Lihat lebih banyak

Kembangkan Platform Asuransi Logistik Berbasis Blockchain, Otonomi Dapat Suntikan US$3,4 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Otonomi mendapatkan dana segar US$3,4 juta untuk mengembangkan platform asuransi khusus logistik yang mengandalkan teknologi blockchain.
  • Otonomi yang berbasis Amerika Serikat (AS) merasa perlu untuk bisa hadirkan layanan yang mampu memutus hambatan dalam krisis logistik global.
  • Untuk itu, mereka memanfaatkan teknologi smart contract dan metrik risiko tingkat lanjut dari mitra perusahaan mereka yaitu Chainlink.
  • promo

Sektor asuransi berbasis blockchain sepertinya tidak terpengaruh dengan crypto winter. Pasalnya, berbagai inisiatif tetap berdatangan untuk membangun produk di tengah amblasnya market kripto.

Terkait hal ini, Otonomi yang merupakan platform insurtech mengungkapkan bahwa mereka berhasil mendapatkan dana segar US$3,4 juta yang akan digunakan untuk mengembangkan platform asuransi khusus logistik yang mengandalkan teknologi blockchain.

Adanya inflasi, risiko resesi, dan krisis logistik global berpotensi mengganggu rantai pasokan dan berpeluang menyebabkan kerugian dalam jumlah besar. Beberapa pihak menyebutkan nilai potensi kerugian tersebut mampu mencapai sekitar US$10 miliar. Melihat hal itu, Otonomi yang berbasis Amerika Serikat (AS) merasa perlu untuk bisa menghadirkan layanan yang mampu memutus hambatan dalam krisis logistik global.

Co-Founder & Chief Technology Officer (CTO) Otonomi, Jeremy Sutton, mengatakan bahwa pihaknya memanfaatkan teknologi smart contract dan metrik risiko tingkat lanjut dari mitra perusahaan mereka yaitu Chainlink.

“Produk yang kami bangun lebih transparan, tepat waktu, dan hemat biaya bagi para klien,” jelas Jeremy Sutton.

Putaran pendanaan Otonomi dipimpin oleh ATX Ventures dan diikuti sejumlah investor termasuk GSR Ventures, Greenlight Re Innovations, Punja VC, Altari Ventures, Sounboard Venture Fund, Blackhorn VC, Bering waters, REFASIOND Ventures, serta beberapa angel investor dan sindikasi khusus.

Masuknya beberapa investor kakap untuk mendukung Otonomi dapat dipahami. Pasalnya, mereka mengklaim mampu menyediakan produk mitigasi risiko atas keterlambatan kargo yang memilki waktu penyelesaian klaim dalam kurun waktu 45 menit.

Selain itu, dengan pemanfaatan teknologi blockchain, mereka digadang-gadang mampu menekan biaya administrasi hingga 90%. Terkait hal ini, co-founder & Partner ATX Ventures, Chris Shonk, mengatakan bahwa asuransi di dunia tradisional menitikberatkan pada kerusakan barang.

“Sedangkan Otonomi, mampu menyatukan berbagai aspek dan risiko terkait rantai pasokan dan penundaan pengiriman,” ungkap Chris Shonk.

Market Asuransi Berbasis Blockchain Diperkirakan Capai US$39 Miliar

Harus diakui, pemanfaatan teknologi blockchain di sektor asuransi masih jauh tertinggal dibandingkan dengan sektor keuangan. Meski begitu, sektor asuransi berbasis blockchain masih memiliki ruang pertumbuhan yang signifikan.

Data dari Prophecy Market Insight (PMI) menyebutkan bahwa pada tahun 2030 mendatang pemanfaatan blockchain untuk sektor asuransi akan mencapai nilai market US$39,5 miliar. Penggunaan teknologi smart contract akan mendorong perubahan dan pertumbuhan yang positf.

Market asuransi berbasis blockchain secara global | Sumber PMI

“Amerika Utara akan mendominasi adopsi teknologi blockchain di pasar asuransi. Hal tersebut bisa terjadi lantaran sektor keuangan yang termasuk di dalamnya perbankan sudah berfokus pada teknologi ini,” jelas riset tersebut.

Beberapa perbankan besar di wilayah itu seperti JPMOrgan, Royal Bank of Canada, dan Bank of America juga telah menaruh investasi khusus untuk pengembangan blockchain. Namun, dalam soal keamanan transaksi, hal itu disebut akan masih menjadi tantangan berarti bagi para pelaku usaha untuk memanfaatkan teknologi ini.

Allianz Telah Memanfaatkan Teknologi Blockchain

Pengembangan asuransi berbasis blockchain juga sudah dilakukan oleh raksasa yang bergerak di bidang asuransi seperti Allianz. Melalui Allianz Risk Transfer AG (ART) yang bekerja sama dengan Nephila Capital LImited, keduanya berhasil melakukan uji coba penggunaan teknologi smart contract untuk mempercepat proses transaksi pada produk asuransi bencana alam.

Allianz menganggap dengan pemanfaatan blockchain, mereka mampu meningkatkan kemampuan audit dan kecepatan proses dalam melakukan otentifikasi dan verifikasi transaksi dari atau ke investor.

Tidak hanya itu, ART dan Nephila juga telah menggandeng beberapa perusahaan untuk ikut mengembangkan proof of concept dan melihat bahwa perluasan teknologi blockchain memiliki hubungan di seluruh industri asuransi. Hal yang dimaksud seperti dalam optimalisasi proses pembayaran yang terlibat dalam fronting internasional untuk perusahaan yang menjadi captive market mereka.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori