Lihat lebih banyak

Apa itu UTXO? Cara Kerja Model Pencatatan Transaksi di Blockchain Bitcoin

6 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

UTXO adalah singkatan dari Unspent Transaction Output, atau output transaksi yang belum terpakai. Istilah ini mungkin kamu temui berkaitan dengan ekosistem blockchain, termasuk Bitcoin. Apa maksudnya dan mengapa ini penting? Pelajari lebih lanjut mengenai keluaran transaksi yang belum terpakai dan cara kerjanya dalam artikel ini.

Beli Bitcoin di Exchange Terbaik

Beli Crypto Pakai Kartu

Biaya Trading Gratis
Beli Crypto Pakai Kartu
Buka OKX www.okx.com
Aset Crypto 350+
Biaya Trading Gratis (waktu terbatas)
Bonus Ajak Teman hingga $10.000

Beli Bitcoin dengan Rupiah

Diawasi oleh Bappebti
Beli Bitcoin dengan Rupiah
Buka Tokocrypto www.tokocrypto.com
Aset Crypto 340+
Biaya Trading 0,1%
Gratis Biaya deposit gratis

Bonus USDT 3200

Trading, Leverage, Earn
Bonus USDT 3200
Buka KuCoin www.kucoin.com
Aset Crypto 700+
Biaya Trading 0,1%
Benefit Fee Diskon 20% dengan KCS

Apa itu UTXO?

Unspent transaction output (UTXO) adalah teknik protokol blockchain, seperti Bitcoin untuk menelusuri saldo dana yang berpindah di antara wallet crypto. Output yang belum terpakai ini sama dengan sisa atau saldo dari transaksi mata uang.
UTXO adalah output karena muncul dari transaksi sebelumnya. Disebut unspent atau belum dibelanjakan, karena dana ini masih tersedia bagi pemiliknya untuk memindahkan ke wallet lain.

Sejarah

Adam Back dan mendiang Hal Finney adalah dua anggota kelompok kriptografi Cypherpunk yang sering jadi referensi bagi Satoshi Nakamoto, penulis white paper Bitcoin. Keduanya berjasa mengembangkan model output transaksi belum terpakai secara independen antara tahun 1997 dan 2004.

Ketika pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto, meluncurkan protokol ini pada tahun 2009, ini menjadi sistem mata uang digital operasional pertama yang menerapkan model UTXO. Sebagai informasi, banyak yang mencurigai bahwa Hal Finney maupun Adam Back adalah pemilik identitas Satoshi Nakamoto, meski belum pernah terbukti secara pasti.

Bagaimana UTXO terjadi?

Saat pengguna melakukan transaksi di blockchain yang menggunakan model keluaran transaksi yang tidak terpakai, UTXO baru akan dibuat. Output transaksi yang belum terpakai ini merupakan output dari transaksi sebelumnya. Output transaksi yang belum terpakai kemudian menjadi input dalam transaksi baru.

Untuk mempermudah pengertian, bayangkanlah output transaksi belum terpakai sebagai sisa kembalian dari transaksi sebelumnya. Mari gunakan analogi dengan uang rupiah. Misalnya, kamu punya uang kertas lembaran Rp20.000 dan membeli makan siang seharga Rp15.000. Sisanya Rp5.000, yang menjadi output transaksi tidak terpakai. Uang Rp5.000 ini kembali ke dompet kamu dan bisa untuk membeli sesuatu yang lain.

Satu-satunya saat transaksi Bitcoin tidak memiliki input adalah ketika BTC baru dicetak hasil dari dari mining Bitcoin. Juga bernama transaksi coinbase, ini mewakili transaksi pertama di setiap blok baru. Setiap satoshi (sub-unit Bitcoin) yang beredar dapat ditelusuri kembali menggunakan buku besar blockchain transparan ke transaksi coinbase masing-masing.

Cara kerja

Berbagai blockchain menggunakan model output transaksi yang tidak terpakai untuk melacak siapa yang memiliki koin apa. Ketika seseorang mengirim Bitcoin ke orang lain, mereka mengirimkan satu atau lebih UTXO Bitcoin ke public key penerima. Penerima kemudian dapat menggunakan output tersebut sebagai masukan untuk transaksi bersamaan.

Output transaksi belum terpakai tersimpan di blockchain dan dapat mirip dengan koin fisik. Jika kamu memiliki koin fisik, kamu dapat membelanjakannya dengan memberikannya kepada orang lain. Setelah memberikannya, koin itu tidak lagi menjadi milikmu, dan kamu tidak dapat membelanjakannya lagi.

Sama seperti halnya dalam suatu transaksi di blockchain Bitcoin, output transaksi belum terpakai tidak lagi tersimpan di dompet kamu. Sebaliknya, sekarang ada di blockchain sebagai bagian dari riwayat transaksi tersebut. Jika masih ada sisa saldo dari transaksi, kamu akan menerimanya sebagai UTXO baru.

Contoh UTXO

Katakanlah seorang bernama Aldo memiliki saldo dompet kripto sebesar 1 BTC. Saldonya dan komposisi saldo itu adalah dua hal yang berbeda. Ini mirip seperti memiliki uang Rp100.000 di dompet (saldo), tetapi dapat terdiri dari (komposisi) satu lembar Rp50.000, dua lembar Rp20.000 dan satu lembar Rp10.000.

Katakanlah komposisi saldo 1 BTC Aldo terdiri dari 5 output transaksi berbeda yang belum terpakai:

  • 0,138BTC
  • 0,1 BTC
  • 0,004BTC
  • 0,73 BTC
  • 0,028BTC

Lalu, Aldo ingin mengirim 0,6 BTC ke Beni. Untuk melakukan hal ini, perangkat lunak wallet Aldo akan secara otomatis mengelompokkan sejumlah UTXO yang dia kendalikan untuk mencakup transaksi. Kemudian, menambahkan biaya yang perlu untuk memprosesnya.

Dalam contoh ini, katakanlah perangkat lunak dompet Aldo secara otomatis mengirimkan UTXO bitcoin senilai 0,73 BTC ke Beni. Kemudian, mengembalikan jumlah sisanya dikurangi biaya transaksi kepada Aldo sebagai UTXO baru. Jumlah ini secara otomatis dikirim ke alamat perubahan; alamat terpisah yang ditautkan ke dompet kripto Aldo.

Mengapa UTXO penting?

Ada sejumlah alasan mengapa output transaksi yang tidak terpakai itu penting. Berikut keuntungan dari penggunaan UTXO:

  • Language-agnostic smart contract: Kontrak pintar berbasis UTXO memberikan solusi independen bahasa yang memungkinkan kontrak pintar mengembangkan mekanisme konsensusnya.
  • Mencegah pembelanjaan ganda (double spending): Pengguna hanya dapat membelanjakan output ini satu kali saja. Hal ini penting untuk teknologi blockchain, yang menjamin bahwa mata uang kripto yang sama tidak dapat dibelanjakan lebih dari satu kali.
  • Dukungan untuk atomic swap dan pertukaran terdesentralisasi (DEX): Implementasi UTXO untuk atomic swap adalah cara terbaik untuk memungkinkan perdagangan peer-to-peer tanpa melibatkan pihak ketiga. Fitur atomic swap ini lebih baik untuk pertukaran mata uang kripto langsung antar dompet pengguna.
  • Manfaat skalabilitas: Mekanisme transaksi UTXO memastikan bahwa setiap transaksi diproses sebagai peristiwa terpisah, sehingga sangat mengurangi beban komputasi pada jaringan mata uang kripto.
  • Privasi dan keamanan: Alamat baru dibuat untuk setiap output transaksi belum terpakai, sehingga sulit melacaknya. Ini meningkatkan privasi dan keamanan dalam jaringan blockchain.
  • Fleksibilitas: Output transaksi yang tidak terpakai lebih fleksibel dibandingkan rata-rata mata uang fiat karena tidak mempunyai nilai yang telah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, mereka dapat dipecah menjadi jumlah berapa pun, sehingga cocok untuk transaksi yang berbeda.

Kekurangan

Meski banyak manfaatnya, ada juga kekurangan dari model transaksi ini. Pertama, model ini dapat menyebabkan biaya transaksi lebih tinggi karena setiap UTXO harus ditandatangani secara individual.

Kedua, model ini dapat menyebabkan penumpukan “debu”. Dust adalah koin dalam jumlah kecil yang tidak dapat dibelanjakan karena kurang dari jumlah minimum transaksi. Namun, seiring berjalannya waktu, dust dapat menumpuk dan dapat terbuang kembali. Hal ini juga memberikan risiko terjadinya dusting attack yang kecil tetapi dapat mengungkap anonimitas.

Terakhir, output transaksi belum terpakai tidak terlalu hemat ruang. Masing-masing mewakili output terpisah dari suatu transaksi, dan setiap output harus tersimpan secara terpisah. Hal ini dapat dengan cepat menimbulkan kebutuhan penyimpanan data yang signifikan, terutama untuk aplikasi yang menangani banyak transaksi.

Konsolidasi UTXO

Terkait contoh dan risiko dalam penjelasan sebelumnya, blockchain dengan UTXO juga memiliki opsi konsolidasi untuk menghindari kerumitan penggunaan dalam suatu transaksi.

Apa itu konsolidasi UTXO? Konsolidasi UTXO menggabungkan beberapa output menjadi satu: untuk mengurangi biaya atau meningkatkan privasi.

Seperti ilustrasi sebelumnya, kamu perlu memasukkan semua output yang belum terbakai sebagai input saat melakukan transaksi. Oleh karena itu, semakin banyak output transaksi belum terpakai yang kamu miliki, semakin banyak input yang kamu perlukan, dan semakin tinggi biaya transaksi. Dengan menggabungkan UTXO, kamu dapat mengurangi jumlah input dan menghemat biaya.

Konsolidasi output transaksi yang tidak terpakai juga memungkinkan pembuatan smart contract. Dengan menggabungkan beberapa UTXO menjadi satu keluaran, mungkin untuk membuat output yang hanya dapat terpakai jika kondisi tertentu terpenuhi. Hal ini memungkinkan pembuatan kontrak escrow, misalnya.

Ada dua cara utama untuk mengkonsolidasikan UTXO: konsolidasi manual dan konsolidasi otomatis.

  • Konsolidasi manual melibatkan pembuatan transaksi baru dengan UTXO yang kamu inginkan sebagai input dan kemudian mengirimkan seluruh jumlah ke diri sendiri dalam satu output.
  • Konsolidasi otomatis melibatkan dompet secara berkala membuat transaksi baru yang menggabungkan beberapa UTXO menjadi satu output. Konsolidasi ini terjadi secara otomatis dan tanpa input dari pengguna.

Konsolidasi output transaksi belum terpakai adalah cara terbaik untuk menghemat biaya transaksi, terutama jika kamu adalah pengguna aktif Bitcoin.

Model UTXO vs Saldo Akun

Cara penelusuran dengan model UTXO di Bitcoin berbeda dengan model di bank dan blockchain lainnya. Sementara itu, blockchain lain seperti Ethereum dan bank menggunakan model saldo akun.

Dengan model output transaksi belum terpakai, setiap transaksi dilacak secara terpisah. Analoginya adalah seperti melacak uang berdasarkan setiap tagihan, bukan melalui saldo bank.

Berbeda dengan mata uang fiat, UTXO memperlakukan mata uang sebagai objek, bukan sebagai unit. Setiap objek memiliki riwayat yang tersimpan di dalamnya dan dapat dibelanjakan saat diperlukan, namun kepemilikan hanya perlu diperiksa saat mata uang dikirim.

Sedangkan model saldo akun membuat akun terpisah untuk setiap pengguna. Ia harus melacak setiap akun dan mengingat saldonya setiap saat.

Kesimpulan

Output transaksi belum terpakai pada dasarnya adalah perubahan digital. Model ini memainkan peran penting dalam cara kerja Bitcoin dan beberapa mata uang kripto lainnya. Saat kamu mengirim transaksi bitcoin, transaksi yang belum terpakai mengeluarkan sinyal ke jaringan berapa banyak mata uang digital yang telah kamu kirim dan terima. Yang tersisa di dompet Bitcoin adalah UTXO.

Pertanyaan yang sering muncul

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori