Trusted

Krisis FTX Picu CFTC untuk Susun Aturan agar Bursa Derivatif Pisahkan Dana klien

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Merespons kehancuran FTX, CFTC Amerika Serikat kini sedang menyusun rencana aturan untuk memastikan bursa derivatif memisahkan dana klien dari uang tunai perusahaan.
  • Rancangan proposal yang sedang dikerjakan oleh CFTC itu akan memperluas cakupan pertahanan peraturan yang ada untuk diterapkan pada "bursa yang memungkinkan pelanggan berdagang tanpa melalui perantara".
  • CFTC mengharuskan sebuah bursa memisahkan aset pelanggan dan aset perusahaan sebagai syarat untuk dapat menawarkan layanan derivatif kripto yang didukung oleh jaminan.
  • promo

Sebagai respon dari kehancuran FTX pada November 2022, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) Amerika Serikat (AS) kini sedang menyusun rencana aturan untuk memastikan lebih banyak bursa derivatif memisahkan dana klien dari uang tunai perusahaan mereka.

Rancangan proposal yang sedang dikerjakan oleh CFTC itu akan memperluas cakupan pertahanan peraturan yang ada untuk diterapkan pada “bursa yang memungkinkan pelanggan berdagang tanpa melalui perantara”.

CFTC mengharuskan sebuah bursa memisahkan aset pelanggan dan aset perusahaan sebagai syarat untuk dapat menawarkan layanan derivatif kripto yang didukung oleh jaminan.

Kristin Johnson, anggota CFTC dari Partai Demokrat, mengatakan bahwa aturan yang mewajibkan pemisahan aset pelanggan harus berlaku untuk perusahaan mana pun yang menggunakan atau mencari model langsung kepada pelanggan serupa, baik mereka yang menawarkan produk kripto atau jenis derivatif lainnya.

Argumen ini didukung oleh isolasi LedgerX dari kehancuran FTX Group, dan keinginan untuk menghindari krisis serupa di masa depan. Sebagai informasi, LedgerX adalah mantan anak perusahaan FTX Group.

Penting untuk Lindungi Dana Pelanggan

CFTC, yang saat ini dipimpin oleh Rostin Behnam, dinilai harus segera bertindak untuk menerapkan aturan demi mencegah penyalahgunaan atau hilangnya dana pelanggan. Kekhawatiran ini meningkat seiring kasus di FTX yang menyalahgunakan dana pelanggan.

“Hal ini sangat penting ketika kita mempertimbangkan struktur market langsung ke ritel untuk produk keuangan yang kompleks, seperti leverage, transaksi derivatif kripto, dan sangat penting ketika mengizinkan pendekatan likuidasi dan resolusi yang belum teruji.”

Kristin Johnson, anggota CFTC

Bloomberg, dalam laporannya pada hari Kamis (9/11), menyebut bahwa juru bicara CFTC menolak berkomentar karena usulan ini belum dipublikasikan secara resmi.

Kristin Johnson menambahkan bahwa, “Saya telah meminta Ketua dan rekan-rekan komisaris di CFTC untuk mempertimbangkan dan mengembangkan peraturan yang bijaksana, serta dirancang dengan cermat untuk menutupi kesenjangan bagi pelanggan ritel dan memastikan bahwa ada perlindungan paralel yang menjaga dana pelanggan,” imbuh anggota CFTC itu.

LedgerX adalah Salah Satu Entitas yang Ikuti Aturan Main CFTC

Membincang soal keruntuhan FTX, LedgerX rupanya sudah mengikuti aturan main yang ditetapkan oleh CFTC.

Entitas yang berdiri sejak 2017 ini mendapat persetujuan dari CFTC untuk menawarkan kontrak derivatif yang sepenuhnya didukung oleh jaminan langsung kepada pelanggan ritel. Sebagai syaratnya, LedgerX secara eksplisit diwajibkan untuk setiap saat memisahkan dana anggota kliringnya dan membedakannya dari dananya sendiri.

Saat ini, LedgerX memiliki 3 lisensi dari CFTC, termasuk Pasar Kontrak yang Ditunjuk (DCM), Organisasi Kliring Derivatif (DCO), dan Fasilitas Eksekusi Swap (SEF).

FTX.US merampungkan akuisisi LedgerX dan menjadikannya sebagai FTX.US Derivatives pada Oktober 2021. Lalu, setelah grup perusahaan itu bangkrut, pada awal tahun ini, LedgerX dijual kepada pemilik Miami International Securities Exchange.

LedgerX sendiri tidak masuk dalam proses kebangkrutan FTX Group. Oleh sebab itu, tim yang mengelola kebangkrutan FTX Group dapat menjual LedgerX.

CFTC Gugat Mantan CEO Voyager

Langkah CFTC untuk menyusun aturan bagi bursa derivatif menambah panjang aksi penegakan mereka terhadap industri aset digital. Mundur pada 12 Oktober lalu, CFTC menggugat Stephen Ehrlich, co-founder dan mantan CEO Voyager, dengan tuduhan melakukan skema penipuan dan tidak mendaftarkan Voyager ke CFTC.

Voyager dan Stephen Ehrlich dituduh berbohong kepada para pelanggan. Kemudian, ketika Voyager mulai bangkrut, mereka terus berbohong sebagai upaya untuk menyembunyikan kesehatan keuangan perusahaan yang sebenarnya.

“Meskipun menyatakan bahwa mereka akan memperlakukan komoditas aset digital pelanggan dengan aman dan bertanggung jawab, di balik layar, Voyager mengambil risiko yang sangat ceroboh terhadap aset pelanggan mereka. Hal itu menyebabkan kebangkrutan Voyager dan kerugian pelanggan yang besar.”

Ian McGinley, Direktur Penegakan CFTC

Aksi CFTC terhadap Voyager dan Stephen Ehrlich datang seminggu setelah Bloomberg pada 6 Oktober lalu melaporkan bahwa penyelidik di agensi itu menyimpulkan bahwa Stephen Ehrlich melanggar aturan menjelang kebangkrutan Voyager. 

Staf CFTC di divisi penegakan hukum merekomendasikan agar instansinya menuduh Stephen Ehrlich melanggar aturan derivatif dengan menyesatkan pelanggan tentang keamanan aset mereka.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori