Lihat lebih banyak

Flatcoin: Aset Kripto Pertama yang Dipatok ke Biaya Hidup, Solusi Tepat Atasi Inflasi?

3 mins
Oleh Nicole Buckler
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Sebuah aset kripto pendatang baru mengklaim bahwa proyeknya akan bisa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan inflasi.
  • Perusahaan yang membuat aset kripto ini menyebutnya sebagai 'flatcoin'.
  • Lantas, apakah aset ini benar-benar solusi tepat untuk mengatasi inflasi saat ini? Ataukah justru hanya akan menjadi proyek yang bernasib sama seperti Terra?
  • promo

Flatcoin merupakan sebuah proyek yang bertujuan untuk mengatasi inflasi dan berfokus pada stablecoin yang terkait dengan biaya hidup. Apakah aset ini mampu menjadi solusi atas inflasi yang berkecamuk saat ini? Ataukah justru hanya akan menjadi proyek ‘sirkus’ lainnya yang bernasib mirip seperti Terra?

Perusahaan pengembangan blockchain Laguna Labs telah resmi meluncurkan sebuah aset kripto baru yang bernama Nuon. Mereka mengklaim bahwa aset ini adalah “flatcoin” yang over-collateralized dan terdesentralisasi pertama di dunia.

Konsep di balik Nuon adalah bahwa koin ini merupakan aset kripto yang tahan terhadap inflasi dan dirancang untuk melindungi daya beli pengguna. Dengan kata lain, jika kita menggunakan flatcoin, burger yang kita beli hari ini akan sama dengan harga burger yang kita beli lima tahun dari sekarang.

Berikut ini penjelasannya.

Laguna Labs sendiri mengungkapkan, “Tidak seperti kebanyakan stablecoin yang dipatok ke aset yang terdepresiasi seperti dolar AS, nilai flatcoin Nuon didasarkan pada data inflasi harian yang tidak bias, otentik, dan on-chain. Ini berarti [bahwa] daya beli Nuon tetap konstan, atau datar, dari saat dibeli hingga saat dijual.”

Testnet Nuon

Kamu juga bisa langsung menguji coba mekanisme pencetakan Nuon jika kamu berminat. Testnet pertama protokolnya sudah bisa kamu akses di sini. Selain itu, developer dan penggemar kripto juga bisa bergabung dengan proyek baru ini sejak masa-masa awal pengembangan proyek dan mungkin saja dapat menjadi bagian dari proses pertumbuhan (atau kehancuran) proyek ini.

CEO Laguna Labs, Stefan Rust, mengatakan, “ Kripto sudah terlalu lama mengandalkan aset yang terdepresiasi dan terpusat untuk stablecoin-nya. [Hal] ini tidak hanya menghadirkan [risiko] konsentrasi dan risiko pihak lawan, tetapi juga bukan cerminan akurat dari kehidupan orang-orang. [Untuk itu,] Nuon memberikan alternatif yang layak untuk sistem ini dan menjadi aset kripto pertama yang memecahkan masalah besar dunia nyata saat ini: inflasi. Nuon adalah aset digital pertama yang sepenuhnya terdesentralisasi, over-collateralized, dan tahan sensor, [serta] bertujuan membantu orang mempertahankan daya beli mereka.”

Stablecoin

Flatcoin vs Stablecoin

Hingga saat ini, inflasi masih menjadi momok menakutkan bagi setiap negara di seluruh dunia. Apalagi, tingkat inflasi global terus naik signifikan akhir-akhir ini, hingga menyebabkan mata uang fiat terdepresiasi dengan cepat. Di sisi lain, Laguna Labs mengklaim bahwa flatcoin telah menjadi topik hangat di antara sejumlah pendiri perusahaan blockchain.

Contohnya saja, ada Balaji S. Srinivasan, yakni seorang mantan CTO Coinbase, yang telah mencoba meneliti konsep flatcoin dalam serangkaian utas Twitter yang ia unggah. Dalam analisisnya, dia menjelaskan bahwa dia memandang aset tersebut sebagai salah satu metode untuk menghindari depresiasi dolar AS dalam aset digital yang stabil.

Selain itu, dalam podcast baru-baru ini, Vitalik Buterin, sang pendiri Ethereum, juga menjelaskan bahwa aset kripto harus siap untuk melepaskan pasak (de-peg) dari ketergantungan yang berlebihan pada satu aset mapa pun. Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk menghindari potensi konsentrasi serta risiko regulasi apa pun. Kemudian, Buterin menyarankan bahwa pasak terhadap Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index) yang tidak bias atau objektif juga bisa menjadi pilihan alternatif.

Selanjutnya, ada juga Brian Armstrong, pendiri Coinbase, yang memberikan perspektifnya mengenai topik ini. Dalam sebuah kesempatan, ia mengungkapkan, “Dalam ekonomi kripto, saya pikir kita perlu memiliki mata uang yang tidak terkait dengan fiat. Kita punya USD Coin yang didukung satu banding satu oleh dolar, dan kemudian kita punya stablecoin terdesentralisasi seperti DAI. Tapi, akan akan lebih baik untuk memiliki stablecoin yang terhubung dengan daya beli, seperti flatcoin. Misalnya, satu koin [dapat] membelikanmu satu hamburger McDonald’s hari ini, dan harapannya, dalam lima tahun [mendatang], satu koin [itu] masih bisa membelikanmu satu hamburger McDonald’s.”

Apakah aset ini bisa menjadi cara baru untuk mengatasi inflasi? Ataukah justru hanya akan menjadi janji manis semata, seperti proyek-proyek algoritmik lainnya yang akhirnya hilang ditelan waktu? Kami akan terus memberikan update terbarunya kepada Anda.

Bagaimana pendapat Anda tentang flatcoin? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto.

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori