Lihat lebih banyak

‘Gara-gara’ Bitcoin Jesus Roger Ver, CoinFLEX Ajukan Restrukturisasi di Pengadilan Seychelles

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CoinFLEX mengatakan telah mengajukan restrukturisasi di pengadilan Seychelles, karena berusaha untuk menyelesaikan masalah keuangan yang mereka alami.
  • Perusahaan mengirimkan pemberitahuan tentang proses restrukturisasi dalam email kepada para pelanggan.
  • Mark Lamb, CEO CoinFLEX, juga menyatakan bahwa perusahaannya akan menyediakan lebih banyak porsi untuk penarikan sebagai bagian dari proses restrukturisasi, sambil menunggu hasil pemungutan suara.
  • promo

Crypto yield platform CoinFLEX mengatakan telah mengajukan restrukturisasi di pengadilan Seychelles, karena berusaha untuk menyelesaikan masalah keuangan mereka yang dipicu oleh rekanan yang gagal melakukan margin call.

CoinFLEX mengirimkan pemberitahuan tentang proses restrukturisasi dalam email kepada para pelanggan pada hari Selasa (9/8). Hal ini akan meminta persetujuan dari para deposan dan pengadilan atas proposal yang terbit pada 22 Juli lalu. Dalam proposal itu, CoinFLEX mengusulkan rencana untuk memberi kompensasi kepada para deposan dan menopang situasi keuangannya. 

Adapun terdapat 4 rencana untuk mengatasi ketidaksesuaian antara aset dan kewajiban CoinFLEX. Pertama, CoinFLEX akan menerbitkan token recovery value USD (rvUSD) deposan, ekuitas, dan FLEX Coin yang dikunci secara pro rata. Kedua, deposan dapat menyetujui struktur dan jalur baru yang akan diambil oleh CoinFLEX. Ketiga, distribusi lebih lanjut dari saldo yang ada akan tersedia. Keempat, market dari ‘saldo terkunci’ akan dibuat dan dapat diperdagangkan.

Pandangan Optimis Sang CEO

Mark Lamb, selaku CEO CoinFLEX, mengatakan kepada Bloomberg pada hari Rabu (10/8) bahwa mereka berharap dapat menyambut sekelompok pemegang saham baru ke CoinFLEX dan senang berada di yurisdiksi yang membuat mereka dapat dengan cepat menyelesaikan situasi ini, serta mengembalikan nilai maksimum kepada para deposan.

Dia juga menyatakan bahwa perusahaannya akan menyediakan lebih banyak porsi untuk penarikan sebagai bagian dari proses restrukturisasi, sambil menunggu hasil pemungutan suara.

CoinFLEX diketahui telah mengizinkan penarikan terbatas pada 14 Juli lalu yang memungkinkan pelanggan dapat menarik hingga 10% dari saldo mereka. Terkait krisis ini, CoinFLEX pada akhir Juli lalu memutuskan untuk memberhentikan bagian ‘signifikan’ dari timnya dalam upaya memotong biaya operasional sebesar 50% hingga 60%.

Pemicu Krisis yang Dialami CoinFLEX

CoinFLEX diketahui membekukan penarikan sejak 23 Juni lalu setelah rekanan yang diidentifikasi sebagai ‘Bitcoin Jesus’ Roger Ver, yang juga merupakan investor di perusahaan CoinFLEX, gagal memenuhi margin call. Menariknya, Roger Ver membantah bahwa dia gagal membayar utang kepada CoinFLEX.

“Baru-baru ini, beberapa rumor telah menyebarkan bahwa saya telah mengalami default [gagal bayar] utang kepada pihak terkait. Rumor ini palsu. Bukan hanya saya tidak punya utang ke pihak ini, tetapi pihak tersebut berutang kepada saya sejumlah besar uang, dan saya sedang mencari pengembalian dana saya,” jelas Roger Ver di Twitter pada 28 Juni lalu.

Kemudian pada 9 Juli lalu, CoinFLEX melakukan gugatan kepada salah satu investornya yang menyebabkan kerugian hingga US$84 juta. Dalam keterangan resmi perusahaan, disebutkan bahwa CoinFLEX sudah memulai proses arbitrase di pengadilan Hong Kong sebagai langkah untuk memulihkan kerugian mereka.

Kedua co-founder FoinFLEX, Sudhu Arumugam dan Mark Lamb, menjelaskan bahwa langkah hukum akhirnya ditempuh, karena salah satu pelanggan individu gagal membayarkan kewajibannya. Semua itu bermula ketika pelanggan tersebut mendapatkan fasilitas margin manual.

“Dalam skema margin manual, likuidasi tidak bisa langsung dilakukan, karena pengguna memiliki hak untuk memberikan lebih banyak lagi jaminan guna mendukung posisinya sebelum likuidasi,” kata mereka.

Dalam kondisi market yang serba tidak menentu, perusahaan mengalami kesulitan untuk melakukan likuidasi atas agunan yang diberikan. Lebih lanjut, nilai kerugian atas gagal bayar fasilitas margin itu senilai US$47 juta.

Namun, perlu diingat bahwa layanan margin merupakan layanan pinjaman yang diberikan kepada investor. Artinya, ketika investor gagal membayar kewajibannya, maka terdapat biaya pinjaman yang harus ditanggung untuk periode tertentu. Terlebih lagi, dana margin yang digunakan juga disandarkan pada posisi akhir FLEX Coin.

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori