Lihat lebih banyak

Apa Itu Sharding? Fungsinya Pasca The Merge Ethereum

5 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Pada September 2022, blockchain Ethereum telah menyelesaikan update The Merge. Namun, pembaruan di blockchain tersebut masih terus berlangsung. Untuk meningkatkan skalabilitas, hard fork dengan mekanisme sharding pun akan meluncur.

Sharding, yang artinya membuat potongan dari bagian yang lebih besar, mampu membuat proses dalam blockchain Ethereum berjalan lebih cepat. Lantas bagaimana proses sharding ini akan berjalan?

Artikel ini akan menjelaskan tentang mekanisme sharding serta fungsi dan keuntungannya.

Ingin mendapatkan ulasan menarik terkait proyek blockchain terbaru? Bergabunglah dengan Komunitas Trading BeInCrypto di Telegram: baca ulasan dan proyek blockchain, tanyakan dan dapatkan jawaban atas semua pertanyaan kamu dari trader PRO. Gabung sekarang!

Apa itu Sharding?

Sharding adalah proses membagi database secara horizontal menjadi pecahan (shards) yang serupa untuk membagi beban kerja. Ini adalah konsep umum dalam ilmu komputer. Dalam konteks Ethereum, sharding akan bekerja secara sinergis dengan layer 2 roll up. Caranya adalah membagi beban dalam penanganan jumlah data yang besar. Data ini berguna dalam roll up dalam seluruh jaringan. Harapannya, mekanisme ini bisa mengurangi kemacetan jaringan dan meningkatkan transaksi per detik.

Untuk mempermudah pemahaman, bayangkan sebuah blok seperti halnya ruangan yang berisikan data. Bila ruangan hanya memiliki satu pintu, data perlu mengantre agar bisa masuk ke dalam blok tersebut. Dengan adanya sharding, blok terpecah menjadi beberapa ruangan dengan beberapa pintu. Sehingga, data bisa masuk melalui pintu berbeda untuk mempercepat proses dan mencegah antrean panjang.

Menurut Ethereum, alasan ini lebih penting daripada hanya masalah skalabilitas. Tujuan sharding adalah melakukan upgrade demi meningkatkan skalabilitas dan kapasitas Ethereum. Upgrade ini menjadi lebih fokus semenjak Ethereum berpindah dan menggunakan konsensus proof-of-stake (POS).

Selain itu, sharding menawarkan distribusi aman dari penyimpanan data, membuat rollup menjadi lebih murah dan membuat node untuk beroperasi jauh lebih mudah. Dalam hal ini, solusi Layer2 menawarkan fee transaksi yang lebih murah, sementara meningkatkan kulitas keamanan Ethereum.

Fitur-Fitur Sharding

Siapapun bisa menjalankan node

Sharding adalah cara yang baik untuk memperbesar skala, sementara semuanya masih dalam sistem terdesentralisasi. Ini merupakan sebuah alternatif dari peningkatan skala dengan memperbesar ukuran dari database yang sudah ada. Peningkatan ukuran dapat membuat validator jaringan lebih sulit mengakses Ethereum karena mereka membutuhkan komputer yang kuat dan mahal.

Dengan adanya sharding, validator tidak perlu lagi menyimpan semua data ini di komputer mereka. Namun, mereka dapat menggunakan teknik data untuk mengkonfirmasi data yang tersedia di jaringan sebagai data utuh. Kecepatan transaksi akan meningkat karena data lebih cepat masuk ke dalam satu block. Menurut prediksi, peningkatan transaksi menjadi hingga 100.000 transaksi per detik.

Lebih banyak partisipasi jaringan

Sharding akan memungkinkan pengguna menjalankan Ethereum dengan sebuah laptop atau handphone. Jadi, lebih banyak orang seharusnya bisa berpartisipasi atau menjalankan klien di Ethereum dengan sharding. Hal ini bisa meningkatkan keamanan, karena jaringan yang makin terdesentralisasi akan memungkinkan semakin kecil area terserang peretasan.

Di samping itu, dengan kebutuhan spesifikasi perangkat keras yang makin ringan, sharding membuat semakin mudah untuk menjalankan klien sendiri tanpa harus bergantung pada layanan perantara. Dan jika mungkin, pengguna bisa menjalankan beberapa klien. Hal ini bisa membantu kesehatan jaringan dengan menurunkan titik kegagalan lebih rendah.

Biaya rendah

Proses ini dapat secara drastis mengurangi biaya menyimpan data di layer 1 dengan mengurangi persyaratan perangkat keras (hardware). Dengan sharding, biaya transaksi bisa turun hingga sekitar US$1. Sebab, kemacetan dalam jaringan akan berkurang sehingga blockchain terkesan lebih sepi. Padahal, blockchain bisa memproses transaksi yang jauh lebih banyak daripada sebelumnya, karena tidak ada antrian data berlebihan masuk ke block.

Dua Versi Mekanisme Sharding

Rencana untuk sharding terus bergulir, seiring dengan berkembangnya cara-cara yang lebih efisien untuk memperbesar skala. “Danksharding” adalah pendekatan baru ke sharding. Dalam hal ini, tidak ada konsep melakukan sharding chains, tetapi yang ada adalah sharding blobs untuk membagi data. Konsep ini beriringan dengan adanya sampling ketersediaan data untuk mengkonfirmasi semua data telah tersedia. Perubahan rencana ini menyelesaikan masalah awal yang sama.

1. Versi menyimpan data

Saat shard chain pertama meluncur, mereka hanya menyediakan data lebih ke jaringan. Pecahan rantai ini tidak akan menangani transaksi atau smart contract. Namun, mereka akan menawarkan peningkatan yang luar biasa untuk jumlah transaksi per detik ketika bergabung dengan roll up.

Sementara roll up adalah teknologi layer 2 yang hadir saat ini. Mereka memungkinkan DApps untuk menggulung (roll up) transaksi menjadi sebuah transaksi off-chain, menciptakan sebuah bukti kriptografik dan menyerahkannya ke dalam rantain.

Proses ini mengurangi data yang diperlukan untuk sebuah transaksi. Menggabungkan roll up dengan ketersediaan data ekstra dari shards, akan memungkinkan blockchain ini memproses dengan kecepatan 100.000 transaksi per detik.

2. Versi eksekusi smart contract

Rencana ini adalah untuk menambah fungsi ekstra ke pecahan-pecahan shard, sehingga mereka terlihat seperti Ethereum Mainnet saat ini. Hal ini memungkinkan shard untuk menyimpan dan mengeksekusi smart contrak dan menangani transaksi. Sebab, tiap shard akan berisikan seperangkat smart contract unik dan saldo akun. Komunikasi antar-shard akan memungkinkan transaksi di antara mereka.

Kapan Sharding Berlangsung?

Perkiraan di 2023. Sharding bisa meluncur pada awal 2023. Shards akan memberikan Ethereum kapasitas besar untuk menyimpan dan mengakses data. Namun, mekanisme ini belum lengkap untuk mengeksekusi kode (smart contract).

Eksekusi

Vitalik Buterin, pendiri Ethereum, dalam sebuah podcast menyampaikan tiga potensi opsi yang layak menjadi pembahasan.

Status eksekusi tidak diperlukan

Artinya, kita tidak memberikan shards kemampuan untuk menangani smart contract dan membiarkan shards hanya sebagai penyimpan data.

Eksekusi hanya sebagian shard

Mungkin akan ada kompromi saat kita tidak membutuhkan semua shard menjadi lebih pintar. Kita hanya perlu menambah fungsi ke beberapa shard dan membiarkan yang lain. Proses ini dapat mempercepat pengerjaan.

Tunggu hingga Zero Knowledge (ZK) snarks

Terakhir, kita dapat mempertimbangkan debat ini ketika ZK snarks makin menguat. Ini adalah teknologi yang dapat membantu transaksi yang benar-benar pribadi ke dalam jaringan. Sangat mungkin snarks akan membutuhkan shards yang lebih pintar, tetapi masih dalam tahap riset dan pengembangan.

Hubungan Antar-Upgrade Ethereum

Semua peningkatan atau upgrade Ethereum saling berkaitan. Makanya, shard chain bisa berkaitan dengan upgrade yang lain. Shard dan blockchain Ethereum sangat berkaitan erat. Logika untuk menjaga shards aman dan tersingkronisasi sudah terintegrasi dalam klien Ethereum yang membangun blockchain. Para stakers di dalam jaringan akan mendapat jatah shards untuk dijalankan. Shards akan mendapat akses ke kilasan shards lain. Sehingga mereka dapat membangun sebuah gambaran dari status Ethereum untuk menjaga semuanya tetap up to date.

Kesimpulan

Sharding adalah teknik membagi-bagi database blockchain besar menjadi partisi yang lebih kecil yang disebut sebagai pecahan (shard). Tujuannya adalah untuk menyebarkan beban kerja komputasi dan penyimpanan di seluruh jaringan peer-to-peer. Hal ini memungkinkan jaringan memproses lebih banyak transaksi secara efektif dan lebih murah.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apa itu sharding?

Kapan sharding Ethereum berlangsung?

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori