Lihat lebih banyak

10 Istilah Trading Crypto untuk Pemula

7 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Pasar cryptocurrency bergerak sangat cepat dan selalu buka 24 jam setiap hari. Sebab, transaksi mata uang kripto menggunakan teknologi ledger di atas blockchain dan terhubung dengan jaringan internet yang tidak terpusat. Makanya, orang dari berbagai belahan dunia bisa melakukan trading crypto kapanpun.

Karena potensi pergerakan kripto yang selalu tersedia setiap hari, banyak trader pemula tergiur untuk trading kripto demi meraih keuntungan. Namun, masih ada yang belum paham istilah-istilah umum dalam crypto trading untuk pemula.

Berikut ulasan mengenai sejumlah istilah yang sering muncul dalam aktivitas trading bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Apa itu Trading Crypto?

Sebelum memulai trading, kamu perlu paham dulu apa arti dari cryptocurrency. Cryptocurrency atau mata uang aset kripto adalah aset digital menggunakan public ledger dengan kriptografi yang kuat untuk mengamankan transaksi online. Aset kripto bekerja di atas teknologi blockchain. Blockchain adalah teknologi terdesentralisasi yang berfungsi mengelola dan mencatat transaksi aset kripto.

Cryptocurrency sendiri ada banyak jenisnya. Bahkan, menurut CoinMarketCap, ada lebih dari 22.000 aset kripto tersebar di seluruh dunia.

Kemudian, apa itu trading crypto? Trading crypto adalah aktivitas jual beli atau pertukaran aset kripto dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

Siapapun bisa memulai crypto trading. Dan satu hal yang penting adalah pasar cryptocurrency terbuka 24 jam setiap hari (24/7) sehingga potensi keuntungan dari perdagangan ini sangat luar biasa.

Namun, kamu perlu ingat, dengan sifatnya yang terbuka dan tanpa regulator, perdagangan mata uang kripto bergerak sangat cepat. Harga Bitcoin bisa naik 40% dalam waktu satu jam, tetapi bisa turun hingga 90% dalam beberapa menit saja. Makanya, seiring dengan potensi keuntungan tinggi dari trading crypto, ada risiko yang menanti. Sebelum memulai trading bitcoin, pahami dulu istilah-istilah trading untuk pemula.

Istilah Terkait Trading Crypto

1. Analisis Teknikal

Satu hal yang menjadi dasar orang mengambil keputusan dalam trading crypto adalah analisis teknikal. Analisis teknikal adalah suatu pendekatan analisis dengan mengamati data pasar, harga dan volume transaksi perdagangan. Cara analisis teknikal atau technical analysis merupakan alat bagi trader harian dan swing trader yang ingin merncari keuntungan di setiap pergerakan pasar.

Faktanya, analisis teknikal lebih merupakan sebuah ukuran psikologi di balik suatu sistem. Maka trader bisa menerapkan analisis teknikal pada pasar apa pun yang memiliki data historis yang memadai. Data ini umumnya berupa grafik dan dapat menunjukkan sebuah tren. Dua tren yang umum adalah bullish trend dan bearish trend.

2. Bullish Trend

Seperti halnya di pasar modal, penggunaan kata bullish dan bearish umumnya menggambarkan kondisi atau tren pasar modal. Bullish trend menggambarkan kondisi sebuah pasar yang sedang mengalami tren naik atau penguatan.

Bullish berasal dari kata bull atau banteng. Seekor banteng menyerang dengan cara menyerbu cepat dan mengangkat tanduknya ke atas untuk menusuk targetnya.

Kondisi bullish berarti mayoritas investor/trader sedang optimis. Biasanya, indeks pasar atau harga aset kritp mengalami peningkatan sebesar 20%.

Bullish trend digambarkan dengan banteng yang menyeruduk ke atas menunjukkan harga naik
Bullish trend digambarkan dengan banteng yang menyeruduk ke atas menunjukkan harga naik

3. Bearish Trend

Sementara itu, bearish berasal dari kata bear yang artinya beruang. Bearish menggambarkan kondisi pasar saat banyak terjadi penjualan atau pasar menurun/melemah. Istilah trading kripto ini seperti seekor beruang yang menyerang menggunakan cakarnya dengan pola gerakan dari atas ke bawah.

Kondisi bearish berarti mayoritas investor/trader secara psikis sedang berhati-hati atau pesimis dengan kondisi pasar yang belum meyakinkan. Indeks pasar atau harga aset kripto telah turun sebesar 20%.

4. Psikologis Pasar

Psikologi pasar berkaitan dengan emosi yang mendorong perilaku pasar atau individu. Makanya, psikologi pasar bisa menggerakkan pasar kripto. Kondisi emosional dan harapan setiap individu trader dalam pasar membentuk sentimen pasar yang merupakan gambaran besar emosi dari mayoritas trader.

Untuk melihat sentimen dalam pasar kripto secara umum, terdapat indeks fear and greed yang bisa menjadi indikator. Indeks fear and greed adalah salah satu dari berbagai indikator sentimen yang populer. Tingkat kecemasan dan keserakahan pasar bisa menjadi acuan untuk melengkapi analisis dalam trading crypto.

5. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah sebuah proses analisis, identifikasi, evaluasi, pengendalian dan penanggulangan risiko oleh seorang investor atau trader crypto. Dalam ilmu ekonomi, risiko berhubungan dengan pendekatan dan metode dalam menghadapi ketidakpastian. Contohnya, dalam trading crypto, risiko ini berupa penurunan harga Bitcoin yang tajam dalam waktu singkat.

Bagaimana cara mengaplikasikan manajemen risiko dalam trading kripto? Setidaknya ada empat tips yang bisa kamu terapkan.

  • Tentukan risiko maksimum dari modal awal. Misalnya seorang trader memulai dengan US$10.000, maka kerugian maksimum adalah tidak lebih dari US$200 atau 2% total modal dalam trading kripto.
  • Terapkan risiko maksimum dalam jangka waktu tertentu, misal secara harian. Kalau sudah mengalami kerugian 2% sehari, lanjutkan trading esok harinya.
  • Ambil satu posisi dalam satu kesempatan. Hal ini bisa membuat trader lebih fokus dalam pengelolaan risiko.
  • Hanya mengambil posisi dengan potensi reward dua kali lebih tinggi daripada risiko. Dengan ketersedian informasi yang banyak dari berbagai media, banyak peluang untuk masuk. Seorang trader sebaiknya hanya memilih untuk masuk trading jika peluang naik 2 kali lipat atau lebih, dibandingkan dengan risiko turun.

6. Spread Trading

Secara umum, spread adalah perbedaan antara harga kripto untuk order beli tertinggi dan order jual terendah pada suatu crypto exchange. Nilai atau harga cryptocurrency merupakan rata-rata dari semua spread di semua bursa kripto di dunia.

Transaksi terjadi ketika ada order dari penjual dan pembeli. Dalam trading crypto, penjual mematok harga yang tinggi untuk meraih profit, sementara pembeli akan menawar di harga rendah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya selisih harga atau spread. Jadi, spread adalah selisih antara harga permintaan dan harga penawaran di pasar kripto.

7. Candlestick

Candlestick adalah salah satu jenis grafik harga saham yang digunakan dalam analisis teknikal. Pola berbentuk lilin ini menunjukkan harga tertinggi, terendah, pembukaan, dan penutupan dari suatu aset kripto pada periode waktu tertentu.

Seperti halnya batang lilin, candlestick terdiri dari dua komponen utama, yaitu tubuh dan ekor atau sumbu. Tubuh (body) dari candlestick menunjukkan harga pembukaan dan harga penutupan pada titik waktu tertentu. Body candle berbentuk persegi empat berwarna merah (kalau harga turun) dan hijau (kalau harga naik) atau putih (mendatar).
Sementara itu, ekor candlestick menjukkan harga tertinggi dan harga terendah pada titik waktu tertentu. Ekor (wick/shadow) berupa garis lurus vertikal di atas dan di bawah tubuh candlestick dan berwarna sama seperti tubuhnya.

Trading Crypto dengan melihat pola candlestick
Candlestick dalam trading kripto terdiri dari body dan shadow

8. Support dan Resistance

Tidak hanya di pasar modal, dalam crypto trading pun ada yang bernama garis support dan resistance. Batas support dan resistance ini muncul dalam analisis teknikal dari grafik harga kripto.

Dalam suatu chart (grafik) terlihat sebuah garis yang mengarah naik atau turun. Garis support dalam chart menunjukkan titik terendah yang tidak dapat ditembus saat harga turun. Ketika harga aset kripto mendekati level support, biasanya akan ada permintaan besar yang menghentikan penurunan.

Sebaliknya, batas resistance adalah tanda banyak pasokan tanpa banyak permintaan. Artinya, jika harga cyrptocurrency mendekati level resistance ini banyak pasokan atau order jual sehingga mendorong harganya turun kembali.

9. Stop Loss

Dalam trading kripto, stop loss adalah mekanisme untuk membatasi kerugian yang akan trader terima. Ketika masuk kondisi ini, harga bergerak tidak sesuai dengan harapan trader lalu menyentuh batasan tersebut. Maka, otomatis order yang dilakukan akan berhenti. Kemudian, trader harus menerima kerugian sesuai dengan batasan tersebut.

10. Dollar Cost Averaging (DCA)

Dollar cost averaging (DCA) adalah sebuah strategi yang mengalokasikan sejumlah uang dalam interval rutin untuk membeli sebuah aset. Harapannya, strategi ini bisa mengurangi dampak volatilitas harga dan membuah rata-rata biaya menjadi lebih rendah dalam jangka waktu panjang.

Strategi DCA ini bisa berguna untuk mengelola risiko investasi, biasanya dalam emas, saham atau reksadana. Investor/trader juga bisa menerapkan DCA dalam trading crypto, terutama ketika pasar dalam bearish trend. Namun, ada risiko DCA dalam trading karena bisa kehilangan momen ketika pasar naik dalam waktu cepat.

Cara Trading Kripto Pemula

Setelah memahami sejumlah istilah crypto trading, saatnya pemula mulai praktik. Namun, jangan sembarangan, agar bisa terhindar dari risiko kerugian. Ikuti tips cara trading kripto berikut ini.

  1. Jangan Trading Harian
    Bitcoin atau cryptocurrency lain harganya bisa cepat berubah. Artinya, harga Bitcoin bisa naik dan turun drastis hanya dalam hitungan jam atau menit. Pemula sebaiknya melihat prospek jangka panjang dari aset kripto yang memiliki market cap besar.
  2. Pahami Risiko
    Memahami risiko membantu kamu meminimalisir kerugian di masa depan. Atur batas kerugian, jangan sampai melebihi toleransi dan kemampuan kamu. Ingat, aset dengan potensi keuntungan tinggi juga punya risiko yang tinggi.
  3. Buat Strategi atau Target
    Buatlah strategi sesuai dengan target tujuan kamu. Jangan FOMO atau ikutan trading dalam keadaan panik (panic buying atau panic selling). Sebab, seperti disebutkan sebelumnya, risiko crypto trading sangat tinggi. Kalau kamu sudah punya target, misal mau untung 20%, ketika target itu tercapai tidak ada salahnya melakukan profit taking.
  4. Beli Secara Berkala
    Seperti strategi DCA, pemula bisa melakukan pembelian aset kripto secara berkala dengan jumlah nilai yang sama. Contohnya, kamu bisa beli Bitcoin senilai Rp1 juta setiap minggu. Dari sini, kamu akan mendapatkan harga rata-rata tanpa perlu memikirkan waktu tepat membeli Bitcoin.
  5. Diversifikasi
    Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang. Pepatah itu juga berlaku dalam trading crypto. Hal ini bertujuan untuk mengurangi eksposur pada risiko kerugian. Misalnya satu aset harganya turun, aset lain bisa menjadi penopang.

Kesimpulan

Istilah-istilah tersebut di atas hanya beberapa komponen untuk pengetahuan dalam trading kripto. Kamu sebagai trader bisa menjadi sukses seiring dengan belajar dan pengalaman.

Intinya, selalu terapkan Do Your Own Research (DYOR) dan pahami risiko ketika memperjualbelikan cryptocurrency. Kalau sudah mendapat keuntungan, boleh juga kamu take profit dan nikmati cuan hasil kerja kerasmu.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apa itu trading bitcoin?

Bagaimana cara trading bitcoin?

Kapan waktu yang tepat untuk trading bitcoin?

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori