Trusted

Blur Masih Jadi Rujukan Utama untuk Penjualan NFT Curian

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Data dari platform analitik blockchain PeckShield mengungkapkan sekitar 67,3% NFT ilegal pertama kali ditransaksikan di Blur saat Juli lalu.
  • Sementara itu, marketplace NFT lainnya, yakni OpenSea tercatat, menjadi media untuk penjualan 19,63% aset NFT ilegal.
  • Terlepas dari hal itu, data dari PeckShield juga menyebutkan bahwa angka pencurian NFT pada Juli tahun ini menyusut menjadi US$1,73 juta.
  • promo

Marketplace Blur masih menjadi rujukan utama untuk penjualan aset non-fungible token (NFT) curian. Data dari platform analitik blockchain PeckShield mengungkapkan bahwa pada bulan Juli, sekitar 67,3% NFT ilegal pertama kali ditransaksikan di sana. Sementara itu, marketplace NFT lainnya, yakni OpenSea tercatat, menjadi media untuk penjualan 19,63% aset NFT ilegal.

Fakta tersebut menjadikan Blur sebagai marketplace utama yang menjadi pilihan para pelaku kejahatan untuk mencairkan dananya sejak Maret lalu.

Menariknya, proses penjualannya juga berjalan sangat cepat. PeckShield menyebut setengah dari NFT curian sukses dijual dalam rentang waktu 165 menit atau kurang dari 3 jam di Blur.

Posisi Blur yang saat ini merajai pasar perdagangan NFT dimanfaatkan betul oleh pelaku kejahatan untuk menemukan pembeli secara cepat.

Berdasarkan data DappRadar, platform yang didukung oleh Paradigm itu secara cepat menyalip posisi OpenSea sebagai penguasa pasar dan mempertahankannya secara konsisten.

Per Mei kemarin, pangsa pasar Blur sudah mencapai 65% dengan total penjualan senilai US$442 juta. Sedangkan, rival terberatnya, OpenSea hanya mampu menguasai 27% dari pasar NFT dengan pendapatan sebesar US$183 juta.

Ingin tahu lebih lanjut seputar keunggulan dan cara kerja Blur? Baca detailnya di Marketplace NFT Blur: Cara Jual-Beli hingga Serba-serbi Token BLUR.

Sempat Ada Kecurigaan Praktik Wash Trading di Blur

Namun, di balik popularitasnya, platform Blur rupanya pernah disebut berhubungan dengan aktivitas wash trading. Setidaknya, sekitar US$577 juta perdagangan NFT di Blur disebut berhubungan dengan wash trading.

Pada Februari lalu, Engineer di Cryptoslam, Scott Hawkins, mencurigai adanya aktivitas yang mencurigakan; seperti penjualan kembali NFT dalam waktu singkat dengan harga yang mendekati harga awal aset.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengguna Blur telah menjual NFT ke dirinya sendiri menggunakan wallet yang berbeda untuk bisa memperoleh native token BLUR sembari mengumpulkan poin agar bisa mendapatkan airdrop.

“Tidak ada mekanisme pembatasan dari perusahaan untuk mencegah hal tersebut, karena pada praktiknya, tidak ada pembayaran royalti dan tidak ada biaya pasar. Apa yang kami temukan adalah bahwa ini secara artifisial menopang volume penjualan dengan cara yang sangat tidak jujur untuk seluruh pasar NFT,” jelas Hawkins.

Tren Pencurian NFT Menurun

Terlepas dari hal itu, data dari PeckShield menyebutkan bahwa angka pencurian NFT pada Juli tahun ini menyusut menjadi US$1,73 juta. Jumlah tersebut terus menurun sejak Maret kemarin.

Sebagai perbandingan, pada bulan kedua di tahun ini, angka pencurian NFT mencapai titik tertingginya di tahun 2023 dengan membukukan kerugian hingga US$16,2 juta. Kemudian, angkanya terus bergerak turun di Maret menjadi US$10,9 juta, April menjadi US$3,23 juta, dan akhirnya menjadi kurang dari US$2 juta di bulan Juli kemarin. Secara total, sebanyak US$41,68 juta NFT berhasil digondol oleh pelaku kejahatan sejak Januari hingga Juli 2023.

Menariknya, hal tersebut juga diikuti oleh turunnya volume perdagangan NFT menjadi US$632 juta atau mengalami koreksi sebanyak 29%. Total penjualan NFT juga ikut amblas 23% menjadi US$3,7 juta.

Analis blockchain Sara Gherghelas mengatakan bahwa gejolak pasar kripto yang terjadi sejak paruh kedua tahun lalu ikut berkontribusi pada pergerakan pasar NFT. Menurutnya, perdagangan NFT memiliki korelasi yang kuat dengan harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Selain itu, gelombang hype di industri NFT juga ikut andil dalam aktivitas penipuan serta rug pull NFT.

Minat terhadap Non-Fungible Token Belum Redup

Meskipun begitu, pelaku pasar tidak mundur untuk mengembangkan industri baru tersebut. Belum lama ini, Bandai Namco Research Institute menggandeng Oasys, jaringan blockchain yang berfokus pada industri game, untuk merilis game bertema hewan peliharaan bertenaga artificial intelligence (AI) berbasis NFT yang disebut sebagai RYU.

Platform yang dikembangkan oleh Bandai bersama dengan Attructure itu digadang-gadang akan ikut berperan dalam pengembangan pasar NFT secara global. Pasalnya, dalam mekanismenya, setiap RYU yang menetas akan berubah menjadi soulbound token (SBT) yang tidak bisa dialihkan ataupun dijual.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori