Trusted

Dalang Peretas FTX Sekitar US$400 Juta Akhirnya Terungkap

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dalam perkembangan terbaru, terdapat 3 orang yang didakwa oleh jaksa Amerika Serikat (AS) melakukan serangkaian serangan SIM swap untuk meraup kripto di FTX.
  • Jaksa AS mendakwa ketiga orang tersebut melakukan serangan SIM swap dengan mencuri identitas 50 korban dan menyakinkan penyedia telekomunikasi untuk memasukkan nomor telepon korban untuk mereka kuasai.
  • Kabar terungkapnya dalang peretas FTX datang setelah perusahaan tersebut berniat membayar kembali para pelanggan lamanya secara penuh.
  • promo

Kini, dalang peretas crypto exchange FTX sekitar US$400 juta akhirnya terungkap. Ketika insiden itu terjadi beberapa jam setelah FTX mengajukan kebangkrutan pada 11 November 2022, banyak pihak yang yakin itu adalah pekerjaan orang dalam di FTX.

Dalam perkembangan terbaru, terdapat 3 orang yang didakwa oleh jaksa Amerika Serikat (AS) melakukan serangkaian serangan SIM swap untuk meraup kripto di FTX. Saat ini, ketiganya didakwa melakukan konspirasi penipuan wire dan pencurian identitas.

Berdasarkan pengajuan berkas pada 24 Januari lalu di Pengadilan Distrik Washington D.C., jaksa federal AS mendakwa Robert Powell, Carter Rohn, dan Emily Hernandez, melakukan serangan SIM swap dengan mencuri identitas 50 korban dan menyakinkan penyedia telekomunikasi untuk memasukkan nomor telepon korban untuk dikuasai 3 terdakwa tersebut.

Sebagai informasi, serangan SIM swap memungkinkan pelaku mencegat kode otentikasi multi-faktor yang sering digunakan untuk login ke berbagai platform seperti crypto exchange.

Beberapa tokoh dan proyek kripto terkenal telah menjadi korban SIM swap. Akun media sosial X (Twitter) Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS juga menjadi sasaran serangan SIM swap ketika secara tidak sah mengumumkan persetujuan exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot pada 9 Januari lalu.

Begini Cara Peretas Curi Kripto di FTX

Dokumen pengadilan merinci serangan terhadap salah satu korban. Pada 11 dan 12 November 2022, Emily Hernandez diduga menyamar sebagai karyawan di perusahaan yang menjadi korban.

Kemudian, Robert Powell memperoleh akses ke akun sim card At&T milik korban. Lantas, terdakwa mengakses akun perusahaan yang menjadi korban SIM swap dan mentransfer sekitar US$400 juta dalam bentuk kripto.

Perusahaan keamanan blockchain Elliptic pada hari Kamis (1/2) mengatakan bahwa tampaknya FTX adalah perusahaan yang menjadi korban dalam kasus SIM swap tersebut.

Pasalnya, crypto wallet FTX memiliki beberapa transaksi tidak sah dengan total sekitar US$400 juta dalam beberapa jam setelah mengajukan kebangkrutan pada 11 November 2022.

Bloomberg juga mengutip 2 sumber yang mengonfirmasi bahwa perusahaan yang menjadi korban dalam kasus SIM swap itu adalah FTX.

Adapun dana curian dari FTX itu sebagian dikirim ke crypto exchange Kraken tidak lama setelah aksi peretasan. Nick Percoco, Chief Security Officer Kraken, pada 12 November 2022 mengatakan bahwa mereka mengetahui identitas pengguna tersebut.

Selama berbulan-bulan setelahnya, crypto wallet milik peretas FTX memindahkan dana melalui berbagai crypto bridge dan blockchain untuk mencoba mencuci kripto yang mereka curi.

Akan Kembalikan Dana Pelanggan dan Tak Beroperasi Lagi

Kabar terungkapnya dalang peretas FTX datang setelah perusahaan tersebut berniat membayar kembali para pelanggan lamanya secara penuh. Namun, crypto exchange yang telah hancur ini tidak akan melakukan reboot.

Sayangnya, pemulihan penuh aset para pelanggan didasarkan pengajuan kebangkrutan FTX pada 11 November 2022.

Saat ini, harga Bitcoin (BTC) telah berada di atas US$40.000. Sementara itu, harga BTC jatuh di bawah US$20.000 ketika FTX mengalami kehancuran.

“Banyak dari klaim itu didasarkan pada mata uang yang nilainya menurun drastis dalam periode penuh gejolak menjelang tanggal petisi [kebangkrutan FTX],” kata pengacara Komite Kreditur FTX, Kris Hansen, pada hari Rabu (31/1).

Banyak dari pelanggan dan kreditur FTX tidak akan merasa bahwa ini adalah pembayaran penuh yang sebenarnya. Namun, tanggal permohonan kebangkrutan FTX dinilai adalah tanggal yang perlu digunakan.

“Berdasarkan bukti-bukti yang diajukan dan dalil-dalil yang dikemukakan dalam surat-surat dan persidangan, saya berpendapat bahwa perkiraan tersebut tepat dan metodologi debitur [pengelola FTX] dalam memperkirakan tagihan adalah adil dan masuk akal,” jelas hakim yang memimpin sidang kebangkrutan FTX.

Terkait batal memulai kembali operasi, Andrew Dietderich, selaku pengacara FTX, menerangkan bahwa, “Kekecewaan terkait adalah FTX 2.0. Kami masih memiliki data dan informasi pelanggan yang berharga untuk dimonetisasi. Namun, setelah upaya yang melelahkan, tidak ada investor yang siap memberikan modal yang dibutuhkan untuk memulai kembali crypto exchange luar negeri.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori