Lihat lebih banyak

Alameda Research Akan Bayar Pinjamannya Senilai $200 juta ke Voyager yang Bangkrut

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Alameda Research dilaporkan akan membayar pinjaman kurang lebih sekitar US$200 juta (Rp2,99 triliun) kepada Voyager Digital.
  • Alameda akan membayar 6.553 BTC dan 51.204 ETH untuk biaya pokok dan pinjaman, serta jumlah yang lebih kecil dalam bentuk 7 token kripto lainnya.
  • Kabar ini datang setelah Voyager melelang asetnya pada 13 September lalu.
  • promo

Alameda Research, perusahaan perdagangan kripto kuantitatif yang memiliki afiliasi dengan founder & CEO crypto exchange FTX yaitu Sam Bankman-Fried (SBF), dilaporkan akan membayar pinjaman kurang lebih sekitar US$200 juta (Rp2,99 triliun) kepada cryptocurrency platform Voyager.

Alameda akan membayar 6.553 bitcoin (sekitar US$128 juta) dan 51.204 ether (sekitar US$70 juta) untuk biaya pokok dan pinjaman, serta jumlah yang lebih kecil dalam 7 token kripto lainnya; meliputi Voyager Token (VGX), Litecoin (LTC), Chainlik (LINK), Dogecoin (DOGE), The Sandbox (SAND), Terra Classic (LUNC), dan USD Coin (USDC).

Menurut dokumen yang terbit pada hari Senin (19/9), pinjaman tersebut akan dilunasi pada 30 September mendatang. Jika semua berjalan lancar, Voyager kemudian akan mengirim kembali token milik Alameda Research yang telah dijadikan sebagai jaminan pinjaman kurang lebih sekitar US$160 juta (Rp2,39 triliun). Adapun token jaminan tersebut terdiri dari 4,65 juta FTX Token (FTT) atau sekitar US$112 juta dan 63,75 juta SRM (sekitar US$49 juta) yang merupakan token utilitas dari decentralized exchange Serum.

Lelang Aset Voyager

Kabar ini datang setelah Voyager melelang asetnya pada 13 September usai mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 (Chapter 11 bankruptcy) di New York, Amerika Serikat (AS), pada Juli lalu.

Sebagai pengingat, Voyager mengajukan perlindungan kebangkrutan beberapa minggu setelah mendapatkan bailout (dana talangan) dari Alameda Research. Adapun Alameda Research merupakan pemberi pinjaman, peminjam, dan pemegang saham utama Voyager.

Penawaran lelang aset Voyager dirahasiakan sebagai bagian dari proses. Namun, FTX dan Alameda Research telah mempublikasikan tawaran likuiditas kepada kreditur Voyager pada Juli lalu yang memicu kritik dari Voyager dengan menuduh bisnis SBF membuat klaim menyesatkan atau benar-benar salah.

Kuasa Hukum Voyager Tolak Tawaran SBF

SBF lewat perusahaannya mengusulkan kesepakatan restrukturisasi kepada Voyager secara terbuka untuk menawarkan likuiditas awal kepada para pelanggan.

Berdasarkan rencana tersebut, Alameda Research akan membeli semua aset digital dan pinjaman aset digital Voyager, selain pinjaman yang dikucurkan Voyager ke Three Arrows Capital (3AC), secara tunai dengan nilai market. Sementara itu, FTX akan menawarkan para pelanggan Voyager opsi untuk menerima bagian dari klaim mereka dengan membuka akun baru di FTX.

Namun, kuasa hukum Voyager mengungkapkan bahwa tawaran bersama yang diusulkan oleh FTX dan Alameda Research adalah ‘tawaran rendah’ yang mengganggu proses kebangkrutan cryptocurrency platform itu.

“Proposal Alameda Research dan FTX tidak lebih dari sebuah likuidasi cryptocurrency atas dasar yang menguntungkan keduanya. Ini tawaran rendah yang ‘didandani’ sebagai penyelamat ksatria putih,” jelas kuasa hukum Voyager dalam pernyataan untuk menanggapi tawaran dari perusahaan SBF.

Voyager disebut akan menerima setiap proposal serius yang dibuat di bawah prosedur penawaran. Akan tetapi, tawaran dari FTX dan Alameda Research dianggap sengaja dirancang untuk menghasilkan publisitas untuk dirinya sendiri daripada nilai bagi para pelanggan Voyager. Kuasa hukum Voyager menilai hal ini merusak proses persaingan, menunjukkan seakan-akan tidak ada nilai dalam platform Voyager dan kekayaan intelektual, serta mengabaikan konsekuensi pajak di antara hal lainnya.

SBF Curiga Konsultan Voyager Punya ‘Tujuan Lain’

Namun, bagi pihak SBF, pengajuan ini dianggap sebagai proposal yang baik hati.

“Tampaknya para konsultan Voyager mencoba untuk menghentikan proses, meningkatkan biaya mereka. Kami merasa [punya kepentingan] untuk para pelanggan yang telah kehilangan dana yang signifikan dan sedang menunggu untuk menerima yang tersisa,” jelas SBF dalam komentar yang dikirim melalui email kepada Bloomberg.

Berdasarkan proposal yang diajukan perusahaan SBF untuk menawarkan likuiditas awal, para pelanggan Voyager akan memiliki kesempatan untuk memulai akun baru FTX dengan saldo awal yang didanai oleh distribusi awal sebagian dari klaim kebangkrutan mereka ke Voyager. Para pelanggan akan dapat menarik uang tunai mereka segera, atau menggunakannya untuk membeli aset digital di platform FTX. 

Sementara itu, setiap pelanggan Voyager yang tidak ingin mendaftar dengan FTX akan terus mempertahankan semua hak dan klaim mereka dalam proses kebangkrutan, tetapi tidak akan menerima akses awal ke distribusi klaim mereka melalui FTX. Pihak SBF mengklaim tidak ada para pelanggan yang ‘dipaksa’ untuk berpartisipasi, dan partisipasi dalam proposal ini sepenuhnya bersifat sukarela.

“Tujuan dari proposal bersama dari kami ini adalah untuk membantu membangun cara yang lebih baik untuk menyelesaikan bisnis kripto yang bangkrut; cara yang memungkinkan para pelanggan untuk mendapatkan likuiditas awal dan merebut kembali sebagian dari aset mereka tanpa memaksa mereka untuk berspekulasi tentang hasil kebangkrutan dan mengambil risiko sepihak.”

Sam Bankman-Fried (SBF)

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori