Lihat lebih banyak

Efek Lonjakan Hash Rate, Tekanan Jual dari Bitcoin Miner Kian Intens

3 mins
Oleh Martin Young
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bitcoin miner kini berada di bawah tekanan besar untuk menjual BTC mereka akibat lonjakan hash rate serta biaya energi yang mahal.
  • Hash rate total baru-baru ini mencapai rekor 425 EH/s, membuat dunia Bitcoin mining menjadi lebih kompetitif dan intensif.
  • Meskipun ada kemajuan dalam hal ESG Bitcoin, turunnya harga BTC serta biaya yang terus meningkat mendorong miner ke ambang stres pendapatan.
  • promo

Kalangan Bitcoin miner kini semakin merasa terdesak untuk menjual sebagian dari BTC mereka, yang dapat menambah tekanan penurunan pada harga. Kondisi ini berlangsung di tengah melambungnya hash rate dan biaya energi yang terus mencekik.

Para miner kini mengirimkan semakin banyak BTC mereka ke centralized exchange (CEX), yang bisa menjadi pertanda awal dari niat mereka untuk menjual aset untuk menutupi biaya yang semakin membengkak.

Aksi Jual oleh Bitcoin Miner

Pada 28 September, analis kripto Miles Deutscher menyoroti salah satu hambatan pasokan terbesar Bitcoin, yakni meningkatnya tekanan jual dari para miner.

Hash rate dan kesulitan yang telah menyentuh puncak, ditambah lagi dengan harga energi yang melonjak, telah berkontribusi besar pada penurunan profitabilitas mining, ungkapnya.

“Dengan reward yang akan dipotong setengahnya melalui halving, miner mungkin terpaksa menjual (aset) untuk mengamankan modal.”

Benar saja, menurut temuan Glassnode, aksi jual ini sudah mulai terjadi dengan tercetaknya rekor jumlah Bitcoin yang dikirimkan ke berbagai crypto exchange oleh para miner.

Percent of miner revenue sent to exchanges. Source: X/@milesdeutscher
Persentase pendapatan miner yang dikirim ke crypto exchange | Sumber: X/@milesdeutscher

Menurut Blockchain.com, total hash rate telah mencapai rekor tertinggi sebesar 425 EH/s (exahash per detik) pekan lalu. Selain itu, metrik ini tercatat juga telah meningkat sebesar 68% sejak awal tahun.

Tak hanya itu, tingkat kesulitan jaringan (network difficulty) juga berada pada puncak tertingginya sebesar 57 T, dengan kenaikan 63% sejak awal tahun.

Kedua indikator ini menyebabkan aktivitas Bitcoin mining menjadi lebih kompetitif dan intensif yang akhirnya berakibat pada penurunan profitabilitas.

Sementara itu, hash price, yang dihitung dalam dolar per terahash per detik per hari, telah turun menjadi hanya US$0,06, menurut Hashrate Index. Tak berhenti sampai di situ, profitabilitas mining terpantau juga anjlok hingga 85% sejak puncak bull market ketika masih mencapai US$0,40/TH/s/hari.

Di sisi lain, ordinal inscription Bitcoin telah memberikan sedikit keringanan bagi para miner yang sedang kesulitan tahun ini. Namun sayangnya, hal ini tidak cukup untuk mengimbangi kebutuhan mereka untuk menjual aset.

Awal pekan ini, Glassnode mencatat bahwa kemungkinan besar miner saat ini berada “di ambang stres pendapatan, dengan profitabilitas mereka akan diuji kecuali jika harga BTC meningkat dalam waktu dekat.”

Kemajuan dalam ESG BTC Mining

Lesunya harga BTC tentunya juga tidak memberi keuntungan bagi para miner. Aset ini gagal melampaui resistance di atas US$30rb untuk ketiga kalinya tahun ini, dan malah kembali merosot ke zona US$26.000.

Di sisi lain, ada kabar baik. Aspek ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) Bitcoin terus menunjukkan perbaikan. Hal ini tidak lain berkat aktivitas mining yang sekarang sudah memanfaatkan semakin banyak energi terbarukan daripada sebelumnya.

Pada 26 September, berbagai media arus utama mengangkat laporan terbaru KPMG mengenai potensi kontribusi Bitcoin pada kerangka kerja ESG global.

“Laporan terbaru KPMG menjadi bukti kuat atas kontribusi positif Bitcoin dalam hal aspek-aspek ESG, yang semakin memperkuat citra mata uang kripto di [mata masyarakat] arus utama.”

Pergeseran Bitcoin ke sumber energi terbarukan dan temuan-temuan riset terbaru faktanya mampu meredam keresahan masyarakat mengenai pola konsumsi energi di dunia mining. Namun, semua ini nampaknya tetap kurang menghibur bagi para Bitcoin miner yang sudah siap untuk melepas sebagian dari kepemilikan mereka.

Bagaimana pendapat Anda tentang lonjakan hash rate yang mengakibatkan tekanan jual dari para Bitcoin miner? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori