Lihat lebih banyak

CEO FTX Berpotensi Terima Uang hingga Rp1,5 Triliun dari Akuisisi Twitter

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), dilaporkan dapat menguangkan hingga US$100 juta (Rp1,5 triliun) dari aksi Elon Musk mengakuisisi Twitter.
  • SBF dikabarkan memiliki saham Twitter senilai sekitar US$50 juta (Rp777,8 miliar) hingga US$100 juta sebelum akuisisi oleh Elon Musk selesai terlaksana.
  • Menggunakan perkiraan nilai tersebut, maka persentase saham Twitter yang dimiliki oleh SBF berkisar antara 0,1% hingga 0,2%.
  • promo

Founder & CEO crypto exchange FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), dilaporkan dapat menguangkan hingga US$100 juta (Rp1,5 triliun) dari aksi Elon Musk mengakuisisi Twitter.

SBF dikabarkan memiliki saham Twitter senilai sekitar US$50 juta (Rp777,8 miliar) hingga US$100 juta sebelum akuisisi oleh Elon Musk bernilai US$44 miliar (sekitar Rp634,76 triliun) selesai pada hari Kamis (27/10) kemarin.

Kabar ini pertama kali dilaporkan The Block pada hari Minggu (30/10) dan turut diberitakan oleh Bloomberg. Menggunakan perkiraan nilai tersebut, maka persentase saham Twitter yang dimiliki oleh SBF berkisar antara 0,1% hingga 0,2%.

Seperti yang diketahui, saham Twitter telah ditangguhkan (suspended) dalam perdagangan hari Jumat (28/10) sebelum secara resmi mengalami delisting pada 8 November mendatang.

Sebelumnya, SBF telah merencanakan untuk menjadi bagian dalam kesepakatan akuisisi Twitter oleh Elon Musk. Namun, pada akhirnya, CEO FTX itu disebut tidak jadi berinvestasi. Pada 3 Oktober lalu, Axios melaporkan bahwa SBF memberi tahu Elon Musk bahwa dia tidak lagi tertarik untuk berinvestasi di Twitter setelah melakukan panggilan telepon di antara keduanya.

SBF Sempat Tertarik Dukung Elon Musk

Sebelumnya, muncul temuan menarik bahwa penasihat SBF mengatakan kepada Elon Musk bahwa CEO FTX itu ‘berpotensi tertarik’ untuk ikut memberi dukungan.

Temuan ini mulai ramai diperbincangkan di Twitter sejak 30 September lalu, didasarkan pada serangkaian pesan pribadi yang dirilis menjelang pertempuran pengadilan antara Elon Musk dan Twitter. Sidang itu akhirnya tidak terjadi, karena Elon Musk memenuhi janjinya.

Berdasarkan berkas sengketa Twitter vs. Elon Musk, muncul temuan menarik bahwa Will MaAskill, seorang ahli etika altruisme dan penasihat utama SBF, mengirim SMS kepada Elon Musk pada bulan Maret lalu mengenai minat sang miliarder kripto itu di Twitter.

“Hei, saya melihat jajak pendapat Anda tentang Twitter dan kebebasan bicara. Saya tidak yakin apakah ini yang Anda pikirkan, tetapi kolaborator saya, yaitu SBF, sementara waktu berpotensi tertarik untuk membelinya dan kemudian membuatnya lebih baik bagi dunia. Jika Anda ingin berbicara dengannya tentang kemungkinan upaya bersama ke arah itu,” tulis MacAskill pada 29 Maret 2022.

Elon Musk menanggapi pesan itu dengan menanyakan apakah SBF memiliki sejumlah besar uang. Pada saat itu, MacAskill mengatakan bahwa SBF memiliki kekayaan sekitar US$24 miliar dan akan bersedia memberikan kontribusi sebanyak US$8 miliar hingga US$15 miliar.

Dalam percakapan itu, MacAskill berusaha untuk mengatur pertemuan antara Elon Musk dan SBF, kemudian membahas pembiayaan dengan bankir Morgan Stanley, yaitu Michael Grimes, pada bulan April. Michael Grimes lalu pada 25 April 2022 memberi tahu Elon Musk bahwa SBF akan bersedia berkomitmen hingga US$5 miliar.

“Saya yakin Anda menyukainya. [SBF] ultra jenius dan pelaku pembangun seperti formula Anda [Elon Musk]. [Dia] membangun FTX dari awal setelah lulus dari MIT. [Dia jadi orang] kedua setelah Michael Bloomberg dalam sumbangan untuk kampanye pemenangan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat (AS),” jelas Michael Grimes.

Dari pihak SBF, muncul ide untuk memperkuat Twitter dengan menambahkan kemampuan blockchain. Namun, Elon Musk tampaknya kurang tertarik dengan pemikiran itu. Musk mengatakan bahwa dirinya tidak ingin berdebat tentang ‘mengutilisasi Twitter dengan blockchain‘ yang melelahkan bersama SBF.

Dalam negosiasi untuk SBF, Michael Grimes sebenarnya menjelaskan bahwa SBF secara khusus mengatakan ‘bagian blockchain hanya jika Elon Musk menyukainya dan tidak akan memaksanya’. Pada akhirnya, ketika pendanaan Elon Musk untuk mengakuisisi Twitter terungkap dalam dokumen yang diterbitkan pada 4 Mei 2022, baik nama SBF atau FTX tidak terdaftar.

Binance Terlibat dalam Akuisisi Twitter

Keputusan SBF tidak jadi berpartisipasi dalam rombongan investor yang mendukung Elon Musk mengakuisisi Twitter kontras dengan yang dilakukan crypto exchange terbesar di dunia Binance.

Pada hari Jumat (28/10) kemarin, pihak Binance mengonfirmasi bahwa mereka menjadi investor ekuitas dalam akuisisi Twitter oleh Elon Musk

Founder & CEO Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, mengatakan, “Kami senang dapat membantu Elon Musk mewujudkan visi baru untuk Twitter. Kami bertujuan untuk berperan dalam menyatukan media sosial dan web3 untuk memperluas penggunaan dan adopsi teknologi kripto dan blockchain.”

Juru bicara Binance mengatakan bahwa komitmen awal mereka tetap sama dan berharap dapat menjajaki peluang untuk menumbuhkan kemitraan di masa depan.

Berdasarkan laporan Reuters, juru bicara Binance menyebut perusahaannya membentuk tim untuk bekerja tentang bagaimana blockchain dan kripto dapat membantu Twitter.

Binance disebut akan melakukan brainstorming rencana dan strategi yang dapat membantu Elon Musk dalam menjalankan platform media sosial tersebut. Tim yang baru dibentuk akan mengeksplorasi bagaimana membangun solusi on-chain untuk mengatasi masalah Twitter, termasuk akun bot.

Bagaimana pendapat Anda tentang kemungkinan CEO FTX menerima uang hingga Rp1,5 triliun dari akuisisi Twitter? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori