Stablecoin USD Coin (USDC) disebut-sebut menjadi ‘pemenang’ dari runtuhnya stablecoin algoritmik terdesentralisasi TerraUSD (UST) dan merosotnya kepecayaan pada Tether USD (USDT). Dalam agenda pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2022, salah satu sosok penting di balik USDC mendapat kesempatan memberikan pandangannya tentang ‘era baru uang digital’.
Jeremy Allaire, co-founder & CEO Circle Finance Internet, mengatakan bahwa sistem uang digital yang dibangun di atas blockchain harus mempertahankan kualitas uang fisik untuk menarik lebih banyak pengguna di negara berkembang, serta harus dapat melakukannya tanpa batasan peraturan.
Sosok penting dari Circle Internet Financial itu hadir dalam panel diskusi ‘Remittances for Recovery: A New Era of Digital Money’ bersama Brad Garlinghouse selaku CEO Ripple (XRP) dalam agenda hari pertama WEF 2022 pada Senin (23/5).
Sebagai informasi, Circle bersama crypto exchange Coinbase pada 2018 mendirikan CENTRE Consortium yang merupakan entitas di balik USD Coin (USDC), stablecoin yang dipatok ke dolar Amerika Serikat (AS) dengan basis 1:1.
CEO Circle Banggakan Kualitas Uang Fisik
Dalam pertemuan tahunan WEF ini, CEO Circle membahas semua fitur yang menjadikan uang fisik sebagai media pertukaran yang ideal. Dia mengatakan bahwa ada alasan mengapa uang tunai adalah raja; mengacu pada portabilitas, privasi, dan peran uang fisik dalam mengamankan kedaulatan individu.
“Uang tunai adalah produk yang sangat hebat. Orang-orang menyukai uang tunai. Ini bersifat pribadi dan aman, ini adalah instrumen yang memberikan penyelesaian akhir antara Anda dan orang lain,” kata Jeremy Allaire.
Alasan mengapa orang-orang di negara-negara seluruh dunia sebenarnya lebih memilih uang tunai daripada uang seluler karena itu memberi mereka lebih banyak kedaulatan dan memberi lebih banyak kebebasan ekonomi. Demikian klaim sang CEO Circle.
Meski begitu, Jaremy Allaire melihat ada banyak masalah kebijakan dan peraturan yang membatasi kekuatan memindahkan uang, yang melucuti kebebasan ekonomi orang-orang.
“Kita harus berpikir untuk memecahkan masalah ini melalui membangun model yang benar-benar menyediakan bentuk uang digital dengan fitur yang membuat uang tunai menarik bagi orang-orang,” katanya.
Sesuatu yang sederhana seperti SIM card di smartphone memungkinkan banyak orang di seluruh dunia berpartisipasi dalam internet global. Identitas seluler seharusnya juga memungkinkan orang-orang menggunakan dompet digital untuk mengirim dan menerima cryptocurrency seperti USDC.
- Baca Juga: Kripto Aset Spekulatif & Sangat Berisiko, Presiden Bank Sentral Eropa: CBDC Euro Digital Lebih Baik
USDC Diklaim Paling Transparan & Terpercaya
Di dunia kripto, stablecoin memiliki beragam fungsi yang tidak hanya terbatas pada pengiriman uang, tetapi juga dari menjadi dana lindung nilai sampai sebagai sarana pinjam-meminjam dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Dalam kesempatan berbeda pada 13 Mei 2022, Chief Financial Officer (CFO) Circle, Jeremy Fox-Geen, mengklaim bahwa USDC sejak awal bertujuan menjadi stablecoin yang paling transparan dan terpercaya.
Dia menjabarkan bahwa USDC selalu didukung oleh nilai setara aset berdenominasi dolar AS. Selain itu, cadangan USDC disebut disimpan dalam pengawasan lembaga keuangan AS terkemuka termasuk BlackRock dan Bank of New York Mellon.
“Cadangan USDC dimiliki seluruhnya dalam bentuk ‘tunai’ serta ‘olbigasi jangka pendek’ Pemerintah AS yang terdiri dari US Treasuries dengan jangka waktu 3 bulan atau kurang,” jelasnya.
Pernyataan ini muncul dalam blog berjudul ‘How to Be Stable’ sebagai respon dari stablecoin algoritmik terdesentralisasi UST yang kehilangan pasaknya terhadap dolar AS.
Tulisan tersebut mengilustrasikan bahwa 100% USDC terdiri dari 22,9% uang fiat senilai US$11,6 miliar dan 77,1% dalam bentuk US Treasures senilai US$39 miliar yang totalnya adalah US$50,6 miliar dan setara dengan 50,6 miliar USDC yang beredar.
USDC ‘Pemenang’ Crypto Crash Baru-baru Ini
Dalam kehancuran spektakuler stablecoin UST, sebenarnya USDT juga mengalami tekanan hebat. Stablecoin yang didukung oleh Tether Operations Limited itu awalnya memiliki market cap atau kapitalisasi pasar US$83 miliar pada 6 Mei 2022.
Namun, USDT kemudian berjuang cukup serius untuk mempertahankan posisinya agar tetap setara dengan dolar AS. Adapun market cap USDT diketahui telah merosot menjadi US$73 miliar pada 23 Mei 2022.
Di sisi lain, USDC diketahui merupakan stablecoin dengan market cap terbesar kedua setelah USDT. Pada 6 Mei 2022, market cap USDC baru mencapai di kisaran US$48 miliar. Namun, market cap USDC lantas melonjak menjadi US$53 miliar pada 23 Mei 2022.
Dari sinilah kemudian muncul premis bahwa USDC dinilai sebagai ‘pemenang’ dalam momen crypto crash baru-baru ini.
Tuduhan Miring dalam Kehancuran Stablecoin UST
Hal ini menjadi kian menarik untuk diamati. Pasalnya pada 12 Mei lalu, BlackRock yang merupakan perusahaan manajemen investasi dan perusahaan market maker Citadel Securities sempat membantah bahwa mereka terlibat dalam hal yang memicu crash dramatis stablecoin UST yang turut melahirkan efek domino pada native token Terra (LUNA).
Respon ini diberikan setelah muncul desas-desus yang menyebar dengan cepat dan luas bahwa mereka telah bersama-sama meminjam 100.000 Bitcoin atau sekitar US$3 miliar (Rp43 triliun) dari crypto exchange Gemini untuk membeli UST, dengan tujuan untuk ‘menghabisi’ proyek Terra-LUNA-UST.
Terkait hal ini, Gemini telah membuat tweet di Twitter pada 11 Mei bahwa mereka membantah memberikan pinjaman 100.000 Bitcoin ke rekanan institusional besar.
Seperti yang diketahui, Black Rock bersama Fidelity, Marshall Wace, dan Fin Capital, mengucurkan investasi senilai US$400 juta (Rp5,7 triliun) untuk Circle Internet Financial pada April 2022. Adapun BlackRock turut menjadi primary reserve manager untuk cadangan tunai stablecoin USDC.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.