Walau sudah setahun berselang, kejatuhan FTX masih memberi dampak luar biasa terhadap kelangsungan industri kripto. Reuters melaporkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan industri untuk melakukan lobi guna mendukung berbagai inisiatifnya juga membengkak.
Berdasarkan data OpenSecrets, sampai dengan kuartal tiga tahun ini saja, entitas kripto sudah menghabiskan US$18,96 juta untuk biaya lobi. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 17% dari anggaran di periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar US$16,1 juta.
Hal itu menandakan bahwa upaya para pelaku usaha untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari pemerintah semakin keras.
FTX sendiri pada tahun lalu menjadi salah satu entitas yang memiliki alokasi dana lobi terbesar dengan nilai mencapai US$22 juta.
Co-founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Notabene, Pelle Brandgaard, mengatakan industri kripto sangat memerlukan kepercayaan, baik dari regulator maupun publik, untuk menciptakan industri yang aman bagi semua pihak. Hal itu tidak hanya berbicara tentang dampak risiko yang minimal, tetapi juga pengelolaan risiko yang perlu ditegakkan untuk meningkatkan keselamatan banyak pihak.
“Kita harus berupaya memulihkan kepercayaan satu sama lain, baik aktivitas yang ditujukan untuk pengguna maupun regulator keuangan. Langkah seperti meminimalisir pencurian dana, kehilangan dana, rug pull, dan persyaratan lainnya perlu dikedepankan,” jelas Brandgaard.
Coinbase Habiskan Biaya Lobi Paling Banyak
Data tersebut juga menyebutkan bahwa posisi teratas untuk alokasi dana lobi terbesar berada pada Coinbase. Crypto exchange yang dipimpin oleh Brian Armstrong itu memang tengah giat untuk menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung ambisinya.
Di bulan Juni lalu, Armstrong berencana mengadakan pertemuan pribadi dengan beberapa anggota parlemen AS untuk membahas Undang-Undang Aset Digital. Hal itu dilakukan di tengah tekanan dari Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), yang menganggap Coinbase melakukan perdagangan sekuritas tanpa izin.
Coinbase sendiri disebut sudah menghabiskan sekitar US$2,16 juta untuk biaya lobi. Posisi berikutnya ditempati oleh Foris DAX (yang mengoperasikan Crypto.com), Blockchain Association, dan Binance Holdings.
Meskipun tidak dijelaskan secara detail berapa besaran dana yang dikeluarkan oleh masing-masing entitas, CEO Blockchain Association, Kristin Smith, mengatakan pihaknya memang berniat untuk bisa terlibat langsung dengan para pembuat kebijakan. Dengan begitu, entitas yang dipimpinnya bisa membangun hubungan dan menjembatani kesenjangan pendidikan untuk membangun kerangka aturan yang masuk akal.
Gugatan SEC Juga Berdampak
Bulan Juni lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS melancarkan gugatan terhadap Binance dan Coinbase atas tuduhan gagal melakukan pendaftaran token. Lewat gugatan itu, SEC ingin menunjukkan bahwa terdapat beberapa token kripto yang dianggap sebagai produk sekuritas dan harus tunduk pada aturannya.
Setelah gugatan itu terjadi, menurut laporan, biaya lobi yang dikeluarkan oleh industri kripto mengalami peningkatan. Pasalnya, para pelaku usaha kripto berniat membuktikan bahwa upaya SEC yang melakukan penegakan tanpa membuat peraturan adalah sesuatu yang keliru.
Aksi tersebut mulai berbuah hasil. Dua komite di parlemen AS pada Juli lalu meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang terkait dengan aset kripto. Kedua komite itu adalah Komite Jasa Keuangan dan Komite Pertanian DPR AS.
Namun demikian, perjalanannya masih sangat panjang. Kendati sudah diloloskan oleh DPR, RUU tersebut masih harus mendapatkan persetujuan dari Senat AS dan Presiden.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.