Trusted

Mengenal Yield Farming dan Staking Crypto, Apa Bedanya?

12 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Terdapat banyak cara untuk memperoleh pendapatan pasif dari pasar crypto. Beberapa yang sering diperdebatkan orang-orang adalah yield farming dan staking crypto.

Pada dasarnya, yield farming dan staking merupakan dua cara yang dapat dilakukan investor crypto untuk memperoleh penghasilan tambahan. Berbeda dengan trading crypto, mengumpulkan imbalan dari DeFi relatif jauh lebih aman, karena pengguna bisa memperoleh keuntungan lumayan tinggi dengan risiko lebih minim.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lengkap seputar yield farming dan staking crypto, serta bagaimana kamu bisa memulainya.

Mengenal DeFi dan Cara Memperoleh Pendapatan Pasif dari Crypto

Decentralized Finance DeFi DEX decentralized exchange Yield Farming Staking Crypto

DeFi merupakan singkatan dari decentralized finance. Istilah ini mengacu pada kumpulan DApps yang berada di atas jaringan blockchain, seperti Ethereum. DeFi memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, meminjam maupun meminjamkan mata uang crypto layaknya sistem bank konvensional.

Menariknya lagi, para pengguna juga bisa memanfaatkan DeFi untuk memperoleh penghasilan dengan beragam cara. Mereka bebas memilih cara terbaik untuk mengelola dana mereka dan memperoleh imbalan yang dirasa paling menguntungkan.

Salah satu cara yang sering dimanfaatkan oleh investor crypto untuk mendapatkan pendapatan pasif dengan mudah adalah melalui platform pinjam-meminjam DeFi dan liquidity pool. Sejak popularitas Defi meroket tahun 2020 lalu, banyak platform pinjam-meminjam yang telah rilis dan memungkinkan pengguna untuk menjadi “yield farmer. Mulai dari saat itu, banyak pegiat crypto yang terus mempertanyakan manakah yang lebih baik antara yield farming dan staking crypto.

Mengapa Mekanisme Staking Crypto Bisa Tercipta?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, pertama-tama kita akan membahas terlebih dahulu mengenai konsensus dalam blockchain.

Proof of Work (PoW) dan Proof-of-Stake (PoS) merupakan dua mekanisme konsensus yang lazim digunakan untuk validasi transaksi pada blockchain

Seperti kita ketahui, Bitcoin adalah blockchain pertama yang pernah dibuat. Bitcoin menggunakan konsensus PoW. Konsensus PoW menggunakan perangkat keras untuk menyediakan sistem validasi dari node dan membuat blok baru pada blockchain tersebut. Proses ini biasa dikenal dengan istilah mining.

Dalam konsensus PoW, komputer perlu melaksanakan kalkulasi yang rumit, sehingga sistem ini akhirnya memerlukan biaya yang relatif mahal. Biaya listrik yang diperlukan untuk sumber daya komputer tersebut lebih tinggi pula. Oleh karena itu, mining bukanlah sebuah sistem yang berkelanjutan dan tidak semua orang bisa melakukan mining di blockchain.

Proof-of-Stake hadir sebagai alternatif dari PoW. Konsensus ini tidak menggunakan sistem mining, melainkan validator akan mendepositkan mata uang crypto miliknya (staking) untuk membuat blok baru. Konsumsi energi dalam proses staking jauh lebih sedikit dibanding mining. Oleh karena itulah banyak proyek blockchain baru yang lebih memilih sistem PoS, karena dianggap lebih ramah lingkungan

Ethereum merupakan jaringan blockchain paling populer untuk DeFi. Awalnya, Ethereum menerapkan konsensus PoW pada jaringannya. Namun, mereka telah memutuskan bertransisi menggunakan mekanisme konsensus PoS, sehingga mampu menghasilkan transaksi yang lebih memadai. Meski Ethereum 2.0 akan mulai siap di tahun 2022, para investor sudah bisa mulai melakukan staking Ethereum dari sekarang.

Bagaimana Cara Kerja Staking Crypto?

Tahukah Kamu?

Blockchain dengan konsensus PoS menggunakan staking untuk validasi transaksi baru pada blockchain.

Pada dasarnya, kegiatan staking membantu mengamankan jaringan blockchain dan memberikan imbal hasil kepada para pesertanya. Makanya, staking dapat menjadi salah satu sumber penghasilan pasif di dunia crypto

Ketika ingin menjadi validator dalam blockchain berkonsensus PoS, pengguna perlu mengendapkan sejumlah uang crypto miliknya sesuai nilai yang telah ditentukan. Biasanya, dana crypto yang kamu endapkan akan ‘terkunci’ selama periode staking, sehingga pastikan dana tersebut adalah ‘uang dingin’.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan berpartisipasi dalam staking pool.

Cara Melakukan Staking Crypto

Sebelumnya, fitur unstaking ini belum ada semenjak staking hadir dalam peluncuran Beacon Chain pada Desember 2020.

Melakukan staking sebenarnya sangat mudah. Namun, hanya crypto berkonsensus PoS saja yang bisa digunakan untuk staking. Kamu tidak dapat melakukan staking pada mata uang crypto dengan mekanisme konsensus PoW, seperti Bitcoin. 

Beberapa cara paling umum melakukan staking crypto adalah: 

  • Menggunakan crypto wallet
  • Melalui crypto exchange
  • Berpartisipasi dalam staking pool
  • Menjadi validator

Tiap mata uang crypto memiliki sedikit perbedaan pada metode staking mereka. Oleh karena itu, kamu harus melakukan riset terhadap mata uang crypto tersebut dan proses staking mereka sebelum kamu mulai melakukan staking

Berikut beberapa langkah melakukan staking crypto

  1. Siapkan crypto wallet untuk staking. Untuk keamanan maksimum, kamu dapat melakukan staking menggunakan cold wallet, karena crypto wallet jenis ini tidak terhubung dengan koneksi internet.
  2. Transfer crypto ke crypto wallet tersebut
  3. Pilih staking pool. Crypto exchange biasanya tidak menawarkan terlalu banyak pilihan staking pool.
  4. Kunci dana untuk staking
  5. Tunggu imbalan staking kamu terkumpul dan bisa diambil sebagai pendapatan pasif

Tiap staking pool memiliki ketentuan dan annual percentage yield (APY) yang berbeda. APY menunjukkan jumlah pendapatan tahunan dari pool tersebut. Sebelum melakukan staking, pastikan bahwa kamu mengetahui ketentuan staking pool yang kamu pilih, karena beberapa staking pool memiliki jangka waktu tetap atau APY yang lebih rendah dari yang lainnya.

Dengan demikian, maka kamu harus mempelajari terlebih dulu ragam cara staking yang ada di pasaran saat ini.

Jika kamu tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang APR dan APY dalam investasi crypto, baca penjelasan lengkapnya di APR vs. APY dalam Investasi Crypto: Kenali Perbedaan dan Cara Menghitungnya.

5 Koin Terbaik untuk Staking Crypto

Kini, staking crypto telah mengunci lebih dari ratusan juta dolar, sementara DeFi sendiri juga semakin berkembang. Semakin banyak investor yang berinvestasi di staking dan DeFi, maka jaringan ini akan semakin bertumbuh dan menarik lebih banyak investor dan pengembang kedepannya. 

Berikut beberapa cryptocurrency yang paling banyak digunakan untuk staking

  • Ethereum
  • Cardano
  • Tezos
  • Polygon
  • Tetha

Ethereum 2.0 memungkinkan kamu untuk melakukan staking. Kamu bisa menjadi validator jika kamu memiliki 32 ETH dan kemampuan teknikal untuk mengatur noda validator. Atau lebih mudahnya, kamu bisa menggunakan crypto exchange, seperti Binance untuk melakukan staking Ethereum.

Cardano dikenal dengan wallet miliknya yang digunakan untuk staking ADA. Beberapa orang percaya bahwa mereka bisa mining Cardano. Namun, sayangnya hal tersebut tidak benar. 

Cardano hanya butuh wallet terhubung ke jaringan dan proses staking langsung dimulai. Selanjutnya, kamu langsung bisa memilih staking pool. Pengguna yang tidak ingin menggunakan crypto wallet untuk staking bisa menggunakan crypto exchange dan kamu bisa langsung mulai setelah kamu membeli Cardano. Aset lain yang dapat digunakan untuk staking dengan crypto wallet adalah Theta.

Beberapa staking cryptocurrency lain di posisi teratas adalah koin DOT milik Polkadot dan token CAKE di decentralized exchange (DEX) PancakeSwap.

Temukan daftar platform staking crypto terbaik di 7 Platform Staking Crypto Terbaik untuk Tahun 2023.

Apa Itu Yield Farming?

Yield farming merupakan salah satu konsep baru di dunia crypto dan mengacu pada kemampuan investor untuk secara berhati-hati memilih token untuk dipinjamkan dan pada platform apa. 

Pemilik cryptocurrency memiliki pilihan untuk meminjamkan dana mereka, menggunakan liquidity pool dan menerima imbalan atas usaha mereka. 

Yield farming atau yang dikenal juga dengan token farming sebenarnya sudah ada sejak tahun 2020, ketika Compound—salah satu protokol peminjaman DeFi—diluncurkan. Kini, terdapat berbagai macam platform pinjam-meminjam DeFi yang digunakan untuk yield farming dan memberikan keuntungan yang berbeda-beda pula. 

Pemegang crypto bisa menggunakan platform peminjaman, seperti Compound dan Aave, atau menyediakan likuiditas langsung pada DEX; seperti Uniswap dan PancakeSwap. 

Proses token farming sendiri sangatlah sederhana. Pengguna harus mendepositkan dana mereka di salah satu platform ini dan menerima APY. Sementara itu, token platform dapat digunakan lagi untuk yield farming

Jika kamu memilih untuk menggunakan DEX, maka kamu perlu menyediakan sejumlah koin, tergantung pada liquidity pool yang tersedia. Tiap penyedia likuiditas akan menerima persentase dari imbalan yang kamu peroleh dari pool tersebut. 

Pendapatan pasif untuk yield farmer berasal dari bunga yang dibayar oleh peminjam atau pengguna liquidity pool (untuk DEX). Yield farming dianggap lebih terpercaya dibandingkan trading crypto, yang mana pendapatan paling bebas risiko dihasilkan dari stablecoin

Cara Kerja Yield Farming

Cara investasi crypto untuk pemula raih profit dan hindari risiko

Dalam sistem bank konvensional, aktivitas finansial seperti pinjam-meminjam akan diurus oleh bank yang berperan sebagai perantara. Bank menggunakan “order book”, sementara yield farming menggunakan kontrak pintar atau Automated Market Makers (AMM) untuk memfasilitasi trading crypto. 

Liquidity Provider (LP) akan mendepositkan dana ke liquidity pool untuk menjaga keberlangsungan sistem dan mereka akan memperoleh imbalan atas kontribusi mereka. 

Oleh karena liquidity provider menawarkan dana mereka kepada liquidity pool tertentu, maka pengguna lain bisa memberi pinjaman, meminjam, dan memperjualbelikan crypto. Semua transaksi crypto memiliki biaya layanan yang didistribusikan di antara LP.

Di samping itu, semua protokol peminjaman memiliki token asli yang didistribusikan ke LP sebagai insentif untuk pendanaan liquidity pool.

Ketika membandingkan yield farming dan staking, penting untuk mengetahui bahwa yield farming merupakan metode yang masih relatif baru dan kamu butuh pengalaman serta trial dan error untuk bisa memaksimalkan imbalan dari yield farming

Liquidity Providers (LP) dan Liquidity Pool

Order book akan disimpan dalam sistem AMM. Liquidity pool dan liquidity providers (LPs) adalah dua komponen utamanya. 

Lalu, apa itu liquidity pool? Pada dasarnya, liquidity pool merupakan kontrak pintar yang menyimpan dana untuk memfasilitasi pengguna crypto ketika membeli, menjual, meminjam, maupun meminjamkan cryptocurrency. Mereka yang mendepositkan sejumlah dana di liquidity pool dikenal sebagai liquidity providers (LP) dan menggunakan dana mereka untuk memberdayakan ekosistem DeFi. Sebagai imbalan, mereka akan memperoleh insentif dari liquidity pool tersebut. 

Sering kali, token dengan volume perdagangan rendah mendapatkan manfaat paling besar dari yield farming, karena menjadi satu-satunya wadah untuk memperdagangkan token tersebut.

Risiko Yield Farming

Ketika membandingkan yield farming dan staking, kamu perlu mengetahui bahwa kedua proses ini memiliki cara kerja yang berbeda. 

Berikut beberapa risiko yield farming yang harus diketahui oleh tiap investor crypto.

1. Likuidasi

Ketika kamu meminjam aset crypto, kamu perlu mendepositkan jaminan. Begitulah cara kerja peminjaman DeFi. Beberapa platform pinjam-meminjam membutuhkan jaminan senilai hingga 200% dari total dana yang dipinjam. 

Pengguna harus mendepositkan sejumlah aset untuk meminjam aset. Jika dana deposit atau jaminan mengalami penurunan nilai drastis, pool akan “menombok” kerugian tersebut dengan menjual jaminan yang diberikan di pasar terbuka. Namun, apabila setelah hal tersebut dilakukan nilai aset tetap hilang, maka liquidity provider akan mengalami kerugian. 

Peminjam bisa kehilangan jaminannya. Oleh karena itu, akan lebih menguntungkan untuk meminjam dari pool dengan rasio jaminan yang tinggi untuk menghindari likuiditas jaminan seandainya harga aset berkurang drastis.  

2. Fluktuasi Harga

Pasar crypto terkenal karena sifatnya yang volatil. Di satu sisi, sifat ini bisa memberikan keuntungan bagi trader dan investor, namun yield farmer bisa mengalami kerugian apabila token kehilangan nilainya secara drastis. Hal ini bisa terjadi apabila terjadi tren tertentu yang membuat pasar membeli atau menjual token tertentu. 

3. Gangguan Protokol

Yield farming dan keseluruhan ekosistem DeFi bergantung pada kontrak pintar untuk memfasilitasi berbagai aktivitas finansial yang disediakan oleh dApps. Namun, bagaimanapun, kontrak pintar tetaplah hanya merupakan kode program yang ditulis oleh manusia, sehingga masih mungkin mengalami error. Protokol atau kontrak pintar yang didesain secara tidak tepat akan membuatnya rentan terhadap serangan hacker atau terjadinya malfungsi, yang akan menyebabkan hilangnya dana. 

Tempat Yield Farming Terbaik

Sama seperti sistem pada umumnya, yield farmer mendukung sistem karena mereka mendapatkan sejumlah imbalan sebagai insentif dari platform tersebut. Yield farm terbaik harus memiliki keamanan tinggi dan menawarkan imbal hasil tertinggi. 

Tiap blockchain memiliki beberapa yield farm, dan tiap yield farm menawarkan persyaratan yang berbeda-beda. Beberapa investor memilih “membeli” dana awal yang diperlukan untuk menjadi yield farmer. Sementara itu, investor lainnya berfokus menemukan yield farm untuk aset yang telah mereka miliki sebelumnya 

Berdasarkan tren dan minat terbaru di dunia crypto, berikut adalah 4 yield farm yang berada di peringkat teratas:

Bake (eks Cake DeFi)

Yield Aggregator
Blockchain
DeFi Chain
Aset
25+
ROI
Hingga 30%

PancakeSwap

Blockchain
Ethereum, BNB, Polygon, dan Aptos
Aset
50+
ROI
Hingga 59%

Yearn Finance

Protokol DeFi
Blockchain
Ethereum
Aset
70+
ROI
Hingga 50%

Curve Finance

Protokol DeFi
Blockchain
Ethereum
Aset
71+
ROI
Hingga 40%

Perbandingan Staking dan Yield Farming Crypto

Yield farm dan staking sebenarnya memiliki cukup banyak persamaan. Keduanya merupakan metode yang sangat baik untuk memberikan pendapatan pasif bagi pengguna crypto

Perbedaan utamanya adalah yield farming mengharuskan pengguna untuk mendepositkan dana crypto mereka di platform DeFi. Sementara pada staking, investor crypto menggunakan dana mereka untuk mendukung blockchain dan membantu validasi transaksi dan blok pada jaringan. 

Dalam tabel di bawah ini, akan dibahas lengkap mengenai perbedaan yield farming dan staking crypto.

AspekStaking CryptoYield Farming
ProfitStaking memiliki imbalan yang tetap dan dinyatakan dalam APY. Besar APY biasanya sekitar 5%, namun bisa juga lebih tinggi tergantung pada metode dan token yang digunakan untuk staking.Yield farming membutuhkan strategi investasi terencana. Metode ini tidak sesederhana staking, namun bisa memberikan imbalan lebih besar, bahkan hingga 100%.
ImbalanImbalan staking merupakan insentif jaringan yang diberikan kepada validator yang membantu blockchain mencapai konsensus dan membuat blok baru.Imbalan dari yield farming ditetapkan oleh liquidity pool dan akan bisa berfluktuasi ketika harga token berubah.
KeamananStaking token memiliki aturan yang ketat dan terikat pada konsensus blockchain. Jika ada oknum yang berusaha mengelabui sistem, maka mereka akan kehilangan dananya.Yield farming bergantung pada protokol DeFi dan kontrak pintar, sehingga lebih rentan terhadap serangan hacker apabila program tidak dirancang dengan baik.
Risiko Kerugian Tidak TetapTidak ada kerugian tidak tetap pada staking crypto.Yield farmer harus menghadapi risiko yang muncul karena volatilitas harga aset digital. Kerugian tidak tetap bisa muncul apabila dana dikunci pada liquidity pool dan rasio token dalam pool tidak seimbang.
WaktuJaringan blockchain yang berbeda mengharuskan pengguna untuk melakukan staking dana dalam rentang waktu tertentu. Yield farming tidak mengharuskan pengguna untuk mengunci dana mereka selama periode tertentu.

Yield Farming dan Staking Crypto, Pilih yang Mana?

Memilih metode terbaik untuk memperoleh pendapatan pasif dari dana crypto akan mengharuskanmu untuk memilih antara yield farming dan staking. Tiap metode tersebut membutuhkan tingkat pengetahuan crypto yang berbeda. 

Dengan memperhitungkan ROI di antara yield farming dan staking crypto, pengguna mungkin akan jauh lebih tertarik dengan yield farming, Namun, sebenarnya tidak semudah itu. 

Yield farming bisa sedikit membingungkan terutama bagi investor crypto baru. Selain itu, pengguna juga harus menghabiskan banyak waktu dan riset setiap harinya untuk bisa sukses dalam yield farming. Di lain sisi, staking crypto memang memberikan imbalan yang relatif lebih kecil, tapi tidak membutuhkan perhatian yang intens dari investor dan dapat dikunci dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Kesimpulannya, keputusan untuk memilih antara yield farming dan staking crypto tergantung pada tipe investasi kamu dan bagaimana pengalamanmu di dunia DeFi.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apakah yield farming di PancakeSwap menguntungkan?

Apakah yield farming dan staking crypto adalah hal yang sama?

Apakah staking crypto menguntungkan?

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

Iulia-Vasile.jpg
Iulia Vasile
Iulia Vasile adalah seorang penulis konten lepas dan pakar media sosial. Iulia saat ini berkontribusi terhadap berbagai situs web terkait kripto dan blockchain, membawa pengalamannya selama bertahun-tahun dan perspektif pribadi yang unik ke dalam diskusi mengenai teknologi blockchain. Seorang lulusan teknik komputer, Iulia juga adalah pemilik dari situs perjalanan www.juliasomething.com, anggota orisinal dari tim game berbasis blockchain FootballCoin, dan menjalankan sebuah podcast yang...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori