Lihat lebih banyak

Chainalysis: 53,4% Token ERC-20 di DEX Terindikasi Pump and Dump

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Chainalysis dalam laporan menyebutkan 53,4% dari token ERC-20 yang tercatat di DEX Ethereum memiliki indikasi pump and dump.
  • Meskipun tidak merinci mana saja token yang terindikasi menggunakan skema tersebut, tetapi dalam penelitiannya, disebutkan terdapat satu operator alamat yang merilis 81 jenis token berbeda untuk menghasilkan keuntungan sekitar US$830 ribu.
  • Selain itu, para aktor jahat juga bisa terlibat dalam wash trading. Lewat skema itu, pelaku melakukan pembelian dan penjualan aset yang sama secara bersamaan.
  • promo

Chainalysis, platform analitik blockchain, dalam laporan terbarunya menyebutkan 53,4% dari token ERC-20 yang tercatat di decentralized exchange (DEX) memiliki indikasi penipuan. Meskipun volume perdagangan dari token tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan seluruh volume perdagangan token di DEX, tetap saja hal itu menunjukkan bahwa industri aset digital masih dibayangi oleh aktivitas manipulasi pasar.

Dalam publikasi yang diterbitkan pada 1 Februari kemarin, Chainalysis menyebut setidaknya, sekitar puluhan ribu token tersebut terindikasi melakukan skema pump and dump.

Istilah pump and dump sendiri mengacu pada aktivitas untuk mengerek harga token naik ke level tertentu (pump) dan mengambil keuntungan dari selisih kenaikan harga. Begitu target harga sudah sesuai yang diinginkan, aktor tersebut biasanya akan langsung membuang tokennya dalam jumlah besar (dump), yang pada akhirnya membuat stok dipasar melimpah dan menyebabkan penurunan harga dengan cepat.

Skema tersebut umumnya memengaruhi investor FOMO. Data dari Chainalysis mengungkap sepanjang Januari hingga Desember tahun lalu, sekitar 370.000 token berhasil meluncur pada jaringan Ethereum. Dari jumlah tersebut, 168.600 di antaranya tersedia untuk diperdagangkan setidaknya pada 1 DEX.

Jumlah token yang meluncur di Ethereum | Sumber: Chainalysis

“Upaya manipulasi token biasanya melibatkan individu ataupun kelompok. Mereka merilis token baru atau membeli sejumlah besar token yang memiliki volume rendah dalam jumlah besar. Setelah itu, mereka akan memanfaatkan media sosial untuk mengglorifikasi proyek tersebut dan membuat peningkatan pembelian secara bertahap.”

Selain itu, para aktor jahat juga bisa terlibat dalam wash trading. Lewat skema itu, pelaku melakukan pembelian dan penjualan aset yang sama secara bersamaan. Tujuannya untuk memperlihatkan adanya aktivitas dari token yang dituju. Jika berhasil, maka investor yang FOMO akan mengikuti pola tersebut dan berbondong-bondong masuk, sehingga harganya bakal terkerek.

Likuiditas Token Pump and Dump Hanya US$300

Meskipun tidak merinci mana saja token yang terindikasi menggunakan skema tersebut, tetapi dalam penelitiannya, disebutkan terdapat satu operator alamat yang merilis 81 jenis token berbeda untuk menghasilkan keuntungan sekitar US$830 ribu.

Namun, secara rerata, token yang diindikasikan terlibat dalam manipulasi pasar hanya menghasilkan keuntungan masing-masing US$2.672 per token. Jumlah tersebut hanya berkontribusi 1,3% dari total volume perdagangan pada DEX di Ethereum tahun lalu.

“Token-token tersebut saat ini memiliki likuiditas US$300 atau bahkan kurang. Hal itu menunjukkan bahwa aktivitas pasar untuk token tersebut berhenti setelah penghapusan likuiditas,” tambah Chainalysis

Salah satu alamat yang dicurigai sudah menghapus lebih dari 70% likuiditas di liquidity pool token DEX yang menunjukkan bahwa pemegang token terbesar sudah melepas kepemilikannya. Dalam beberapa kasus, alamat tersebut menghapus likuiditas token dalam beberapa minggu setelah peluncuran pertama.

Menurut Chainalysis, terdapat 90.408 token yang memenuhi skema tersebut. Jumlah itu mewakili 24,4% token yang dirilis pada Ethereum dan 53,6% token yang terdaftar di DEX.

Pelaku Manfaatkan Momen Pergantian Tahun

Momentum pergantian tahun juga tidak luput dari para manipulator. BeInCrypto sebelumnya melaporkan, token Tellor (TRB) mengalami modus pump and dump di tengah pergantian tahun 2023 ke 2024.

Kala itu, berdasarkan data CoinMarketCap dan CoinGecko, dalam 24 jam terakhir volume perdagangan token TRB tercatat mencapai lebih dari US$2 miliar di pasar spot. Namun, angka lebih besar lagi dicatat oleh CoinGlass, yang menyebutkan volume perdagangan derivatif token TRB mencapai lebih dari US$21 miliar di 24 jam terakhir.

Jika mengacu pada perdagangan hari ini (2/2), token TRB sudah tertekan 34,6% selama 1 bulan ke belakang. Tepatnya, dari US$173,26 pada awal Januari menjadi US$114,04 pada perdagangan sekarang.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori