Seorang crypto whale raksasa terekam memindahkan token PENDLE senilai US$3,8 juta ke Binance kemarin (8/7).
Transaksi ini melibatkan 1,1 juta token PENDLE, merujuk pada data Lookonchain. Meski begitu, whale ini masih menampung 1 juta PENDLE, yang bernilai sekitar US$3,5 juta.
Efek Aktivitas Crypto Whale ke Market PENDLE
Aktivitas crypto whale ini melampaui serangkaian transfer yang sebelumnya belum lama ini. Selama periode 9 Februari sampai 27 April 2023, sang whale tercatat mengumpulkan 3,44 juta token PENDLE dari centralized exchange (CEX) dan decentralized exchange (DEX). Harga beli rata-rata selama periode ini adalah US$0,32 per token.
Transaksi-transaksi ini mengindikasikan bahwa sang whale berencana untuk menjual sebagian dari kepemilikannya. Seperti diketahui, aksi jual dalam jumlah besar oleh whale bisa berdampak ke harga pasar dan sentimen. Karenanya, pelaku pasar lainnya dengan cermat mengamati pergerakan ini. Mereka mengantisipasi segala kemungkinan perubahan harga.
- Baca Juga: Apa itu Restaking Ethereum?
Dengan harga pasar PENDLE saat ini, strategi investasi crypto whale satu ini telah membuahkan profit yang substansial. Harga PENDLE sendiri sudah melesat tajam selama setahun terakhir. Dari harga US$0,92 tahun lalu, token ini sukses mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH) di US$7,50 pada bulan April 2024. Namun, pada saat publikasi, harga PENDLE sudah stabil lagi dan diperdagangkan seharga US$3,54.
Bagaimanapun, pertumbuhan ini telah menjadikan PENDLE sebagai topik yang menarik minat para investor. Trader kripto Daan Crypto turut mengomentari kinerja PENDLE baru-baru ini.
“PENDLE telah kehilangan banyak profit belakangan ini. Dari salah satu yang berkinerja terkuat menjadi salah satu yang terlemah. Saya mengamati responsnya pada level terendah ini dan mungkin akan tertarik jika kita mampu mempertahankan level terendah Mei ini. Untuk saat ini, tidak ada posisi.”
Daan Crypto, Trader
Adapun Pendle Finance adalah protokol perdagangan yield berbasis Ethereum di balik PENDLE. Protokol ini menggunakan pendekatan unik untuk yield farming. Pendle memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan token sembari tetap mendulang yield yang besar dengan membagi aset menjadi Principal Token dan Yield Token. Terbukti, model ini berhasil mendongkrak popularitas Pendle di kancah DeFi.
Sejumlah perkembangan teranyar di Pendle Finance cukup menarik. Kamis (4/7) lalu, total value locked (TVL) Pendle turun 40% akibat sejumlah pasar berakhir. Sejak Rabu (3/7), para pengguna tercatat sudah menarik hampir US$3 miliar, terutama dalam token liquid restaking.
Beberapa pasar, termasuk Ether.Fi (eETH) dan Renzo (ezETH) baru-baru ini berakhir, sehingga mengakibatkan gelombang penarikan dana. Para investor dapat mengalihkan token mereka ke market yang baru, hanya saja insentif yang ditawarkan kurang menarik.
Walau begitu, TVL Pendle tetap mengesankan di angka US$3,66 miliar. Ini mewakili reli 1.141% secara year-to-date (YTD). Pertumbuhan eksponensial Pendle ini bahkan turut memancing tokoh-tokoh industri terkemuka, termasuk Co-founder BitMEX, Arthur Hayes, untuk menjuluki proyek ini sebagai “masa depan DeFi”.
Bagaimana pendapat Anda tentang aksi crypto whale PENDLE ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.