akan diluncurkan untuk memacu likuiditas di OPNX.

Sampai saat ini, masih belum jelas akan OPNX mengalami masalah dengan mendaftarkan para pelanggan baru atau apakah masalahnya adalah karena kurangnya permintaan.

Perlu diketahui, fitur klaim kebangkrutan, yang memungkinkan pengguna mencairkan berbagai klaim dari perusahaan kripto yang telah bangkrut, belum aktif di OPNX.

Di Twitter, Su Zhu mengatakan likuiditas OPNX akan dibangun ‘bata demi bata’ dan crypto exchange itu belajar dari kegagalan FTX bersama Alameda Research dengan menghindari market maker internal.

“Tidak ada market maker internal. Tidak ada market maker eksternal dengan hak khusus. Semua transaksi market maker bersifat publik dan tersedia bagi siapa saja untuk mendaftar. Detailnya segera menyusul,” tulis Su Zhu.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori