Lihat lebih banyak

Chainalysis: Ada Aliran Dana Kripto ke Kelompok Penipu di Myanmar

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Chainalysis mengungkap adanya aliran dana berbasis kripto dalam aktivitas kejahatan dengan skema pig butchering di Myanmar.
  • Informasi yang didapatkan dari Analis Global di Global Fusion Center of IJM itu juga menyebutkan bahwa aktivitas pig butchering dijalankan oleh mereka yang juga menjadi korban dalam perdagangan manusia.
  • Kuat dugaan, mata uang kripto yang digunakan oleh para pelaku kejahatan di Myanmar adalah Tether USD (USDT).
  • promo

Perusahaan analitik blockchain Chainalysis berhasil mengungkap adanya aliran dana berbasis kripto dalam aktivitas kejahatan di Myanmar.

Dalam laporan terbarunya, Chainalysis mengatakan bahwa terdapat dua alamat kripto yang selama ini aktif menerima dana dalam bentuk mata uang virtual senilai kurang dari US$100 juta.

Kedua alamat itu tercatat aktif selama beberapa waktu dan memiliki hubungan dengan kegiatan penipuan dengan skema pig butchering. Dua alamat crypto wallet tersebut diduga dimiliki oleh entitas yang berada di kawasan KK Park, sebuah kompleks tenaga kerja ilegal yang digadang-gadang cukup populer di wilayah Asia Tenggara.

Alur penerimaan dana kripto oleh grup penipu di Myanmar | Sumber: Chainalysis
Alur penerimaan dana kripto oleh grup penipu di Myanmar | Sumber: Chainalysis

Informasi yang didapatkan dari Analis Global di Global Fusion Center of the International Justice Mission (IJM), Eric Heintz, itu juga menyebutkan bahwa aktivitas pig butchering dijalankan oleh mereka yang juga menjadi korban dalam perdagangan manusia.

Geng kriminal yang terlibat biasanya merekrut orang tertentu dan dijanjikan untuk bekerja di perusahaan yang layak. Namun, yang terjadi sebaliknya. Alih-alih mendapatkan pekerjaan yang legal mereka malah dipaksa untuk melakukan tindak penipuan.

“Kelompok kriminal tersebut juga kerap meminta uang tebusan kepada keluar pekerja dalam bentuk mata uang kripto. Selain itu, mereka juga menggunakan wallet yang sama untuk dana penampungan penipuan,” jelas Heintz.

Berhubungan dengan Perusahaan Cina

Analisis dari Chainalysis menyebutkan dari dua alamat wallet yang diberikan Heintz, terdapat aktivitas on-chain yang berhubungan dengan perusahaan asal Cina. Sejak aktif pada Juli 2022 lalu, alamat tersebut menerima arus masuk dalam bentuk mata uang kripto hampir mencapai US$100 juta.

Kuat dugaan, mata uang kripto yang digunakan oleh para pelaku kejahatan di Myanmar adalah Tether USD (USDT).

Menariknya, pada November tahun lalu, Tether mengaku telah membekukan dana sebesar US$225 juta dalam bentuk USDT dari aktivitas yang berhubungan dengan sindikat kejahatan di Asia Tenggara. Aksi yang dilakukan bersama dengan crypto exchange OKX itu juga melibatkan peran Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat (AS) dalam proses penyelidikan.

Adanya temuan terbaru di KK Park dipercaya akan semakin menambah berat beban Tether dalam dugaan keterlibatan mata uang virtualnya untuk tujuan terlarang. Pasalnya, pada Januari kemarin, Tether juga sempat mendapatkan peringatan dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa mata uang besutannya telah menjadi metode pembayaran utama bagi pelaku pencucian uang dan penipu di Asia Tenggara.

Kemampuannya untuk memberikan transaksi berkecepatan tinggi dan tidak bisa diubah disebut menjadi pemantik dalam melonjaknya penggunaan Tether oleh kelompok kejahatan.

Jackie Burns Koven, Kepala Intelijen Ancaman Siber Chainalysis, menyebutkan kasus ini memperlihatkan gambaran tentang apa yang terjadi dalam skala yang lebih besar.

Penipuan Kripto Juga Disebut Melibatkan TRON

Tidak hanya Tether, menurut laporan, sebagian besar kripto senilai ratusan juta yang dilacak ke perusahaan di KK Park juga berlangsung di blockchain TRON.

“Kami melihat banyak penipuan yang memanfaatkan Tether dan Tron. Stabilitas harga Tether adalah media yang menarik, ditambah biaya transaksi dari Tron juga rendah,” jelas Koven.

Beberapa pihak menduga bahwa berbagai isu miring yang menimpa TRON jugalah yang akhirnya membuat Circle, penerbit stablecoin USD Coin (USDC), menghentikan penerbitan mata uang virtualnya di jaringan Tron.

Walau demikian, dalam pandangan Koven, fakta bahwa pelaku kejahatan menggunakan blockchain dan mata uang kripto, memberikan peluang bagi penegak hukum untuk menghentikan aktivitas ilegal, karena semuanya bisa dilacak di ledger.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori