Lihat lebih banyak

Ekspansi ke Bhutan, Bitdeer Gandeng DHI Galang Dana US$500 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bitdeer masuk ke wilayah Bhutan dengan menggandeng Druk Holding and Investments (DHI) dan bakal menggalang dana hingga US$500 juta.
  • Ketua Bitdeer Technologies Group, Jihan Wu, mengungkapkan perolehan dana tersebut akan digunakan untuk mendorong industri crypto mining di Bhutan beserta investasi aset digital yang dilakukan DHI.
  • Dalam pengajuannya ke SEC Amerika Serikat, terungkap bahwa Bitdeer rupanya berniat untuk membangun pusat data di wilayah Ohio dan Bhutan.
  • promo

Bitdeer Technologies Group, crypto miner yang berbasis di Singapura, terus memperluas cakupan bisnisnya demi memperkuat penetrasi pasar. Untuk itu, Bitdeer berambisi untuk masuk ke wilayah Bhutan dengan menggandeng perusahaan pelat merah milik Kerajaan Himalaya, yakni Druk Holding and Investments (DHI). Hal tersebut turut menandai langkah perusahaan merambah wilayah Asia lebih dalam.

Langkah tersebut sengaja dilakukan sebagai bentuk strategi perluasan operasi crypto mining perusahaan yang bebas karbon dan ramah lingkungan. Kedua perusahaan juga sudah sepakat untuk menggalang dana hingga US$500 juta atau sekitar Rp7,34 triliun untuk menarik minat investasi dari komunitas internasional yang bakal dimulai pada akhir bulan Mei tahun ini.

Ketua Bitdeer Technologies Group, Jihan Wu, mengungkapkan perolehan dana tersebut akan digunakan untuk mendorong industri crypto mining di Bhutan beserta investasi aset digital yang dilakukan DHI.

Dalam kapasitas tersebut, Bitdeer akan berindak sebagai mitra umum dan DHI menjadi mitra terbatas strategis.

“Penggalangan dana ini juga akan menjadi representasi dalam upaya mendorong jaringan pemangku kepentingan global yang mendukung pertumbuhan dan inovasi di sektor teknologi Bhutan,” jelasnya.

Dengan membidik investor institusi sebagai target pasar, kedua entitas optimistis bisa menjalankan operasional crypto mining hijau yang juga menjadi kekuatan utama Bhutan dalam menyediakan penambangan aset digital nol-emisi.

Pembangunan Pusat Data dan Akuisisi

Chief Executive Officer (CEO) DHI, Ujjwal Deep Dahal, menambahkan, dana yang nantinya terkumpul akan disalurkan ke beberapa opersi greenfield di Bhutan, termasuk pembangunan pusat data dan melakukan insiatif untuk mengakuisisi teknologi terkini.

Lewat aksi tersebut, harapannya dapat mempercepat proses transformasi digital kerajaan dan diversifikasi ekonomi dengan melakukan eksplorasi ke negara berkembang.

Tidak hanya itu, kolaborasi tersebut bakal ikut berpartisipasi dalam pengembangan teknologi hijau yang baru; seperti blockchain, artificial intelligence (AI), machine learning platform kredit karbon, dan metaverse.

“Kemitraaan dengan Bitdeer dimaksudkan untuk meluncurkan pusat data dalam crypto mining bebas karbon yang mewakili investasi dalam ekonomi domestik yang terkoneksi dan berkelanjutan,” tambah Dahal.

Operasi ini menambah lengkap jalur operasi Bitdeer. Sebelumnya, perusahaan telah meluncurkan pusat data di Eropa Utara dan Amerika Utara.

Bitdeer Bidik Ohio dan Bhutan sebagai Lokasi Pusat Data

Crypto Mining Bitcoin Bitdeer DHI Bhutan Druk Holdings

Dalam pengajuannya ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), terungkap bahwa Bitdeer rupanya berniat untuk membangun pusat data di wilayah Ohio, Amerika Serikat dan Bhutan. Dengan langkah tersebut, perusahaan berharap bisa menghasilkan 100 megawatt (MW) dari pasokan listrik 550 MW yang berasal dari Bhutan.

Proses pembangunan pusat datanya sendiri ditargetkan akan mulai dibangun di kuartal dua tahun ini dan rampung di kuartal tiga. Sampai saat ini, perusahaan sudah membangun dan mengoperasikan 3 pusat dana mining eksklusif di AS dan 2 di Norwegia dengan kapasitas listrik agregat sebesar 775 MW.

Ekspansi Bitdeer ke luar wilayah AS merupakan strategi untuk tetap melanjutkan operasi dengan efisien di luar yurisdiksi. Pasalnya, pada 9 Maret lalu, Departemen Keuangan AS merilis Penjelasan Umum Proposal Pendapatan Tahun Fiskal Pemerintah 2024, yang mana salah satu usulannya adalah mengenakan pajak cukai 30% atas penggunaan listrik oleh para crypto miner. Hal tersebut berpotensi terjadinya pembatasan paskan listrik oleh pemasok untuk digunakan para miner.

“Juga berpotensi membatasi atau melarang penyediaan listrik untuk bisnis seperti perusahaan. Jika regulator mengeluarkan moratorium yang melibatkan operasi hosting di wilayah perusahaan beroperasi, maka perusahaan tidak bisa melanjutkan operasi di yurisdiksi tersebut, yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada kondisi keuangan dan operasional,” tulisnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori