Lihat lebih banyak

Bisnis Kripto Signature Bank Tidak Masuk dalam Penawaran yang Diajukan oleh Bancorp

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Setoran kripto di Signature Bank akan dikembalikan secara langsung ke pelanggan, bukan diambil alih oleh unit bisnis Bancorp berdasarkan pengumuman.
  • Di bawah perjanjian pengambilalihan itu, Flagstar Bank akan memperoleh secara substansial semua simpanan dan portofolio pinjaman tertentu dari Signature.
  • Menanggapi pengumuman ini, Nic Carter, yang menulis tentang Operation Choke Point 2.0, meyakini hal tersebut adalah pertanda bahwa FDIC telah berbohong ketika menanggapi laporan dari Reuters.
  • promo

Setoran kripto di Signature Bank akan dikembalikan ke pelanggan secara langsung, bukan diambil alih oleh unit bisnis Bancorp berdasarkan kesepakatan yang diumumkan pada hari Minggu (19/3).

Lembaga penjamin simpanan di Amerika Serikat (AS), yaitu Federal Depository Insurance Corporation (FDIC), mengatakan bahwa tawaran dari Flagstar Bank, yang merupakan bagian dari Bancorp, tidak termasuk bisnis aset digital Signature Bank. Sekitar US$4 miliar deposit yang terkait akan dikembalikan kepada pelanggan.

Di bawah perjanjian pengambilalihan itu, Flagstar Bank akan memperoleh secara substansial semua simpanan dan portofolio pinjaman tertentu dari Signature. Deposito non-kripto senilai US$38,4 miliar dan pinjaman bernilai US$12,9 miliar.

Sebagai informasi per 31 Desember 2022, Signature Bank memiliki total simpanan sebesar US$88,6 miliar dan total aset senilai US$110,4 miliar.

Selain itu, 40 cabang Signature akan beroperasi sebagai Flagstar Bank mulai hari Senin waktu setempat.

Berdasarkan laporan Bloomberg pada hari Senin (20/3), juru bicara FDIC mengonfirmasi bahwa Signet, jaringan pembayaran real-time Signature yang banyak digunakan perusahaan kripto, ditinggalkan dalam kesepakatan tersebut. Ini berarti, platform Signet berada di bawah kendali FDIC dan akan diatur kemudian oleh agensi itu.

Bisnis Kripto Signature Bank Tidak Ikut Dijual?

Silvergate Bank Kripto Signature SVB

Nic Carter, yang menulis tentang Operation Choke Point 2.0, yakin pengumuman ini menandakan bahwa FDIC telah berbohong ketika menanggapi laporan dari Reuters.

Sebelumnya, FDIC membantah bahwa mereka mewajibkan pembeli Signature Bank untuk melepaskan bisnis kripto dari lembaga perbankan itu.

Pernyataan ini merupakan tanggapan dari laporan Reuters sebelumnya yang menyebut setiap pembeli Signature Bank harus setuju untuk menyerahkan semua bisnis kripto di bank tersebut. Atas laporan itu, seorang juru bicara FDIC memberikan bantahan kepada Reuters.

Juru bicara FDIC itu mengatakan, “Kurator tidak berakhir sampai semua aset bank terjual dan semua klaim terhadap bank ditangani, serta pengakuisisi memutuskan ketentuan penawaran mereka.”

Selain itu, juru bicara FDIC juga mengacu pada pernyataan bersama yang sempat disampaikan pada Januari lalu dengan Dewan Gubernur Federal Reserve System (The Fed / bank sentral AS) dan kantor pengawas mata uang AS (OCC). Dalam pernyataan itu, salah satunya menyatakan bahwa bank tidak dilarang atau dihalangi untuk memberikan layanan ke sektor mana pun.

Juru bicara FDIC mengatakan bahwa pihaknya tidak akan meminta divestasi aktivitas kripto sebagai bagian dari penjualan apa pun dari Signature Bank.

Terjadi Operation Choke Point 2.0?

Sebelumnya, Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York (NYDFS) mengaku bahwa mereka kehilangan kepercayaan pada manajemen Signature setelah bank itu gagal memberikan data yang andal dan konsisten.

Keputusan untuk mengambil alih Signature dan menyerahkan kepada FDIC didasarkan pada status bank itu serta kemampuannya untuk melakukan bisnis dengan aman dan sehat.

Regulator keuangan New York mengatakan keputusan untuk mengambil alih Signature Bank tidak terkait dengan pekerjaan bank itu dengan kripto.

Menariknya, anggota dewan (board member) Signature Bank, Barney Frank, mengatakan bahwa penutupan Signature itu oleh regulator AS adalah pesan anti-kripto yang sangat kuat.

Kabar yang sempat menyebut bahwa pembeli Signature Bank harus berhenti mengoperasikan bisnis kripto sempat membuat geger komunitas kripto.

Menurut akun Twitter foobar yang memiliki 123,7 ribu followers Twitter, penutupan Signature Bank pada hari Minggu kemarin adalah pengambilalihan yang ditargetkan untuk mematikan hubungan kripto dengan bank.

“Operation Choke Point 2.0 adalah nayata,” tulis foobar.

Sebagai informasi, Operation Choke Point merupakan inisiatif dari regulator AS yang dimulai pada tahun 2013 dan berakhir pada 2017. Agendanya adalah membidik bank-bank di AS dan bisnis yang mereka lakukan dengan sejumlah perusahaan yang diyakini berisiko tinggi dalam praktik penipuan dan pencucian uang.

Sementara itu, istilah Operation Choke Point 2.0 yang mulai ramai dibahas komunitas kripto adalah tuduhan atas taktik regulator AS untuk menghabisi industri kripto, salah satunya dengan memutus akses ke sistem perbankan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori