Lihat lebih banyak

Ingin Dirikan Crypto Exchange Baru, Co-founder 3AC Cari Pendanaan US$25 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Su Zhu dan Kyle Davies, co-founder dari 3AC, berharap dapat mengumpulkan pendanaan US$25 juta untuk memulai crypto exchange baru bernama GTX.
  • Selain co-founder 3AC, GTX juga didukung oleh Mark Lamb dan Sudhu Arumugam, yang mendirikan crypto yield platform CoinFLEX dan saat ini sedang dalam proses restrukturisasi.
  • Sayangnya, rencana ini mendapatkan komentar sinis dari sejumlah pemain di industri kripto.
  • promo

Su Zhu dan Kyle Davies, co-founder dari hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC) yang kini telah bangkrut, berharap dapat mengumpulkan pendanaan senilai US$25 juta untuk memulai crypto exchange baru bernama GTX.

3AC adalah salah satu dana lindung nilai (hedge fund) terbesar di dunia kripto, sebelum akhirnya runtuhnya ekosistem Terra pada Mei 2022 membuatnya turut menghadapi kerugian yang signifikan.

Perusahaan penasihat keuangan Teneo telah menangani likuidasi aset 3AC, dan mereka pun telah mengajukan kebangkrutan Bab 15 di New York, Amerika Serikat (AS). Sejumlah pihak menduga bahwa Su Zhu saat ini tinggal di Dubai dan Kyle Davies tinggal di Bali.

Selain co-founder 3AC, GTX juga didukung oleh Mark Lamb dan Sudhu Arumugam, yang mendirikan crypto yield platform CoinFLEX dan saat ini sedang dalam proses restrukturisasi. Tim eksekutif GTX juga terdiri dari beberapa eksekutif CoinFLEX lainnya.

Kabar penggalangan dana ini datang sekitar 2 bulan setelah crypto exchange FTX yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried (SBF) mengalami krisis parah hingga hancur dan menyengsarakan lebih dari 1 juta kreditur.

GTX, yang diusung co-founder 3AC dan CoinFLEX, ingin mengambil keuntungan dari situasi itu dengan menawarkan para deposan kemampuan untuk mentransfer klaim mereka di FTX ke GTX dan kemudian menerima kredit langsung dalam token yang disebut USDG.

Menangkap Market dari Perusahaan Kripto yang Bangkrut

Harga Altcoin Turun Bear market crypto winter

Menariknya, nama GTX merupakan evolusi dari nama FTX. Dalam pitch deck GTX, dibuka dengan kalimat ‘karena G datang setelah F’.

“Pengguna FTX menjual klaim dengan nilai nominal sekitar 10% [dari total aset mereka] untuk likuiditas segera atau menunggu lebih dari 10 tahun hingga pengadilan kebangkrutan memproses pencairan itu,” bunyi pitch deck GTX.

Pernyataan bahwa investor harus menunggu lebih dari 10 tahun untuk mendapatkan kembali aset mereka berkaca dari kasus Mt.Gox yang sampai saat ini masih menunggu untuk memulihkan dana mereka, hampir satu dekade kemudian. Dengan hadirnya GTX, mereka berjanji untuk memecahkan persoalan tersebut.

GTX diharapkan dapat mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan FTX dan memperluas ke market yang diregulasi seperti di sektor saham.

Mereka akan memanfaatkan teknologi CoinFLEX untuk membangun crypto exchange dan tim hukum akan bertanggung jawab untuk mengawasi klaim yang akan datang untuk semua kebangkrutan perusahaan kripto seperti Celsius Network hingga BlockFi.

Crypto exchange baru ini konon ingin diluncurkan sesegera mungkin, dan berpotensi secepatnya dirilis pada bulan Februari mendatang. Mereka memperkirakan bahwa ukuran market ‘klaim kripto’ dari perusahaan yang telah bangkrut bernilai sekitar US$20 miliar.

Nama GTX Bisa Saja Berubah

Menyambut wacana kehadiran GTX, co-founder dan CEO market maker kripto Wintermute, Evgeny Gaevoy, mengatakan, “Jika Anda berinvestasi ke crypto exchange yang didirikan co-founder CoinFLEX dan 3AC, Anda mungkin akan merasa sedikit lebih sulit untuk bekerja dengan Wintermute di masa mendatang (dalam sisi membangun hubungan). Saya tidak akan berpartisipasi dalam putaran pendanaan mereka. Jadi, berhati-hatilah.”

Sementara itu, Nic Cartner, partner di Castle Island Ventures, mengolok-olok GTX dengan menyebut, “Penipu yang dipermalukan bekerja sama dengan penipu yang dipermalukan lainnya untuk memperdagangkan klaim dari crypto exchange penipuan yang runtuh. Kedengarannya dapat didukung.”

Di tengah meningkatnya komentar sinis tentang GTX, pihak CoinFLEX berusaha mengklarifikasi rencananya bersama co-founder 3AC. Mereka mengatakan bahwa pitch deck yang bocor pada hari Senin (16/1) itu tidak akan benar-benar menggunakan nama GTX. Itu diklaim berfungsi sebagai nama sementara saja.

Pihak CoinFLEX menambahkan bahwa mereka berpotensi akan melakukan rebranding menjadi entitas baru.

Sementara itu kepada WSJ, Su Zhu membenarkan bahwa GTX bukanlah ‘nama akhir’ atau sudah pasti dari entitas baru itu. Bersama pihak CoinFLEX, mereka kemungkinan akan memutuskan nama untuk entitas baru itu pada minggu depan.

Bahkan, Su Zhu mengatakan beberapa kreditur 3AC akan memiliki opsi untuk mengubah klaim mereka menjadi saham ekuitas di perusahaan baru tersebut.

Bagaimana pendapat Anda tentang niatan para pendiri Three Arrows Capital untuk mendirikan bisnis baru? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori